Sepanjang periode 29 Desember 2017 - 20 Agustus 2018, dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami penguatan akibat kebijakan The Fed yang lebih agresif serta adanya ketidakpastian pasar keuangan global. Hal tersebut memicu pelemahan hampir seluruh mata uang dunia.
Rupiah telah mengalami penurunan hingga 7,6%, menjadi Rp14,570 per dolar AS. Namun, penurunan ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara lain.
Penurunan tertajam terjadi pada mata uang Venezuela, bolivar yang melemah hingga 100%, disusul oleh lira Turki sebesar 38,09 persen dan Argentina peso sebesar 37,65 persen. Selain itu, di Asia pelemahan terdalam terjadi pada rupee Pakistan yang merosot hingga 11,11 persen dan Kyat Myanmar sebesar 9,02 persen.