Mendulang Untung dari Bisnis Ikan Pindang

Penulis:
Editor: Arsip
20/4/2016, 14.00 WIB

Guna memanfaatkan sumber daya perikanan yang melimpah sekaligus meningkatkan konsumsi ikan nasional, pemerintah berupaya memacu pengembangan bisnis pengolahan ikan domestik. Bisnis pemindangan ikan menjadi pilihan potensial, karena biaya rendah dan mudah dikembangkan.

Setidaknya, terdapat lima keunggulan bisnis ikan pindang. Pertama, selain menyerap tenaga cukup banyak, pemindangan ikan mengeluarkan biaya tenaga kerja minim, hanya Rp 500 ribu per pekerja setiap bulannya. Ini berbeda dengan dengan industri pendinginan, pembekuan dan pengalengan yang mengeluarkan biaya tenaga kerja masing-masing Rp 1 juta, 1,3 juta dan 1,4 juta.

Kedua, pengembangan bisnis ini tidak memerlukan modal besar. Rata-rata modal untuk tanah, bangunan dan peralatan yang dibutuhkan hanya Rp 300 juta per perusahaan. Sedangkan, biaya serupa yang dibutuhkan industri pengeringan sebesar Rp 723 juta per perusahaan, pendinginan Rp 8,1 miliar, pembekuan Rp 8,7 miliar. Bahkan, untuk industri pengalengan ikan membutuhkan biaya hingga Rp 20,4 miliar.

Ketiga, biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku industri pindang hanya sekitar Rp 8 ribu per kg. Ini juga terendah daripada industri lain yang membutuhkan biaya belasan ribu rupiah untuk membiayai bahan bakunya.

Keempat, industri pemindangan hanya membutuhkan satu jenis bahan tambahan dalam proses pembuatannya, yakni garam. Sementara yang lain membutuhkan 7 sampai 29 jenis bahan tambahan. Kelima, proses pemindangan tergolong sederhana. Cara pembuatan ikan pindang dimulai dari penyiangan bahan baku, pencucian, penataan di keranjang bambu, perebusan dengan garam, penirisan hingga kemudian didistribusikan ke pasaran.

Pengembangan industri pemindangan paling banyak berada di Jawa. Di Jakarta, pusat industri berada di Muara Angke. Di Jawa Barat berada di Bogor, Bekasi dan Pelabuhan Ratu. Jawa Tengah berlokasi di Demak, Kudus, Brebes, Pekalongan dan Pati. Sementara itu, di Jawa Timur, sentra pengolahan ikan pindang ada di Brondong dan Prigi. Industri pemindangan ikan juga terdapat di Jembrana, Bali.

Reporter: Jeany Hartriani