KATADATA -  Kebakaran hutan dan kabut asap berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Dunia mencatat total kerugian yang dialami mencapai Rp 221 triliun. Beberapa daerah bahkan mengalami perlambatan ekonomi pada triwulan III tahun ini. Daerah tersebut antara lain; Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Papua.

Jumlah kerugian yang dialami setara dengan dengan 1,9% PDB Indonesia atau dua kali lipat biaya rekonstruksi Aceh pasca tsunami. Jumlah itu tiga kali lipat lebih besar dibanding anggaran kesehatan pada APBN 2015. Menurut Bank Dunia, kebakaran hutan ini merupakan kerugian besar bagi Indonesia yang tengah berupaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi di atas 5%.

Lebih dari 100 kasus kebakaran hutan mengakibatkan bencana kabut asap di Indonesia periode Juni-Oktober 201. Kebakaran menghanguskan 2,6 juta hektar lahan atau setara dengan 4,5 kali luas pulau Bali. Menurut Ekonom Utama Bank Dunia, Ndiam Diop, kebakaran ini juga mengakibatkan turunnya produksi pertanian riil sebesar 4,9 persen pada kuartal ketiga 2015.

Kalimantan merupakan daerah yang paling parah terkena dampak kebakaran hutan dan kabut asap. Adapun Papua merupakan provinsi yang mengalami penurunan PDB paling tajam dari triwulan sebelumnya 12,8%.menjadi -0,6% pada kuartal III 2015.

Reporter: Widyanita