Sejumlah negara yang dipimpin perempuan lebih berhasil mengendalikan pandemi Covid-19. Misalnya, Jerman dengan Kanselir Angela Merkel. Meski total kasus positif mencapai 132,2 ribu kasus per 15 April 2020, tetapi rasio kematiannya termasuk yang paling rendah di Eropa, hanya 2,6 persen.

(Baca: Tiga Langkah Korea Selatan Sukses Menekan Pandemi Corona)

Lalu, Denmark dengan Perdana Menteri Mette Frederiksen. Dari 6,7 ribu kasus, 37,6 persen di antaranya telah dinyatakan sembuh. Persentase itu tidak berbeda jauh dengan Taiwan. Presiden Tsai Ing-wen melaporkan tingkat kesembuhan di negaranya sebesar 34,7 persen.

(Baca: Pandemi Covid-19 yang Terlambat Diantisipasi Indonesia)

Perdana Menteri Islandia Katrin Jakobsdottir dan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern punya catatan angka lebih baik lagi. Rasio kematian di kedua negara belum mencapai satu persen, sementara tingkat kesembuhannya sudah lebih dari 50 persen.

(Baca: Wabah PHK Akibat Covid-19

(Baca: Faktor Penyebab Kematian Akibat Covid-19)

Keberhasilan mereka ini diperoleh karena, pertama, para pemimpin tersebut melakukan komunikasi publik yang tegas, jelas, dan terbuka. Mereka mengungkapkan fakta dan data sesuai pendapat para ahli serta menjelaskan alasan pemilihan suatu langkah penanganan. Kedua, memberikan respons cepat, seperti melakukan antisipasi pada masa awal wabah.