Banyak negara telah memanfaatkan minyak jelantah untuk kebutuhan biodiesel. Di Eropa, terdapat Belanda, Inggris, dan Finlandia. Di Asia, ada Singapura, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, hingga Malaysia. Tidak ketinggalan, Amerika Serikat juga sudah mengembangkan limbah minyak goreng ini untuk kebutuhan energi.
Selain dijadikan campuran biodiesel, minyak jelantah juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Limbah minyak goreng ini bisa dijadikan bahan baku lilin aromaterapi, sabun cair, pembersih lantai, bahkan pakan unggas.
Indonesia termasuk pengekspor minyak jelantah ke negara-negara pengembang biodiesel dari minyak jelantah. Mengacu data UN Comtrade dengan kode HS 151800, per tahun 2019, Belanda menjadi negara tujuan utama ekspor minyak jelantah Indonesia. Disusul Singapura, Korea Selatan, Malaysia, dan Tiongkok.
Tingginya permintaan minyak jelantah dunia berimplikasi pada terus meningkatnya nilai ekspor minyak jelantah Indonesia. Berdasarkan data BPS, pada 2019 nilai ekspor minyak jelantah Indonesia mencapai US$ 37,3 juta. Jumlah ini naik tiga kali lipat dibanding tahun 2015 sebesar US$ 10,2 juta.