Pengecekan swab PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan pemeriksaan Covid-19 dengan tingkat akurasi tertinggi dalam mendeteksi virus yang ada di dalam tubuh. Maka sebab itu, pengecekan ini menjadi pilihan paling tepat untuk mendeteksi virus. Namun, banyaknya anjuran untuk tes justru memicu kesalahpahaman. Tak sedikit orang yang menyangka bahwa dengan melakukan swab PCR, dapat mencegah penularan virus.
Hal ini menjadi kesalahpahaman yang cukup memprihatinkan. Pasalnya, tes PCR dilakukan hanya untuk memeriksa, bukan mencegah. "Itu karena mereka masih belum memahami ya, orang tes PCR itu kan untuk mengetahui sudah tertular atau belum berarti tes kan tidak mencegah penularan," ujar spesialis patologi klinik dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, mengutip dari wawancaranya dengan detikcom, Rabu (17/2).
Dr Tonang juga menyatakan bahwa pemeriksaan PCR secara rutin tidak diharuskan, kecuali ada alasan khusus. Kesalahpahaman tersebut perlu diluruskan, sebab upaya utama untuk mencegah penyebaran virus adalah dengan menerapkan protokol 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Tak hanya itu, setiap individu perlu memperhatikan protokol VDJ (ventilasi, durasi, jarak) dengan menghindari lokasi dengan sirkulasi yang buruk tanpa menjaga jarak dalam waktu yang lama. Selain itu, selalu beraktivitas di rumah menjadi pilihan yang paling tepat untuk mencegah transmisi virus.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan