PT Bukalapak.com Tbk menjadi unicorn pertama di Indonesia yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten dengan kode BUKA tersebut berhasil meraih pendanaan Rp 21,9 triliun, terbesar dalam sejarah penawaran saham perdana (IPO) di tanah air.
Dalam perdagangan hari pertama saham BUKA, investor pasar modal menyambut meriah. Pada sesi pembukaan Jumat 6 Agustus 2021, harga saham unicorn ini langsung menyentuh auto rejection atas (ARA), yakni melompat 24,74%. (Baca: Saham Bukalapak Terbang 24%, Kekayaan Achmad Zaky Cs Naik Rp 1 Triliun)
Saham BUKA menyentuh Rp 1.060 per lembar dari harga penawaran sebesar Rp 850 per lembar. Aksi ini menjadikan nilai kapitalisasi pasar Bukalapak, tercatat senilai Rp 109,25 triliun, jauh melebihi nilai kapitalisasi awal Rp 86,7 triliun.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, Bukalapak merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak. “Tercatat sekitar 96 ribu investor berpartisipasi pada pelaksanaan public offering perseroan," kata Inarno dalam sambutan, Jumat (6/8).
BUKA menawarkan sebanyak 25,76 miliar lembar saham kepada publik atau 25% dari total modal setelah IPO. Dengan demikian, perseroan meraih dana segar mencapai Rp 21,9 triliun dari IPO. (Baca: IPO Bukalapak Menuai Sambutan 10 Menteri, Ada Luhut hingga Sandiaga)
Dana yang diperoleh dari penawaran tersebut, sekitar 66% di antaranya digunakan untuk modal kerja. Sisa dananya digunakan untuk modal kerja pada entitas anak, yakni masing-masing sebanyak 15% untuk dialokasikan kepada Buka Mitra Indonesia dan Buka Usaha Indonesia. Kemudian, masing-masing 1% untuk Buka Investasi Bersama, Buka Pengadaan Bersama, Bukalapak Pte. Ltd, dan Five Jack. (Baca: Diburu Investor Lokal, Saham Bukalapak Dilepas Investor Asing Rp 279 M)
Mayoritas saham Bukalapak dipegang oleh PT Kreatif Media Karya sebesar 23,93%. Seperti diketahui, Kreatif Media Karya merupakan unit bisnis digital dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).