Para Penggerak Pembangunan Hijau Tanah Papua

Penulis: Fitria Nurhayati - Tim Publikasi Katadata
9/11/2021, 17.30 WIB

Keberhasilan terwujudnya pembangunan hijau di Tanah Papua tidak terlepas dari kontribusi para tokoh lokal. Setidaknya, terdapat empat sosok yang berperan terwujudnya pelestarian alam sekaligus peningkatan kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.

Pertama, Ketua Perkumpulan Generasi Malaumkarta di Kabupaten Sorong, Torianus Kalami yang mendorong praktik konservasi hutan melalui tradisi egek. Penerapan hukum adat tersebut berhasil diimplementasikan di tiga wilayah marga. Praktik ini bermanfaat dalam perlindungan hutan.

Kedua, Tokoh Kampung Namatota, Kabupaten Kaimana, Bakrie Ombaier. Ia mengorganisir pengelolaan sumber daya alam oleh masyarakat. Upaya ini kemudian berhasil membentuk kelompok sadar wisata dan membentuk Badan usaha Milik Kampung (BUMKam). Pengelolaan aset lingkungan ini berkontribusi meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Ketiga, Tokoh Kampung Kufuriyai, Betris Tefruam. Ia mendorong konservasi alam melalui tradisi sasi pala. Sama dengan egek, sasi juga merupakan praktik pelarangan pemanfaatan sumber daya alam dalam waktu tertentu. Tujuannya, agar masyarakat tidak memanen pala sebelum waktunya. Tradisi ini mendukung pengembangan potensi pala yang menjadi agenda pemerintah kabupaten setempat.

Keempat, Tokoh Kampung Kombif di Kabupaten Maybrat, Beyum Antonela Baru. Beyum mendorong pengembangan sereh wangi yang tadinya hanya menjadi tanaman liar untuk diolah menjadi minyak atsiri dan sabun. Organisasi yang dimotori para perempuan ini kemudian mendapatkan dana kampung untuk membuat rumah produksi.