Dunia tengah dikhawatirkan merebaknya varian baru Covid-19. Varian yang diberi nama B.1.1.529 atau Omicron telah menjadi salah satu perhatian WHO. Varian baru yang pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan ini disebut berbahaya dibandingkan varian Covid-19 lainnya.
Menurut WHO, varian Covid-19 Omicron memiliki mutasi virus terbanyak dibandingkan varian virus corona lainnya. Selain itu, varian virus ini juga memiliki daya penularan yang sangat tinggi dan memiliki peningkatan risiko infeksi ulang.
Ahli Biologi Molekuler Insitut Bioteknologi Molekuler Dr Ulrich Elling mengatakan, varian Covid-19 Omicron diperkirakan lima kali lipat lebih menular dari varian Delta. Tak hanya itu, menurut Kementerian Kesehatan, varian ini juga disebut berpotensi menurunkan efikasi vaksin.
WHO pun menetapkan varian ini ke dalam dengan Variant of Concern (VOC) alias varian virus yang menyebabkan peningkatan penularan, kematian, dan dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sebelumnya, WHO telah menetapkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta sebagai VOC.
Sebanyak 20 negara dilaporkan telah mendeteksi varian Covid-19 Omicron hingga 1 Desember 2021. Namun, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa varian ini belum terdeteksi di Indonesia.
Masyarakat tetap perlu waspada agar terhindar dari penularan virus Covid-19 khususnya varian Omicron. Maka dari itu, penerapan disiplin protokol kesehatan penting untuk dilakukan di antaranya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Vaksinasi juga penting dilakukan untuk mencegah angka kematian dan kesakitan akibat corona.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan