Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam G20, kelompok negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Kendati begitu, secara per kapita perekonomian Indonesia masih tergolong rendah.
Di G20, PDB per kapita Indonesia berada di posisi ke-19, satu tingkat di atas India. PDB per kapita Indonesia pada 2020, sebesar US$ 3.870. Di Asia Tenggara pun, PDB per kapita Indonesia berada di posisi kelima di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.
PDB per kapita merupakan salah satu indikator perekonomian suatu negara. Terutama yang mencerminkan pendapatan rata-rata setiap penduduknya. Dengan besaran PDB per kapita tersebut, Indonesia masih perlu mengejar ketertinggalan dari negara lain.
Saat ini, Indonesia didaulat menjadi presidensi G20. Hal ini menjadi kesempatan untuk dapat meningkatkan perekonomian. Pemerintah memperkirakan, posisi ini dapat mendongkrak konsumsi rumah tangga sebesar US$ 190,2 juta. Selain itu adanya peningkatan sebesar US$ 533 juta terhadap PDB Indonesia.
“Kami akan mengadakan sekitar 150 pertemuan dan acara sampingan yang akan berlangsung di berbagai kota di Indonesia. Jadi kami berharap 33.000 pekerjaan akan tercipta dari berbagai sektor dari kegiatan ini saja,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rilisnya Kamis, 11 November 2021.
Tema Presidensi G20 pada 2022 mendatang adalah “Recovery Together, Recover Stronger”. Tema pemulihan dipilih dengan harapan dapat mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
“Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis,” jelas Bank Indonesia dalam rilisnya yang berjudul Mengenal G20 dan Presidensi Indonesia dengan Pengalaman 360o!.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.