Badan Usaha Milik Negara (BUMN) punya komitmen untuk melakukan inovasi dan transformasi yang bersifat ramah lingkungan. Menteri BUMN Erick Thorhir menyatakan perusahaan-perusahaan milik negara akan membangun ekosistem ramah lingkungan yang dirangkum dalam Eco Lifestyle.
“Eco Lifestyle menjadi kunci kami (BUMN) untuk dekarbonisasi,” ujar Erick dalam webinar bertajuk Transisi Energi Bersih yang Ramah Lingkungan, Oktober lalu.
Fokus dari aktivitas hijau BUMN mencakup pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) seperti geothermal dan tenaga surya. Pembangkit listrik tenaga panas bumi dilakukan lewat holding PLN dan Pertamina. Dengan potensi pengembangan mencapai 2.132 Megawatt diproyeksikan Indonesia dapat menjadi negara dengan kapasitas geothermal terpasang terbesar kedua di dunia.
Sementara pemanfaatan tenaga surya dilakukan lewat PLTS terapung di waduk yang dimiliki BUMN. Teranyar PLTS Cirata, Jawa Barat menjadi PLTS terapung pertama di Indonesia, sekaligus terbesar di ASEAN dengan kapasitas produksi listrik sampai 145 MW. Lewat proyek ini terdapat potensi pengurangan emisi setara dengan 214 ribu ton.
Sejalan dengan upaya itu PLN juga didorong untuk bertransformasi dari pemanfaatan pembangkit bertenaga fosil. Targetnya pada 2055, sebesar 50,1 GW pembangkit akan bertransformasi menjadi lebih bersih.
Dari sektor tambang reklamasi lahan bekas tambang dilakukan oleh perusahaan seperti MIND ID dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Dalam paparannya, Erick menyatakan reklamasi lahan bekas tambang PTBA saja bisa menyerap karbon dari total emisi perusahaan sampai 200 ribu ton per tahun. Proyeksinya akan tersedia lahan 5.200 ha untuk direklamasi pada 2050.
Tidak ketinggalan, BUMN juga mendorong ekosistem kendaraan listrik untuk bisa terimplementasi di Indonesia. Di antaranya lewat produksi motor listrik Gesits yang dilakukan oleh PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) dan pembentukan holding PT Indonesia Battery Corporation (IBC), untuk mendukung pembuatan baterai kendaraan listrik secara mandiri dan mendukung proses daur ulangnya.
Di level rumah tangga, penggunaan kompor induksi untuk menekan pemanfaatan LPG juga didorong oleh PLN lewat keja sama dengan sejumlah pihak swasta untuk memproduksi kompor listrik yang terjangkau.
(Tim Riset Katadata)