Candi Borobudur adalah salah satu situs warisan dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Bangunan tempat ibadah umat Buddha dibangun pada masa Dinasti Syailendra pada abad ke-8 dan ke-9 M, yang kemudian dipugar oleh Letnan Gubernur Hindia Thomas Stamford Raffles pada 1814.
Saat ini bangunan candi yang terletak 40 km di sebelah utara Yogyakarta tersebut menjadi objek wisata utama di Jawa Tengah. Tingginya minat masyarakat untuk berkunjung ke kawasan candi tersebut mencapai rata-rata 3 juta wisatawan per tahun. Namun ini menimbulkan masalah, karena dapat menyebabkan candi rusak.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengutip pendapat sejumlah ahli bahwa, kondisi Candi Borobudur sudah rentan dan terancam. Penyebabnya situs ini mengalami pelapukan salah satunya karena erupsi gunung berapi dan gempa bumi yang selama ini sering terjadi.
Permasalahan lainnya yakni berupa tindakan pengunjung berupa vandalisme, buang sampah sembarangan, hingga tak bisa menghargai Candi Borobudur sebagai situs umat Buddha. “Ini semua kan perlu penanganan khusus,” ujar Luhut, Senin 6 Juni 2022.
Penanganan khusus tersebut salah satunya dilakukan dengan membatasi jumlah pengunjung ke Candi Borobudur yakni hanya sebanyak 1.200 orang per hari. Jumlah itu setara dengan 10-15% rata-rata jumlah wisatawan ke Candi Borobudur sebelum masa pandemi, menurut laporan PT Taman Wisata Candi (TWC).
Selain itu, pemerintah juga akan menerapkan harga tiket khusus untuk naik ke stupa Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu bagi turis lokal, US$ 100 bagi turis mancanegara, dan Rp 5 ribu bagi pelajar.
Sementara harga tiket masuk ke kawasan Candi Borobudur tidak mengalami kenaikan. Saat ini harga tiket masuk ke situs Buddha itu masih sebesar Rp 50 ribu bagi dewasa dan Rp 25 ribu bagi anak-anak, serta US$ 25 bagi turis mancanegara dewasa dan US$ 15 bagi turis mancanegara anak-anak.
Tak hanya itu, pemerintah juga bakal menerapkan kebijakan penggunaan sandal khusus di Borobudur. Sandal berbahan material alami itu disebut sebagai upanat, yang mampu mengurangi kerusakan candi akibat alas kaki wisatawan yang selama ini tidak diatur.
“Pendekatan ini bukan komersialisasi. Sama sekali bukan. Tetapi pendekatan konservasi, memastikan bahwa Borobudur ini satu destinasi yang betul-betul harus kita jaga,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Selain itu, pemerintah bakal menggelontorkan dana sebesar Rp 6,8 triliun guna menata kawasan Candi Borobudur untuk penataan tanah hingga penataan kabel listrik.