Semenjak pandemi Covid-19, proses pembelajaran tatap muka menjadi terbatas bahkan terhenti. Pembatasan kegiatan sosial memaksa guru maupun siswa beradaptasi dengan mengimplementasikan proses belajar online.
Adapun, informasi terkait perkembangan aktivitas belajar anak yang semakin mengarah ke skema daring ini sepatutnya diketahui orang tua. Pasalnya, ini erat terkait literasi digital, khususnya pilar cakap digital, etika digital, dan budaya digital.
Sejak pandemi hingga sekarang, proses pembelajaran secara daring menjadi kebiasaan baru yang semakin familiar di tengah masyarakat. Kini ada beragam aplikasi untuk mendukung proses belajar anak yang penggunaannya tetap perlu didampingi orang tua.
Laman The Conversation melansir, ada sejumlah manfaat dalam proses belajar online usai pandemi. Misalnya, pembelajaran online memungkinkan anak untuk mendapatkan ilmu secara fleksibel dari segi lokasi. Bahkan, anak juga bisa belajar secara mandiri berbekal aplikasi belajar online.
Dilansir dari sejumlah sumber, ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendampingi anak di dalam belajar, contohnya Rumah Belajar, Ruangguru, Zenius, dan Quipper. Saat memilih aplikasi semacam ini perhatikanlah beberapa hal, terutam soal kemudahan akses, proses belajarnya menyenangkan atau tidak, ada tidaknya sistem evaluasi, dan pembaruan materi pelajaran.
Apapun aplikasi belajar online yang dipilih, orang tua tetap memiliki peran untuk mendampingi anak. Beberapa hal yang terutama perlu dilakukan, yaitu memantau respons anak saat belajar, membuat rutinitas atau jadwal belajar, memilih aplikasi yang sesuai kebutuhan, beri kebebasan anak untuk memilih topik pembelajaran.
Publikasi informasi terkait belajar online sejalan dengan bergulirnya Indonesia Makin Cakap Digital. Ini adalah program literasi digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.