Phishing merupakan jenis serangan siber yang juga terjadi di Indonesia, dan dapat menyasar siapapun. Praktik ini dilakukan dengan cara mengelabui seseorang untuk mendapatkan akses terhadap data pribadinya.
Jenis serangan phishing sebetulnya beragam. Contohnya, email phishing. Ini adalah tindakan penipuan melalui surat elektronik atau email. Pelaku biasanya meminta korban untuk memberikan informasi pribadi mereka.
Ada pula smishing, akronim dari SMS phishing. Artinya, serangan penipuan dilancarkan melalui pesan singkat alias SMS.
Selain itu, ada spear phishing dan deceptive phishing. Spear phishing lebih mengincar informasi tentang kehidupan pribadi. Sementara itu, deceptive phishing biasanya memakai identitas palsu yang mengatasnamakan instansi tertentu.
Tentu, tak ada yang mau menjadi korban serangan siber semacam ini. Oleh karena itu, antisipasi perlu dilakukan dengan memperkuat keamanan data pribadi.
Namun, jika seseorang terlanjur menjadi korban phishing sebaiknya segera melakukan beberapa langkah mitigasi. Mulai dari mematikan koneksi internet dari perangkat yang terdampak serangan siber.
Setelah itu, pastikan Anda mengganti kata sandi atau perangkat yang terdampak sembari melakukan back up data.
Tak jarang serangan phishing menargetkan data pribadi penting seperti nomor rekening. Apabila Anda khawatir terkait pencurian data keuangan maka segeralah melapor kepada pihak bank.
Indonesian Anti-Phishing Data Exchange (IDADX) per Maret 2023 mencatat, selama lima tahun terakhir jumlah laporan kasus phishing domain .id mencapai 69.177. Khusus sampai dengan kuartal I 2023 saja, angkanya sebanyak 26.675 kasus.
Pemahaman seputar serangan phishing ini terkait erat dengan literasi digital, khususnya pilar keamanan digital. Literasi digital membantu seseorang memahami digital safety untuk kemudian menerapkannya sehari-hari.
Hal tersebut diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan individu terhadap beragam ancaman serangan siber sehingga masyarakat Indonesia makin cakap digital.