Menurut data Perpusnas, indeks minat baca di masyarakat meningkat dalam empat tahun terakhir. Pada 2019, indeks minat baca masyarakat tercatat sebesar 53,84. Angka ini lantas naik secara konsisten menjadi 55,74 (2020), 59,52 (2021), dan 63,9 (2022).
Kenaikan minat baca diikuti juga dengan bertambahnya jumlah terbitan. Perpusnas mencatat, jumlah terbitan pada 2019 sebanyak 280.114 kemudian naik menjadi 249.914 pada 2020.
Kenaikan lebih signifika terjadi pada 2021, yakni jumlah terbitan mencapai 490.950. Setahun kemudian, jumlah terbitan bergerak ke angka 487.830.
Kenaikan indeks minat baca masyarakat menunjukkan, semakin banyak orang yang gemar terhadap buku maupun bacaan lain. Aktivitas membaca pun semakin praktis didukung kehadiran perpustakaan digital.
Perpustakaan digital tidak hanya menyediakan bahan bacaan berupa buku, tetapi juga bentuk lain, seperti jurnal ilmiah, dan lain-lain.
Terdapat beberapa aplikasi perpustakaan digital yang umum diakses masyarakat. Beberapa di antaranya adalah iPusnas, Gramedia Digital, Rakata, Amazon Kindle, dan Google Books.
Efisiensi waktu, tidak adanya risiko buku hilang atau rusak, serta biaya yang lebih murah menjadi faktor pendorong masyarakat untuk memanfaatkan perpustakaan digital.
Namun, perpustakaan digital juga memiliki beberapa kekurangan, misalnya butuh sambungan internet, suasana membaca yang berbeda, bahkan koleksi yang relatif sedikit bila dibandingkan perpustakaan fisik.
Pemanfaatan perpustakaan digital sejalan dengan bergulirnya Indonesia Makin Cakap Digital. Program literasi digital dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.