Film Petualangan Sherina 2 menggambarkan nostalgia pertemuan Sherina (Sherina Munaf) dan Sadam (Derby Romero) yang sama-sama sudah dewasa. Dalam ceritanya, Sherina dan Sadam berusaha membongkar perdagangan satwa dilindungi, yakni orangutan, secara ilegal.
Apa yang diceritakan dalam film Petualangan Sherina 2 ini bukanlah berlebihan. Indonesia merupakan rumah bagi setidaknya 17% satwa di dunia. Dengan itu, Indonesia mendapat julukan sebagai salah satu negara “megadiversity” di dunia.
Sayangnya, organisasi ProFauna menyebut Indonesia juga dikenal sebagai negara yang memiliki daftar panjang satwa liar yang terancam punah. Salah satu penyebabnya adalah perdagangan satwa liar. Indonesia dengan keanekaragaman satwanya adalah negara terbesar di Asia yang memperdagangkan satwa, baik secara legal maupun ilegal.
Antara 2021 sampai 2022, data Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) menunjukkan banyak satwa-satwa dilindungi dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 yang masih diperdagangkan ke mancanegara.
Beberapa satwa tersebut termasuk harimau sumatra dan orangutan kalimantan. Padahal, menurut data KLHK, populasi harimau sumatra per 2019 hanya tersisa 122 ekor dan orangutan kalimantan tersisa 2.086 ekor.
Jalur Siber
Perdagangan global satwa liar yang dilindungi menghasilkan keuntungan gelap hingga jutaan dolar dengan alur transaksi yang rumit dan terselubung. Namun, perdagangan ini juga dilakukan secara terbuka melalui situs-situs e-commerce dan media sosial. Facebook dan Instagram merupakan wadah populer untuk informasi perdagangan satwa ini disebarkan.
World Wildlife Fund (WWF) Indonesia pada akhir 2015 pernah melakukan penelusuran via Facebook terkait perdagangan satwa dan menemukan 1.177 elang, 74 orangutan, dan 20 harimau diperjualbelikan. Dari 2015 sampai 2022, KLHK juga melakukan patroli siber dan memproses secara hukum sebanyak 222 kasus peredaran ilegal tanaman dan satwa liar.
Agustus lalu, Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan Wildlife Trust of India (WTI) melakukan investigasi untuk mendisrupsi perdagangan online satwa liar via Facebook di Indonesia. Satwa-satwa yang diselamatkan dari perdagangan ini termasuk bayi orangutan, kukang jawa, owa jawa, trenggiling sunda yang sedang mengandung, kucing congkok, dan lutung endemik jawa.
Owa seringkali berakhir di rumah seseorang, sebagai simbol status, semacam koleksi pribadi berdasarkan keunikan dan kelangkaan spesies. Sedangkan orangutan terkenal di Thailand sebagai hiburan di hutan.