Konflik Israel - Palestina kembali memanas di Gaza sejak kelompok militan Hamas melancarkan sejumlah serangan via darat, udara, dan laut di beberapa kota di Israel pada 7 Oktober 2023. Israel kemudian mendeklarasikan perang dan balas menyerang Gaza hingga saat ini.
Perang tersebut tidak lepas dari keterlibatan sejumlah negara melalui suplai senjata kepada kedua negara. Amerika Serikat (AS) adalah salah satu pemasok senjata terbesar. Rata-rata negara adidaya tersebut memberikan bantuan militer kepada Israel setara dengan US$3,8 miliar per tahun.
Selain bantuan militer, menurut catatan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), AS juga memasok sejumlah persenjataan ke negara tersebut. Tercatat selama periode 2000-2022, AS mengekspor puluhan ribu unit senjata yang sekaligus menjadikannya negara pemasok peralatan militer dan senjata terbesar ke Israel.
Beberapa peralatan militer yang dipasok AS antara lain, berbagai pesawat jenis FGA, Gulfstream, King Air, AEW&C, hingga Hercules. AS juga mengirimkan misil dan rudal udara, beberapa jenis helikopter, hingga tank. Selain dengan AS, Israel juga melakukan transaksi militer dengan sejumlah negara lain, seperti Kanada, Jerman, dan Italia.
Selain mengimpor, Israel juga banyak memproduksi peralatan tempurnya. Seperti dicatat Index Mundi, negara ini memproduksi tank APC, unmanned aerial system (UAS), pesawat, dan misil.
Sementara pihak Palestina menerima persenjataan berat secara terbatas, seperti tank APC dari Yordania. Kemudian Rusia juga menyuplai tank APC dan helikopter.
Sejak 2000 hingga 2022, Palestina tercatat melakukan transaksi sebanyak 195 rudal dan misil, 25 alat pengintai, 76 tank, dan 2 helikopter dari negara-negara seperti Yordania, Rusia, dan Korea Utara. Palestina juga tercatat memperoleh suplai persenjataan yang diduga dari Iran atau hasil curian.