Sejumlah kasus pneumonia misterius (undiagnosed pneumonia) yang menyerang anak-anak merebak di sejumlah wilayah di Tiongkok. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeteksi adanya kluster penyakit ini di beberapa rumah sakit.
Tiongkok menyebut lonjakan ini tidak disebabkan oleh patogen baru. Peningkatan kasus disebabkan karena penyakit pernafasan oleh beberapa patogen yang sudah diketahui sebelumnya.
Mayoritas kasus atau sekitar 40% kasus lonjakan penyakit pernafasan pada anak-anak di Tiongkok ini disebut disebabkan oleh M. pneumoniae. Beberapa potensi penyebab lainnya seperti patogen Influenza, Respiratory syncytial virus (RSV), hingga Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
Sebagai catatan, M. pneumoniae dan RSV adalah patogen yang lebih dominan menyerang anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Beberapa negara yang sudah melaporkan lonjakan kasus akibat M.pneumoniae selain Tiongkok adalah Denmark, Belanda, Prancis, Ohio (AS), hingga Irlandia.
Pada 6 Desember lalu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi enam kasus anak terinfeksi Mycoplasma pneumoniae (M. Pneumoniae) di wilayah DKI Jakarta. Anak-anak ini terinfeksi secara umum dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, tiga pasien yang terinfeksi M. pneumoniae adalah anak-anak di bawah 10 tahun. Mereka mengalami gejala ringan dan telah mendapatkan perawatan jalan.
Kemenkes menyebut hingga saat ini di Indonesia belum terjadi lonjakan kasus pneumonia. Kemenkes mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi utamanya Influenza dan Covid-19, menerapkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker, hingga menjaga ventilasi ruangan.