Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Indonesia berpotensi kehilangan devisa hingga US$11,5 miliar, atau sekitar Rp180 triliun. Ini disebabkan banyak warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri.  

“Karena warga kita tidak mau berobat di dalam negeri.” kata Jokowi dalam sambutannya pada acara Rapat Kerja Kesehatan Nasional di ICE BSD, Tangerang, pada 24 April lalu,

Ini bukan kali pertama Presiden Jokowi menyampaikan keresahannya mengenai persoalan tersebut. Pada tahun lalu, dirinya juga pernah menyampaikan hal serupa saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung pada 6 Maret 2023. 

“Kurang lebih 1 juta orang berobat ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, sisanya ke Jepang, Jerman dan negara lainnya,” kata Presiden Jokowi dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.

Terkait hal ini, Kementerian Kesehatan pernah melakukan survei kepada masyarakat yang berobat ke Malaysia dan Singapura pada Februari 2022. Hasilnya 32% responden mengaku berobat ke luar negeri untuk melakukan medical check up, ini merupakan tujuan berobat masyarakat ke luar negeri yang terbanyak.

Selain medical check up, sebanyak 30% responden mengaku berobat ke luar negeri untuk melakukan rawat jalan, kemudian 18% untuk operasi, 11% untuk diagnostik penyakit, dan 18% untuk layanan lainnya.

Sementara, Kemenkes mencatat bahwa penyakit yang paling banyak melakukan pengobatan di luar negeri adalah penyakit jantung (25%), disusul penyakit saluran pencernaan (22%), kanker dan tumor (12%), dan ada juga 12 penyakit lainnya (40%).