Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah telah memeriksa total 43 saksi terkait kematian dr. Aulia Risma Lestari, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, yang diduga bunuh diri akibat perundungan pada Agustus lalu. Saksi ini termasuk keluarga, teman seangkatan, senior, hingga ahli psikologi forensik.
Sebelumnya, dr. Aulia ditemukan tewas di kamar kosannya pada 12 Agustus 2024, sehari setelah menyuntikkan obat bius ke tubuhnya sendiri. Kementerian Kesehatan yang melakukan investigasi menduga dr. Aulia mengalami berbagai tindakan perundungan, kekerasan verbal, hingga pemalakan total ratusan juta, sejak ia masuk sebagai mahasiswa PPDS Undip.
Selang beberapa hari ditemukan tewas, Undip sempat membantah bahwa kematian dr. Aulia adalah akibat perundungan. Pihak Undip menyebut bahwa dr. Aulia memiliki masalah kesehatan yang mempengaruhi proses pendidikan yang sedang ia tempuh.
Sebulan setelahnya, Undip akhirnya mengakui adanya perundungan di lingkup mahasiswa PPDS Undip dan memohon maaf.
“Kami mengakui di dalam sistem pendidikan dokter spesialis di internal kami terjadi praktik-praktik atau kasus-kasus perundungan dalam berbagai bentuk,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Undip sekaligus Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Onkologi RS Kariadi, dr. Yan Wisnu Prajoko pada Jumat, 13 September.
Kasus ini membuka tirai kondisi perundungan dan beban kerja yang berat mahasiswa lingkup PPDS yang selama ini tertutup rapat dan secara internal dianggap hal biasa. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut bahwa rantai perundungan di lingkup PPDS sudah puluhan tahun tidak pernah diselesaikan secara tuntas.
Padahal, Kemenkes dari Desember 2022 hingga September 2024 saja sudah menerima 542 aduan terkait perundungan di lingkup PPDS. Pada Maret 2024 lalu, Kemenkes juga melakukan skrining kesehatan jiwa terhadap mahasiswa PPDS Indonesia dan menemukan 22,4% dari 12 ribu mahasiswa PPDS mengalami gejala depresi. Bahkan 3,3% nya merasa ingin mengakhiri hidup atau ingin melukai diri dengan cara apapun.