Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dikenal memiliki gaya bicara yang ceplas-ceplos. Beberapa jam setelah dilantik, dia langsung menuai kritik ketika merespons tuntutan 17+8 buah dari aksi demonstrasi pada akhir Agustus. 

“Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa? Mungkin sebagian merasa terganggu, hidupnya masih kurang,” ujarnya pada 9 September. 

Dia mengatakan, jika pemerintah menciptakan pertumbuhan 6% atau 7%, tuntutan akan otomatis hilang. “Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo,” kata dia. 

Gaya komunikasi tanpa tedeng aling-aling juga ditunjukkan saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR. Menurutnya, kebijakan fiskal dan moneter yang salah sebagai penyebab terjadinya demonstrasi. 

“Pertanyaan saya, di sini Komisi XI rapatnya dengan menteri keuangan (Sri Mulyani) berapa ratus hari dalam setahun, kenapa tidak pernah mempertanyakan itu?” kata dia. “Tapi tidak apa-apa. Jadi, ke depan yang saya lakukan adalah memperbaiki itu.”

Dia mengakui, gaya komunikasinya terkesan seperti “koboi” karena selama ini tidak ada yang pernah mengingatkannya. “Ini kan saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan,” kata dia. “Waktu di LPS nggak ada yang monitor, jadi saya tenang.”

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Bintan Insani