Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 bakal menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk mendapat perhatian dunia lantaran Presiden Prabowo Subianto dapat giliran pidato pada sesi Debat Umum (General Debate) di hari pertama (Selasa, 23 September 2025 waktu AS) urutan ketiga.
"Dalam sidang ini, saya mendapat kehormatan untuk berbicara sebagai pembicara ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden Amerika Serikat," ujar Prabowo, dalam akun X-nya, kemarin.
"Partisipasi Indonesia kali ini menunjukkan komitmen dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, memperkuat solidaritas Selatan-Selatan, serta mendorong reformasi tata kelola global yang lebih adil dan inklusif," lanjutnya.
Mengutip situs PBB, Debat Umum merupakan salah satu sesi penting dalam Sidang Majelis Umum PBB, di Markas PBB, New York, AS, tiap tahunnya. Pada ajang ini, tiap kepala negara atau perwakilannya akan menyampaikan pidato sesuai tema yang ditentukan dengan batas waktu 15 menit. Peserta Debat Umum lainnya bisa menanggapi pidato itu secara tertulis.
Debat Umum pada Sidang kali ini bertema “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights” (Bersama lebih baik: 80 tahun dan lebih lagi untuk perdamaian, pembangunan, dan HAM). Sesinya akan dibuka pada Selasa (23/9) waktu AS. Sesi ini akan dijeda dua hari libur untuk kemudian ditutup pada Senin (29/9).
Riwayat RI di Debat Umum PBB
Di luar Sekretaris Jenderal PBB dan/atau Presiden Majelis Umum, dua pembicara pertama pada Debat Umum secara berturut-turut, sejak Sidang Majelis Umum PBB ke-10 pada 1955 hingga kini, menjadi milik Brasil (karena inisiatif masa lalu yang mengajukan diri sebagai pembicara pertama) dan Amerika Serikat (karena sebagai tuan rumah).
Alhasil, tiga kepala negara pertama yang berbicara pada Debat Umum kali ini adalah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Prabowo.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat, di Jakarta, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Antara, menyebut inilah pertama kalinya Indonesia mendapat urutan yang baik dan berbicara pada hari pertama sesi pembukaan perdebatan umum.
Beberapa Presiden RI sebelumnya memang sempat mendapat urutan bicara di hari pertama, namun pada urutan yang lebih belakang.
Berdasarkan data PBB, Presiden RI yang mendapat giliran di hari pembukaan itu antara lain, pertama, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri. Ia mendapat giliran hari pertama urutan ke-17, 23 September 2003.
Kedua, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dalam tiga kesempatan Debat Umum yang ia hadiri secara langsung, SBY selalu mendapat giliran di hari pertama dengan urutan berbeda-beda.
Pada Sidang Majelis Umum Ke-62 PBB, 25 September 2007, SBY bicara di hari pertama pada urutan 20. Pada Sidang Majelis Umum Ke-67 PBB, 25 September 2012, SBY mendapat giliran di hari pembukaan Debat dengan urutan di posisi 21. Di Sidang Majelis Umum Ke-69 PBB, 24 September 2014, SBY bicara di hari pertama dengan urutan ke-16.
Ketiga, Presiden ketujuh RI Joko Widodo yang juga selalu mendapat giliran bicara di hari pertama urutan 64 dan 18 di dua General Debate. Namun, ia bicara secara virtual mengingat situasi pandemi Covid-19.
Kedua kesempatan itu adalah pidato virtual Jokowi yang memakai bahasa Indonesia itu terjadi di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB, 22 September 2020 waktu AS, dari Istana Merdeka, Jakarta; dan pidato virtual berbahasa Indonesia dari Istana Bogor di Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, 22 September 2021.
Selain empat Presiden di atas, Presiden pertama RI Sukarno dan Presiden Soeharto masing-masing mendapat giliran bicara di hari ketujuh urutan 46, 30 September 1960, dan hari keempat urutan 61 pada 24 September 1992.
Di luar para Presiden, Indonesia lebih banyak diwakili oleh para Menteri Luar Negeri atau Wakil Tetap RI untuk PBB dalam General Debate. Pembicara lainnya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang hadir dalam beberapa kesempatan Sidang Majelis Umum PBB. Ia pun menjadi satu-satunya Wapres RI yang pernah bicara di Debat Umum PBB.
Walau tetap bervariasi, para Presiden dan perwakilan RI di Debat Umum itu pun memiliki benang merah dalam pidatonya, yakni bicara soal Palestina, pentingnya perdamaian, reformasi PBB, peran penting ASEAN, hingga program andalan Pemerintah. Hal-hal yang juga akan menjadi isu utama yang diprediksi bakal disampaikan Prabowo dalam Debat Umum di Sidang Majelis Umum PBB ke-80.