Banjir besar dan longsor melanda sejumlah wilayah Aceh, Sumatra Utara, hingga Sumatra Barat pada 26 – 29 November 2025. Salah satu penyebab bencana tersebut adalah siklon Senyar, badai tropis yang memicu hujan ekstrem di Pulau Sumatra bagian utara.

Menurut penjelasan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), siklon Senyar sudah terdeteksi pada 26 November 2025 pukul 07.00 WIB di posisi di posisi 5.0° Lintang Utara dan 98.0° Bujur Timur dekat perairan Aceh sebelah timur.

Siklon ini sebelumnya berasal dari bibit siklon tropis 95B yang teridentifikasi di Selat Malaka, sebelah timur Aceh pada 21 November 2025. Bibit tropis ini lalu berevolusi menjadi siklon Senyar. Siklon ini cukup berbahaya karena dengan tekanan minimum 998 hektopaskal (hPa) dan kecepatan anginnya mampu mencapai 43 knot atau sekitar 80 km/jam. Angin dengan kecepatan tersebut mampu merusak atap rumah, menumbangkan pohon dan memicu banjir bandang.

Dalam beberapa jam berikutnya, siklon Senyar terus bergerak ke arah barat dan barat daya Aceh dengan kecepatan 10 km/jam. Kendati kecepatan anginnya terus menurun, tapi Siklon ini juga menyebabkan munculnya awan konvektif yang semakin intensif. Kondisi ini dipengaruhi oleh uap air dari perairan hangat Selat Malaka sehingga menimbulkan awan hujan yang dan melepaskan hujan sangat lebat hingga ekstrem.

Siklon Senyar saat berada di atas Pulau Sumatra bagian Utara, seperti wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat memicu hujan sangat ekstrem selama tiga hari. Dampaknya cukup dahsyat, karena curah di Aceh dalam sehari mampu mencapai 162 – 310,8 mm/hari, Sumut: 229,7 – 262,2 mm/hari. Bahkan di Sumbar curah hujan mencapai 168 – 261 mm/hari, memecahkan rekor harian dalam 30 tahun terakhir.

Volume curah hujan di ketiga provinsi tersebut, sangat ekstrem karena volumenya melewati curah hujan rata-rata sebulan di sana sebesar 150 mm. Berdasarkan definisi BMKG, Hujan disebut ekstrem bila melebihi 150 mm/hari.

Akibatnya fatal, ketiga provinsi tersebut dilanda banjir besar selama sekitar 2-3 hari. Ditambah kondisi alam dan hutan yang gundul maka banjir besar itu mengakibatkan longsor. Korban pun berjatuhan. Hingga tanggal 1 Desember jumlah korban bencana banjir di sana yang tewas sebanyak 604 orang dan merusak ribuan rumah dan infrastruktur lainnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.