Pengertian Koperasi, Sejarah hingga Ciri-ciri Koperasi

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi UKM di kawasan pasar Benhil, Jakarta Pusat (18/12). keberadaan UMKM di Indonesia saat ini sebanyak 62.928.077 unit. Dimana berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, per 31 Desember 2018 menunjukkan ada 138.140 lembaga pembiayaan berwujud koperasi, dengan perincian non-Koperasi Simpan Pinjam (KSP) sebanyak 117.228 unit (84,91 persen) dan KSP 20.852 unit (15,09 persen).
Penulis: Praba Mustika
Editor: Intan
3/1/2022, 23.21 WIB

Istilah koperasi sudah jarang muncul di era serba digital seperti saat ini. Bahkan, sebagian dari Anda mungkin ada yang belum memahami pengertian koperasi itu sendiri. Padahal koperasi memiliki sejarah dan peran cukup besar dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Pengertian koperasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI adalah, perserikatan yang bertujuan memenuhi keperluan anggotanya, dengan cara menjual barang keperluan sehari-hari dengan harga murah dan tidak bermaksud mencari untung.

Pengertian Koperasi

Bapak Koperasi Indonesia, yang juga merupakan Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta memiliki pengertian koperasi sendiri. Ia menyatakan, koperasi adalah sebuah usaha yang dilakukan secara gotong-royong untuk membantu perekonomian setiap anggotanya.

Hal tersebut, bisa kita pahami bahwa pengertian koperasi, sebagai sebuah usaha atau pergerakan adalah untuk memberikan kesejahteraan ekonomi untuk masing-masing anggota. Secara tidak langsung, pengertian koperasi serupa dengan makna cooperation. Cooperation dalam bahasa Inggris memiliki arti proses kerja sama untuk mendapatkan hasil yang telah disepakati.

Lebih lanjut, pengertian koperasi juga termaktub dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal 1 ayat 1 pada Undang-undang tersebut menyatakan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Lebih lanjut pada ayat 2 hingga ayat 5 UU Nomor 25 Tahun 1992, menjelaskan tentang:

  • Ayat 2: Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan koperasi,
  • Ayat 3: Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang,
  • Ayat 4: Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi,
  • Ayat 5: Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama koperasi.

Sejarah Koperasi

Setelah memahami pengertian koperasi di atas, mari sejenak melihat sejarah dari koperasi. Kita semua tahu dan sepakat bahwa Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama, Mohammad Hatta adalah Bapak Koperasi Indonesia. Namun sebetulnya, pionir dari hadirnya koperasi di Indonesia adalah Raden Bei Aria Wira AtmadjaArja Wiraatmadja, siapakah dia?

Raden Bei Arja Wiraatmadja berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah yang pada 1896 mendirikan lembaga keuangan atau bank. Tujuannya adalah, untuk membantu para pegawai negeri yang terjerat utang oleh rentenir, yang memberikan bunga sangat tinggi.

Berbeda dengan bank konvensional yang kita tahu saat ini, bank yang didirikan oleh Raden Bei Arja Wiraatmadja menerapkan sistem koperasi kredit, mengadopsi dari sistem perbankan di Jerman kala itu. Ia tak sendiri, Raden Bei Arja Wiraatmadja dibantu oleh asisten berkebangsaan Belanda, De Wolffvan Westerrode.

Pesatnya perkembangan koperasi yang diinisiasi oleh Raden Bei Arja Wiraatmadja, sempat mendapat tekanan dari pemerintah Hindia-Belanda. Bahkan, pada masa pendudukan pemerintahan Jepang, mereka mendirikan Koperasi Kumiyai yang, alih-alih membantu masyarakat, malah semakin membebani masyarakat.

Melansir dari situs resmi Petugas Penyuluh Koperasi Lapangan, Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, pada 12 Juli 1947 dilaksanakan Kongres Koperasi pertama di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pada kongres tersebut pun, terbentuklah Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia atau SOKRI. Hingga kini, setiap tahunnya pada tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Koperasi Indonesia.

Ciri-ciri Koperasi

Ciri-ciri koperasi, sebetulnya sudah bisa terlihat dari pengertian koperasi dan sejarah koperasi. Namun dengan memahami ciri-ciri koperasi yang tertera pada Undang-undang, akan semakin memudahkan kita, masyarakat, dalam memahami apa itu tujuan dan fungsi koperasi.

Pada pasal 4 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, kita bisa melihat jelas ciri-ciri koperasi. Pasal tersebut berisi tentang fungsi koperasi, yaitu:

  • Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya,
  • Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat,
  • Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai soko gurunya,
  • Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Sementara itu pada pasal 5 UU Nomor 25 Tahun 1992, terdiri dari dua ayat yang menjelaskan tentang prinsip koperasi, yaitu:

  • Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,
  • Pengelolaan dilakukan secara demokratis,
  • Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota,
  • Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal,
  • kemandirian.

Dari pasal tersebut, bisa dipahami bahwa pengertian koperasi, sebetulnya adalah proses ekonomi yang demokratis dan dilakukan secara kekeluargaan. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian juga menjelaskan bagaimana pembentukan koperasi dan anggota koperasi.

Secara singkat, pembentukan koperasi harus berbadan hukum, dengan akta yang disahkan oleh pemerintah. Pada pasal 18 UU Nomor 25 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap warga negara Indonesia dapat menjadi anggota koperasi.