Broken Home, Pengertian, Dampak, dan Cara Mengatasi

Pexels.com/Cottonbro
Ilustrasi, suasana broken home.
Editor: Agung
30/3/2022, 15.17 WIB

Broken home berkaitan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis. Penyebab bisa macam-macam, mulai dari pertengkaran, perceraian, hingga kekerasan dalam rumah tangga.

Orang tua yang sering bertengkar hingga terjadi kekerasan, menyebabkan psikologis anak terganggu. Kondisi ini akan berdampak pada perkembangan psikologis anak ke depan.

Pengertian Broken Home

dari psychologydictionary.org, broken home adalah sistem dalam rumah tangga orang tua tunggal. Kondisi broken home terjadi karena kondisi keluarga tidak lagi utuh karena perceraian atau salah satu orang tua meninggal. Selain itu, kondisi broken home bisa timbul karena keluarga mengalami konflik, pengabaian, hingga perilaku buruk.

Keluarga yang mengalami konflik disebut keluarga disfungsional yang menyebabkan gangguan emosional pada anggota keluarga di dalamnya. Dampak broken home dan keluarga disfungsional mengakibatkan penelantaran hingga pelecehan anak.

Pengertian Broken Home Menurut Para Ahli

Berdasarkan kajian ilmiah berjudul 'Studi Komparatif Tentang Self Esteem pada Remaja Broken Home', berikut pengertian broken home menurut para ahli:

1. Wells

Wells menjelaskan broken home ,adalah keluarga yang mengalami perpecahan karena kematian, perceraian, seseorang yang tidak menikah, dan mengakibatkan melakukan tindakan kriminal.

2. Quensel

Menurut Quensel, broken home adalah penggambaran keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan seperti keluarga. Adanya konflik membuat pertengkaran dan berakhir menjadi perpisahan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa broken home adalah kondisi anggota keluarga yang tidak utuh, jauh dari rukun dan sejahtera. Kondisi ini kemudian berdampak pada hubungan dan kasih sayang pada anak-anak.

Ciri-Ciri Broken Home

Ada 9 ciri-ciri anak broken home dan mengalami keluarga disfungsional. Ciri ini dialami oleh anak semasa kecil hingga tumbuh menjadi dewasa. Berikut ciri-ciri broken home mengutip dari parenting.firstcry.com:

1. Tipikal Orang Menyenangkan

Beberapa orang memiliki sikap menyenangkan dan terus-menerus mengiyakan orang lain. Terkadang orang ini berusaha menyenangkan dan membantu kebahagiaan orang lain. Sikap ini termasuk ciri anak broken home. Mereka akan mengorbankan kebahagiaan dan kebutuhan pribadi pada orang lain.

2. Mendambakan Kesempurnaan

Ciri selanjutnya adalah, seseorang yang mendambakan kesempurnaan dalam segala hal. Mereka akan merasa takut dan gagal dalam hidup. Penyebab pemikiran ini karena mereka tumbuh dalam keluarga broken home.

3. Merasa Bersalah Terus-Menerus

Ketika dewasa perilaku dari masa lalu akan terbawa. Contohnya seseorang merasa bersalah ketika orang lain kesal. Padahal, tidak melakukan kesalahan pada orang itu.

4. Kesulitan Berkomunikasi

Berbicara pada orang lain dalam berbagai topik memiliki manfaat. Namun bagaimana jika anda tidak pandai berbicara dan meluapkan emosi? Anda cenderung tertutup dan lebih memilih menjaga masalah. Kesulitan berkomunikasi ini termasuk ciri broken home.

5. Merasa Bertanggung Jawab pada Orang Lain

Ciri broken home selanjutnya yaitu rasa bertanggung jawab pada orang lain. Dalam situasi tertentu, seseorang merasa bertanggung jawab pada permasalahan orang lain meski itu bukan masalahnya.

6. Kecemasan Tinggi

Perasaan cemas dan khawatir berlebih berdampak pada kesehatan mental. Beberapa orang mengalami rasa kekhawatiran tinggi dan berpikir terlalu keras terhadap sesuatu.

7. Keras pada Diri Sendiri

Salah satu ciri broken home adalah terlalu keras pada diri sendiri. Ketika menghadapi suatu masalah, mereka akan menyalahkan diri sendiri dalam berbagai hal. Bahkan beberapa orang selalu mengkritik diri sendiri saat salah satu impian tercapai.

8. Perasaan Kosong Dalam Hati

Keluarga broken home berdampak pada dukungan emosional pada anak. Keluarga ini terkadang tidak bisa memenuhi kebahagiaan sang anak. Akibatnya seorang anak merasa perasaan kosong dan terisolasi dalam dirinya. Beberapa orang akan mencari kasih sayang dan takut untuk hidup sendiri.

9. Merasa Sedih dan Frustasi

Perasaan sedih dan frustasi membuat pikiran negatif dan berdampak dalam hidup. Pemikiran negatif ini membuat seseorang hidup pesimis dan tidak menghargai usaha.

Dampak Broken Home

  • Perpisahan orang tua berdampak pada kesehatan anak dan remaja. Anak-anak rentang mengalami stress dan depresi
  • Dampak broken home membuat anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Sebagian anak sering membolos hingga membuat keributan.
  • Keluarga broken home rentan mengalami masalah keuangan yang berdampak pada aktivitas anak
  • Kepribadian anak akan terganggu karena broken home. Mereka rentan berperilaku nakal, melakukan hal buruk, hingga konsumsi obat-obatan terlarang.

Cara Mengatasi Kondisi Broken Home

1. Tanggung Jawab

Sebagai orang tua dalam keluarga, penting untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Orang tua berperan untuk menciptakan situasi emosional sehat dan bertanggung jawab pada keluarga.

2. Kreatif

Langkah selanjutnya adalah kreativitas dan ekspresif. Cara ini dapat dilakukan orang dewasa untuk membuat lingkungan dalam keluarga tetap sehat. Kreativitas bisa membantu pemikiran dan membangun kembali hubungan keluarga.

3. Membangun Kepercayaan

Cara mengatasi broken home yaitu membangun kepercayaan orang-orang terdekat. Kepercayaan penting untuk tumbuh kembang anak dan hubungan keluarga.

4. Mencari Bantuan

Mencari bantuan profesional, dukungan keluarga, dan teman penting untuk mengatasi broken home. Adanya bantuan dan dukungan ini untuk mengatasi permasalahan sulit dan mencegah hal buruk terjadi.

5. Mencoba Memaafkan

Kebiasaan memaafkan penting untuk memperbaiki suatu hubungan. Setiap keluarga pastinya punya masalah yang harus dihadapi. Minta maaf menjadi cara terbaik untuk mencegah perpisahan.