Dalam menjalankan bisnis, sangat penting bagi Anda untuk membuat laporan keuangan. Pasalnya, laporan ini berguna untuk mengetahui laba, rugi, dan modal yang dapat diputar kembali untuk periode usaha selanjutnya.

Ada banyak aspek yang perlu dicatat dalam laporan keuangan. Salah satunya adalah hasil perhitungan modal akhir yang merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk periode perputaran usaha berikutnya.

Untuk memperoleh hasil perhitungan modal akhir yang benar, ada rumus yang harus digunakan. Jika Anda belum mengetahuinya, berikut ulasan tentang rumusnya di bawah ini. 

Komponen Modal Akhir 

Dalam menghitung modal akhir, Anda memerlukan beberapa komponen penting. Ada tiga komponen yaitu modal awal, untung rugi, dan prive. Berikut ini penjelasan masing-masing komponen.

Rumus Modal Akhir (Unsplash)

1. Modal Awal

Modal awal adalah sejumlah modal yang diperlukan untuk membangun bisnis. Terdapat empat metode yang bisa Anda lakukan yaitu

Metode Laba, Prive, dan Modal Akhir

Berikut ini rumus yang Anda gunakan untuk metode ini:

Modal Awal = Modal Akhir - (Laba + Prive)

Metode Investasi, Modal Kerja, dan Modal Operasional

Berikut ini rumus yang Anda gunakan untuk metode ini:

Modal Awal = Modal Investasi + Modal Kerja + Modal Operasional

Metode Capital Expenses dan Operational Expenses

Berikut ini rumus yang Anda gunakan untuk metode ini:

Modal Awal = Modal Capital Expenses + Modal Operational Expenses

Metode Beban, Pajak, Modal Akhir, Pendapatan, dan Prive

Berikut ini rumus yang Anda gunakan untuk metode ini:

Modal Awal = Modal Akhir - Seluruh Pendapatan + Seluruh Beban + Pajak + Prive 

2. Untung/Rugi

Komponen lain dari modal akhir berikutnya adalah untung/rugi. Untung adalah sejumlah keuntungan yang diperoleh dari kegiatan bisnis yang dijalankan. 

Untuk menghitungnya, Anda hanya perlu mencari selisih antara pendapatan dan biaya. Jika selisihnya berada di atas nol rupiah, itulah jumlah keuntungan bisnis yang Anda peroleh.

Semenetara itu, rugi adalah jumlah pengeluaran yang lebih besar dari nominal pendapatan. Apabila hasil selisih pendapatan dan biaya berada di bawah nol rupiah, maka hasil selisih tersebut dianggap sebagai kerugian

3. Prive

Prive merupakan komponen modal akhir yang juga perlu Anda masukkan dalam perhitungan. Prive adalah penarikan uang yang bisa Anda lakukan sebagai pemilik bisnis, baik untuk kebutuhan bisnis ataupun untuk kebutuhan pribadi. Penarikan dana ini nantinya akan dicatat pada bagian modal yang dimiliki.

Itu artinya, perusahaan dapat memberikan sejumlah uang kepada pemilik bisnis atas sebagian modal yang dimiliki oleh sang pemilik perusahaan tersebut.

Rumus Modal Akhir

Menghitung modal akhir bisa dilakukan dengan menggunakan saldo laba ataupun saldo rugi. Hal ini tergantung dari kinerja  yang dicatatkan oleh sebuah perusahaan. Perhitungan modal akhir di setiap saldo memiliki sedikit perbedaan di antaranya:

1. Saldo Laba

Jika perusahaan Anda berhasil mendapatkan keuntungan atau laba, maka rumus menghitung modal akhir yang digunakan adalah:

Modal Akhir = Modal Awal + (Laba-Prive)

Hasil perhitungan ini biasanya akan lebih besar atau bertambah daripada modal awal

2. Saldo Rugi

Jika perusahaan Anda mengalami kerugian, maka rumus menghitung modal akhir yang digunakan adalah:

Modal Akhir = Modal Awal + (Rugi + Prive)

Hasil perhitungan ini biasanya akan kurang dari jumlah modal awal yang digunakan oleh perusahaan.

Manfaat Perhitungan Modal Akhir 

Sebagai pebisnis, sangat penting bagi Anda untuk memahami peran strategis dari menghitung modal akhir. Berikut ini tiga manfaatnya yang perlu Anda ketahui.

Rumus Modal Akhir (Unsplash)

1. Memantau Operasional Bisnis

Manfaat pertama adalah untuk membantu Anda dalam memantau operasional perusahaan. Jika operasional perusahaan berjalan dengan efisien, biasanya akan memperoleh keuntungan.

Namun jika ternyata berjalan kurang baik, maka bisa saja menimbulkan kerugian. Jika memang hal tersebut terjadi, Anda perlu melakukan analisis bisnis untuk melakukan perbaikan. Dengan demikian, operasional perusahaan kedepannya bisa lebih optimal. 

2. Memprediksi Kelanjutan Bisnis

Manfaat berikutnya dari menghitung modal akhir adalah dapat membantu Anda dalam memprediksi kelanjutan bisnis.

Misalnya, saat perusahaan Anda kekurangan modal, maka mungkin Anda perlu mencari pinjaman. Dengan cara ini, perusahaan bisa tetap beroperasi dan menghasilkan keuntungan. Modal yang diperoleh ini juga akan membantu perusahaan untuk terus bertahan di industri.

3. Membuat Laporan

Dengan menghitung modal akhir, Anda bisa membuat pembukuan atau laporan keuangan dengan lebih akurat.

Setiap perusahaan tentunya memerlukan laporan keuangan untuk mengevaluasi bisnis mereka. Dalam laporan tersebut, ada banyak aspek yang dibahas termasuk perhitungan modal. Semakin lengkap dan akurat laporan yang dibuat, maka bisnis juga akan semakin mudah untuk melakukan analisis. 

Contoh Menghitung Modal Akhir

Berikut ini contoh soal yang bisa Anda pelajari agar lebih paham cara menggunakan rumus modal akhir. Sebuah usaha photo copy yang baru beroperasi yang telah mengeluarkan modal dengan rincian sebagai berikut:

Total Modal investasi = Rp 31.000.000

Total Modal kerja = Rp 370.000

Total Modal operasional = Rp 2.400.000

Dalam periode 1 bulan, usaha fotocopy tersebut mendapat keuntungan bersih sebesar Rp 2.000.000 dan pemilik usaha foto copy mengambil dana sebesar Rp 1.500.000. Berikut cara menghitung Modal Awal dan Akhir:

Modal Awal   = Modal Investasi + Modal Kerja + Modal Operasional

                      = Rp 31.000.000 + Rp 370.000 + Rp 2.400.000

                      = Rp 33.770.000

Modal Akhir = Modal Awal + Untung – Prive

                          = Rp 33.770.000,00 + Rp 2.000.000 – Rp 1.500.000

                          = Rp 34.270.000

Modal awal yang diperoleh perusahaan foto copy tersebut adalah Rp 33.770.000 dan modal akhir yang diperoleh dalam periode 1 bulan adalah Rp 34.270.000.