Saat puasa Ramadan, kita harus menahan diri dari segala yang dapat membatalkannya, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Salah satu yang dapat membatalkan puasa Ramadan adalah memasukan sesuatu dari luar mulut ke dalam tubuh secara sengaja. Padahal, dalam aktivitas sehari-hari ada banyak aktivitas yang mengharuskan kita memasukan sesuatu ke dalam mulut, salah satunya adalah menggosok gigi.
Di sisi lain, sikat gigi minimal 2 kali sehari penting dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Sikat gigi juga harus dilakukan agar terhindar dari bau mulut.
Apakah Sikat Gigi Membatalkan Puasa?
Namun, sejumlah orang ragu untuk menyikat gigi di siang hari saat puasa Ramadan karena takut membatalkan puasa. Sebab, terkadang tanpa disadari kita menelan pasta gigi maupun air yang kita gunakan untuk berkumur.
Mengutip laman Muhammadiyah.or.id, menyikat gigi atau bersiwak termasuk salah satu sunnah Nabi SAW sebelum menjalankan ibadah salat. Anjuran ini turut disebutkan dalam hadits yang berasal dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda,
"Seandainya tidak memberatkan umatku, sungguh aku akan memerintahkan mereka bersiwak setiap hendak menunaikan salat." (HR Bukhari)
Lalu, apakah sikat gigi membatalkan puasa? Mayoritas ulama juga berpendapat bahwa sikat gigi tidak membatalkan puasa. Sikat gigi saat puasa Ramadan dianjurkan untuk dilakukan pada pagi hari atau setelah melakukan sahur.
Hukum sikat gigi tidak membatalkan puasa berdasarkan Hadits At-Tirmidzi dari Amir bin Rabi'ah yang pernah melihat Rasulullah SAW sikat gigi atau bersiwak dalam keadaan puasa.
“ Ibnu Umar berkata, "Hendaklah bersiwak di awal atau akhir siang, dan tidak menelan ludah.' Atha mengatakan, "Jika ludah tertelan, maka aku tidak menganggapnya telah membatalkan puasa." 'Amir bin Rabi'ah mengatakan, "Aku melihat Rasulullah bersiwak saat puasa tanpa dapat dihitung bilangannya."
Tentunya ada pendapat lain mengenai apakah sikat gigi membatalkan puasa. Dikutip dari laman bali.kemenag.go.id, Ulama Syafi'iyah mengatakan bahwa hukum sikat gigi saat puasa adalah makruh. Hukum ini khususnya saat matahari telah tergelincir.
Dijelaskan dalam At-Tadzhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa al-Taqrib karya Musthafa Dib Al-Bugha atau penjelasan Kitab Matan Abu Syuja', larangan untuk tidak sikat gigi atau bersiwak bagi orang puasa bertujuan agar bau tidak sedap pada mulut orang yang berpuasa tidak hilang.
Dijelaskan lebih lanjut, Rasulullah SAW menggambarkan bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT daripada wangi kasturi. Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh, perubahan bau mulut orang yang berpuasa itu di sisi Allah lebih harum dari wangi kasturi." (HR Bukhari dalam Al-Shaum dan Muslim dalam Al-Shiyam)
Berbeda dengan Syafi'i, mazhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa hukum sikat gigi saat puasa adalah mubah atau diperbolehkan. Dalil mengenai hukum ini bersandar pada hadits yang menyebut bahwa Rasulullah SAW bersiwak saat puasa.
Mengutip As-Sunnan wa al-Mubtada'at al-Muta'alliqah bi al-Adzkar wa ash-Shalawat karya Muhammad 'Abdus-salam Khadr Asy-Syaqiry, Ibnu Umar berkata,
"Hendaklah bersiwak di awal atau akhir siang, dan tidak menelan ludah.' Atha mengatakan, "Jika ludah tertelan, maka aku tidak menganggapnya telah membatalkan puasa." 'Amir bin Rabi'ah mengatakan, "Aku melihat Rasulullah bersiwak saat puasa tanpa dapat dihitung bilangannya."
Sedangkan, dikutip dari buku Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis karya Ahmad Syarifuddin, Imam asy-Syaukani turut mengatakan bahwa pendapat yang benar dan dianjurkan bersiwak bagi orang yang berpuasa baik di pagi hari maupun sore hari adalah pendapat mayoritas ulama.
Cara Mencegah Bau Mulut Saat Puasa Ramadan
Bau mulut merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi saat puasa. Tidak hanya membuat orang lain tidak nyaman, bau mulut juga dapat menurunkan kepercayaan diri orang yang mengalaminya.
Bau mulut saat puasa sebenarnya bisa dicegah dengan tindakan-tindakan sederhana. Mengutip laman Hellosehat.com, berikut cara mencegah bau mulut saat puasa Ramadan.
1. Konsumsi Buah dengan Kandungan Vitamin C.
Buah dengan kandungan vitamin C seperti jeruk dan nanas bisa meningkatkan produksi air liur. Ketika produksi air liur terjaga dengan baik, masalah mulut kering pun akan teratasi.
Selain itu, air liur juga membantu membilas asam yang diproduksi bakteri mulut saat proses pembusukan makanan. Hasilnya, masalah bau mulut saat puasa jadi lebih terkendali.
2. Hindari makanan beraroma menyengat seperti bawang bombay atau jengkol, terutama saat sahur.
3. Berkumur dengan air garam sebelum tidur untuk menghilangkan bakteri penyebab bau mulut.
4. Cukupi Konsumsi Air
Saat puasa, Anda memang tidak dapat menambah asupan cairan pada siang hari. Sebagai gantinya, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan baik selama waktu buka hingga sahur.
Ketika asupan cairan terjaga, produksi air liur pun akan tetap berjalan dengan baik. Hasilnya, bau mulut akan teratasi selama Anda berpuasa.
5. Hindari makanan atau minuman dengan kadar gula tinggi saat berbuka dan sahur karena bisa menempel pada gigi dan menjadi santapan bakteri penyebab bau mulut.