Nabi Syuaib AS merupakan salah satu dari empat nabi yang berasal dari bangsa Arab. Beliau bersama dengan tiga nabi lainnya, yaitu Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Muhammad SAW. Nabi Syuaib adalah rasul ke-14 yang diutus oleh Allah untuk mendakwahi Kaum Madyan yang bertempat tinggal di wilayah Syam.
Banyak orang yang mengingat ketampanannya. Tidak hanya itu, ia sangat ramah pada setiap orang dan senang menyedekahkan rezekinya kepada orang-orang yang tidak mampu.
Paras wajah yang tampan, ramah, dan menggunakan rezekinya di jalan Allah membuat Nabi Syuaib A.S sangat dikenal oleh masyarakat Madyan.
Kisah Nabi Syuaib
Kisah Nabi Syuaib AS diceritakan dalam Alquran pada Surat Al-Araf dan Surat Hud. Kisah Nabi Syuaib memberikan peringatan kepada umat Islam untuk senantiasa jujur dalam melakukan jual beli.
Perjalanan Nabi Syuaib AS untuk menyadarkan kaum Madyan penuh dengan rintangan. Bahkan ia diancam untuk disingkirkan dari kaumnya.
Dikutip dari buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul (2021) oleh Ridwan Abdullah Sani, penduduk Madyan merupakan orang-orang yang kukuh dalam kekufuran. Dalam berbagai riwayat menyebutkan kaum Madyan adalah kaum yang suka menumpuk harta dan curang dalam timbangan dagang.
Mereka kerap kali mengurangi timbangan bahkan mengganti dengan barang palsu. Kaum Madyan juga tidak mempercayai adanya Allah SWT.
Hal itulah yang menyebabkan diutusnya Nabi Syuaib untuk menyadarkan kaumnya. Nabi Syu'aib juga merupakan penduduk Madyan.
Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-A'raf ayat 85
"Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman."
Nabi Syuaib mengingatkan kaum Madyan untuk tidak menghalangi orang-orang yang ingin ikut ke jalan Allah SWT. Dalam Surat Al-Araf ayat 86 juga dijelaskan bagaimana Nabi Syuaib mengingatkan mereka atas azab yang menimpa kaum-kaum sebelumnya.
"Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan."
Kaum Madyan tidak menghiraukan ajakan nabi Syuaib untuk menyembah Allah SWT dan berlaku tidak curang dalam berdagang. Hingga suatu ketika kaum Madyan mengancam akan menyingkirkan Nabi Syuaib beserta keluarganya jika masih mengganggu kecurangan mereka dalam berdagang.
Bahkan mereka menantang Nabi Syuaib untuk mendatangkan azab jika memang apa yang dikatakan benar.
Kisah Azab Allah SWT untuk Kau Madyan
Setelah melakukan berbagai macam dakwah dan ajakan untuk kembali ke jalan yang benar, tetapi kaum Madyan tetap ingin menjadi orang-orang kafir. Maka Nabi Syuaib berdoa kepada Allah agar penduduk Madyan diberikan azab.
Allah yang mendengar doa Nabi Syuaib A.S kemudian mengabulkan doa itu. Kemudian Allah S.W.T memerintahkan Nabi Syuaib beserta orang-orang yang beriman agar keluar dari kota yang telah diduduki oleh kaum kafir itu.
Setelah Nabi Syuaib dan orang-orang beriman telah meninggalkan kota itu, Allah menurunkan cuaca yang sangat panas dan sangat kering yang membuat tumbuh-tumbuhan mati dan sulit untuk mendapatkan kesejukan.
Kemudian Allah juga memberikan gempa bumi dan suara halilintar yang membuat kaum penduduk Madyan yang kafir mati. Azab yang diberikan oleh Allah itu seperti datangnya hari kiamat.
Semua bencana itu terjadi karena kaum Madyan tidak ingin kembali ke jalan Allah.
Nabi Syuaib Mendapatkan Julukan Khatib Al-Anbiya
Nabi Syuaib pandai dalam menyampaikan pesan. Ia membalas setiap perkataan kaum Madyan dengan kata-kata yang halus.
Sebagaimana yang terdapat dalam Surat Hud ayat 88:
"Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali." (Q.S Hud: 88)
Dari perkataan yang disampaikan lewat ayat tersebut tergambar bahwa Nabi Syuaib menggunakan argumen yang jelas dan mudah dipahami. Seluruh perkataannya memiliki dasar dan arah tujuan.
Hal itulah yang membuat Nabi Syuaib AS mendapat julukan Khatib al-Anbiya atau juru bicara para nabi.