Latar Belakang Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955

UNESCO
Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
Penulis: Tifani
Editor: Safrezi
17/4/2024, 10.20 WIB

Hari Konferensi Asia Afrika (KAA) diperingati setiap 18 April setiap tahunnya. Hari peringatan KAA mengacu pada waktu pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pada 1955.

Latar belakang Konferensi Asia Afrika tidak lepas dari perasaan senasib sepenanggungan, antara negara-negara di kawasan Asia dan Afrika sebagai dampak dari Perang Dunia II. Serta ketakutan dunia akan kembalinya perang dunia.

Sebab, ada kondisi yang memanas di antara dua blok yakni blok barat dan blok timur. Agar lebih paham, berikut ulasan lengkap mengenai latar belakang Konferensi Asia Afrika dan tujuan pelaksanaannya.

Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

Ilustrasi Pelaksanaan KAA (UNESCO)


Konferensi Asia Afrika (KAA) menjadi bagian dari peran Indonesia di dunia internasional terutama di wilayah Asia dan Afrika. Perlu diketahui bahwa kelahiran kekuatan Blok Barat dan Timur membuat kondisi dunia semakin memanas.

Pada saat itu memang sudah berdiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berfungsi untuk menangani masalah dunia. Namun, pada kenyatannya organisasi dunia ini belum cukup berhasil untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Di lain sisi, akibat dari masalah tersebut sebagian besar diderita bangsa-bangsa di wilayah Asia dan Afrika. Dikutip dari laman asianafricanmuseum.org, disebutkan bahwa latar belakang Konferensi Asia Afrika berawal pada 1954, yaitu saat Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala mengundang Perdana Menteri Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru), Indonesia (Ali Sastroamidjojo), dan Pakistan (Mohammed Ali).

Undangan tersebut bertujuan untuk mengadakan pertemuan informal di negaranya. Tentu saja undangan tersebut diterima baik oleh Indonesia.

Ilustrasi Pelaksanaan KAA (UNESCO)

Pada kesempatan itu, Presiden Soekano menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide diadakannya konferensi negara-negara Asia dan Afrika di Konferensi Kolombo tersebut. Soekarno menyebutkan, bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama untuk membangun solidaritas negara-negara Asia-Afrika.

Sebagai persiapan, Pemerintah Indonesia mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan Indonesia di Asia, Afrika, dan Pasifik. Pertemuan tersebut dilaksanakan pada 9-22 Maret 1954 di Wisma Tugu, Puncak, Jawa Barat.

Pertemuan internal tersebut bertujuan untuk membahasa rumusan yang akan dibawa Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo di Konferensi Kolombo sebagai dasar usulan Indonesia untuk meluaskan gagasan kerja sama regional tingkat Asia-Afrika.

Konferensi Kolombo berlangsung dari 28 April-2 Mei 1954 betujuan untuk membicarakan masalah yang menjadi kepentingan bersama. Dalam konferensi tersebut, Perdana Menteri Indonesia mengusulkan perlunya diadakan pertemuan lain yang lebih luas di wilayah Asia-Afrika.

Usulan ini berlandaskan pada adanya masalah krusial yang terjadi di negara-negara Asia dan Afrika. Usulan tersebut diterima seluruh peserta konferensi walaupun masih dalam suasana skeptis.

Konferensi ini memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk menjajaki kemungkinan dan keputusan dimuat di bagian akhir Komunike Konferensi Kolombo.

Tujuan Dibentuknya Konferensi Asia Afrika

Ilustrasi Gedung Merdeka (Wikipedia)


Latar belakang Konferensi Asia Afrika tidak lepas dari tujuan utama gerakan ini. Dilansir dari situs History State Gov, salah satu tujuan dibentuknya KAA adalah mempertimbangkan masalah-masalah negara Asia dan Afrika.

Selain itu, tujuan pembentukan KAA adalah mengembangkan rasa saling pengertian dan kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia juga Afrika.
Tujuan dibentuknya KAA adalah meninjau masalah hubungan sosial, ekonomi, dan budaya negara-negara Asia dan Afrika.

Terakhir, tujuan pembentukan KAA adalah meninjau kedudukan negara-negara Asia dan Afrika, serta memberi sumbangan dalam meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional. Dalam situs Britannica, Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Srilanka, India, serta Pakistan.

Secara garis besar, konferensi ini mencerminkan ketidakpuasan kelima negara pelopor terhadap negara Barat. Tak hanya itu, konflik antarkelompok masyarakat dan gejolak politik akibat perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur, juga melatarbelakangi pembentukan konferensi ini.

Demikian ulasan lengkap mengenai latar belakang Konferensi Asia Afrika dan latar belakang tujuannya. KAA merupakan bentuk solidaritas negara-negara perwakilan untuk berupaya menghapus penjajahan dari negerinya dan negeri di sekitar Asia-Afrika