Dalam mata pelajaran Biologi, siswa akan mempelajari tentang perkembangan biologis hewan. Dalam praktiknya, siswa juga akan mempelajari tentang metamorfosis, yaitu proses perubahan bentuk dan perkembangan yang terjadi pada hewan sepanjang hidup mereka.

Istilah metamorfosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, dan merupakan gabungan dari tiga kata yakni, Meta yang memiliki arti setelah. Kata Morphe yang berarti bentuk, dan terakhir kata Osis yang berarti bagian dari.

Berbeda dari hewan lainnya, hewan yang mengalami metamorfosis tidak hanya tumbuh jadi lebih besar, namun juga mengalami perubahan bentuk tubuh yang drastis. Tidak jarang selama proses metamorfosis ini, hewan tersebut menumbuhkan organ tubuh baru yang membuat penampilannya jadi sangat berbeda dari sebelumnya. Contohnya, seperti ulat yang berubah menjadi kepompong dan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu

Metamorfosis sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Pada ulasan berikut ini, akan dijelaskan lebih detail mengenai metamorfosis tidak sempurna, mulai dari pengertian hingga contoh hewannya yang perlu diketahui.

Pengertian Metamorfosis Tidak Sempurna

Dilansir dari buku IPA TERPADU SMP dan MTs 2A, Mikrajuddin, Saktiyono, Lutfi (2007:19), metamorfosis tidak sempurna adalah proses perubahan bentuk pada hewan yang tidak mengalami fase pupa dan juga larva, dan dikenal dengan istilah heterometabola.

Dalam proses ini, perubahan bentuk hewan dari telur hingga dewasa tidak mencolok dalam daur hidupnya.

Bentuk larva atau bentuk pradewasa disebut nimfa. Sebelum menjadi dewasa, organ dan sayap nimfa belum berkembang.

Pada metamorfosis tidak sempurna ini tidak terbentuk tahap pupa. Sehingga dapat disimpulkan urutannya ialah.

Telur - nimfa - Imago (dewasa)

Ciri-ciri Metamorfosis Tidak Sempurna

Berikut ini beberapa ciri-ciri hewan dengan metamorfosis tidak sempurna, yaitu:

  • Setelah hewan menetas dari telurnya, perubahan yang terjadi hanya sebatas ukuran tubuh saja.
  • Tidak terdapat tahap larva dan pupa dalam siklus hidup hewan tersebut.
  • Ukuran hewan-hewan itu berubah ukuran semakin besar, sehingga sering berganti kulit dan sayap.
  • Nimfa dan dewasa memiliki sifat yang sama.

Contoh Hewan Metamorfosis Tidak Sempurna

Berikut ini lima contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna beserta gambar dan penjelasannya: 

1. Capung

Metamorfosis Tidak Sempurna (Gramedia.com)

Contoh hewan pertama yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah capung. Berbeda dengan hewan lainnya, capung melewati fase larva sebelum akhirnya berubah jadi nimfa. Betina akan menyimpan telur capung yang berbentuk sedikit lonjong di air berarus deras seperti sungai.

Di usia tiga minggu, telur capung akan menetas menjadi larva ganas pemakan segala. Mereka biasanya akan memangsa ikan kecil, cacing, dan hewan kecil penghuni air lainnya. Setelah cukup banyak makan, larva capung akan berubah menjadi nimfa dan tumbuh sebagai capung imago.

2. Kepik

Metamorfosis Tidak Sempurna (Gramedia.com)

Kepik merupakan salah satu bagian dari keluarga hemiptera yang juga termasuk hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Seekor kepik betina bisa menghasilkan 1000 telur hanya dalam satu musim kawin. 

Meskipun demikian, dari 1000 telur, banyak diantaranya berakhir menjadi makanan hewan predator. Telur kepik biasanya diletakkan di dedaunan, dan akan menetas setelah berumur satu minggu.

Sama seperti capung, telur kepik menetas sebagai larva, dan mengalami pergantian kulit. Uniknya kepik melewati fase pupa dan keluar sebagai kepik dewasa. Satu-satunya fase yang tidak mereka lewati adalah fase nimfa, dan karena itu jugalah metamorfosis kepik tidak bisa disebut sempurna.

3. Jangkrik 

Metamorfosis Tidak Sempurna (Pinterest)

Jangkrik juga menjadi salah satu contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Jangkrik melewati tiga tahap metamorfosis dalam hidupnya yaitu telur, imfa, lalu tumbuh sebagai jangkrik dewasa atau imago.

Jangkrik menjadi salah satu hewan paling cepat dalam menyelesaikan proses metamorfosis mereka. Dalam satu musim kawin, jangkrik betina bisa menghasilkan sekitar 500 telur. Telur-telur jangkrik hanya membutuhkan waktu sekitar dua atau tiga hari untuk menetas.

4. Belalang

Metamorfosis Tidak Sempurna (Science Photo Library)

Belalang juga merupakan salah satu contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Belalang hanya melewati tiga fase metamorfosis yakni fase telur, fase nimfa, kemudian memasuki fase imago.

Saat musim panas atau kemarau, belalang betina akan menghasilkan sekitar 10 sampai 300 telur. Telur belalang kakan menetas sebagai nimfa sekitar 10 bulan kemudian.

Meski memiliki bentuk fisik mirip dengan belalang dewasa, nimfa belalang belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Kedua organ tubuh itu baru akan muncul 30 hari kemudian, setelah nimfa berganti kulit selama beberapa kali dan akhirnya menjadi dewasa.

5. Kecoa

Metamorfosis Tidak Sempurna (Gramedia.com)

Terakhir, hewan yang memiliki metamoforsis tidak sempurna adalah kecoa. Pada fase awal, betina kecoa akan mengeluarkan dan meletakkan telurnya di permukaan tanah. 

Telur kecoa biasanya akan menetas setelah 1 sampai 2 bulan. Bentuknya kecil dan berkelompok, serta lengket yang dilindungi oleh semacam kapsul bernama ootheca. 

Setelah menetas akan berlanjut pada tahap berikutnya yakni menjadi nimfa. Pada fase ini bentuk tubuhnya sama dengan kecoa dewasa, akan tetapi tidak memiliki sayap.

Di tahap ini juga akan terjadi proses pergantian kulit sembari sayapnya bertumbuh dalam waktu 60 hari atau 2 bulan.  Ketika sayapnya sudah tumbuh sempurna, ia akan menjadi kecoa dewasa dan akan siap kawin.

Namun, pada fase imago biasanya hanya berlangsung 20 hari saja hingga akhirnya mati dengan sendirinya. Selama fase ini pula, biasanya kecoa betina sudah bisa bertelur sebanyak 8 hingga 20 kali. 

Itulah ringkasan mengenai metamorfosis tidak sempurna, mulai dari pengertian hingga contoh hewannya yang penting untuk diketahui.