3 Rekomendasi Film Terbaik tentang Olimpiade

ANTARA FOTO/REUTERS/Simon Bruty for OIS/IOC
Pemain ski asal Amerika Serikat Daniel Gillis berkompetisi dalam kategori Alpine Skiing Men's Giant Slalom Olimpiade Pemuda Musim Dingin 2020 di Les Diablerets Alpine Centre, Les Diablerets, Swiss, Senin (13/1/2020).
23/7/2021, 12.24 WIB

Ajang Olimpiade Tokyo 2020 akan segera dimulai. Para penggemar olahraga di seluruh dunia menantikan tim dan atlet favorit mereka untuk berkompetisi dan berharap membawa pulang medali emas. Walaupun pandemi masih berlangsung, semangat para atlet dan pendukungnya terus berkobar.

Meskipun Olimpiade tahun ini tidak bisa ditonton secara langsung, para warga dunia dapat turut mendukung atlet favoritnya melalui siaran langsung. Sebagai penambah semangat, menonton film tentang Olimpiade dapat menjadi aktivitas pilihan.

Kisah inspiratif para atlet melalui perjuangan dan kerja keras mereka dapat turut disaksikan melalui film dan menjadi inspirasi. Berikut ini rekomendasi film terbaik tentang Olimpiade yang dapat ditonton.

1. I, Tonya

Film ini berdasarkan pada kisah nyata atlet Tonya Harding dan wawancara dari orang-orang sekitarnya. Berkisah pada 1970-an di Portland, Oregon, seorang gadis bernama Tonya Harding tinggal di daerah kumuh bersama ibunya yang merupakan seorang pecandu alkohol. Tonya adalah seorang figure skater (pemain skat indah) yang berbakat. Namun, dengan kondisinya yang dinilai kurang baik, dia ditolak karena tidak memiliki keanggunan dan gaya hidup seorang pemain skat indah.

Rintangan tersebut bukan halangan bagi Tonya. Dengan bantuan pelatihnya, Diana Rawlinson, Tonya terus berusaha untuk menjadi pemain skat indah yang terkenal. Tonya menjadi juara nasional, peraih medali dunia, anggota tim Olimpiade AS, dan mencetak sejarah dengan menjadi wanita Amerika pertama yang melakukan triple axel dalam kompetisi, sebuah gerakan yang sangat sulit.

Namun, Lavona, ibu Tonya, masih berperilaku sangat kasar dan merendahkan Tonya meskipun dia sukses. Pada usia 15 tahun, Tonya bertemu Jeff Gillooly dan jatuh cinta. Empat tahun kemudian, mereka menikah tetapi Jeff berubah menjadi kasar. Tonya mulai mengajukan perintah penahanan sampai akhirnya dia menceraikannya.

Pada tahun 1994, dunia Tonya hancur ketika mantan suaminya bersekongkol untuk melukai Nancy Kerrigan, rekan atlet sekaligus pesaing Tonya dalam Olimpiade. Dalam serangan brutal yang membuat Nancy luka berat hingga harus mundur dari kejuaraan nasional. Tonya menjadi tersangka dan dilarang untuk mengikuti kompetisi apapun.

Film ini menunjukkan kehidupan dan perjuangan seorang atlet yang terlibat dalam salah satu skandal paling terkenal dalam sejarah olahraga. I, Tonya disutradarai Craig Gillespie dan mendapatkan 45 penghargaan, termasuk satu Piala Oscar untuk Penampilan Terbaik oleh Aktris dalam Peran Pendukung.

2. Eddie the Eagle

Terinspirasi oleh peristiwa nyata, Eddie the Eagle adalah kisah inspiratif tentang Michael Edwards atau biasa disapa Eddie, seorang pemain ski dari Inggris yang tidak atletis dan menderita rabun jauh. Pada tahun 1987, Eddie yang saat itu berusia 22 tahun, telah belajar ski secara otodidak dan berencana mengikuti Olimpiade. Namun, Komite Olimpiade Inggris menyatakan bahwa Eddie tidak memiliki kualifikasi untuk mewakili Inggris dalam ajang Olimpiade tahun 1988.

Eddie mengetahui bahwa Inggris belum pernah mengirim tim ski untuk berkompetisi dalam Olimpiade sejak tahun 1920-an. Dengan semangat dan perjuangannya, Eddie memutuskan untuk berkompetisi pada Olimpiade Calgary di Jerman meskipun belum pernah berpartisipasi dalam olahraga ski sama sekali.

Eddie berangkat menuju Garmisch, Jerman untuk belajar ski. Namun, ternyata olahraga ini sangat berbeda dengan pengajaran otodidak yang selama ini dia lakukan. Eddie bahkan tidak bisa mencapai jarak 70 meter. Pantang menyerah, Eddie berlatih bersama Bronson Peary, seorang mantan atlet ski, meskipun Bronson tidak sepenuhnya setuju dengan Eddie.

Perlahan tapi pasti, Eddie dan Bronson giat berlatih hingga tiba saatnya Eddie harus berkompetisi untuk kategori ski lompat jarak 70 meter. Meskipun Eddie kalah dan selesai terakhir, dia mencetak rekor di Inggris. Perjuangannya memenangkan hati banyak warga dan media menyambutnya sebagai Eddie “Sang Elang”.

Eddie the Eagle dibintangi oleh aktor Taron Egerton sebagai Eddie. Film karya sutradara Dexter Fletcher ini mendapatkan penghargaan Best International Film dalam Bali International Film Festival tahun 2016.

3. Race

Pada tahun 1930-an, Jesse Owens adalah seorang pemuda kulit hitam yang masuk perguruan tinggi Ohio State, bergabung sebagai atlet lari. Saat itu, isu rasisme dan diskriminasi menjadi permasalahan sehingga Owens sering menerima perlakuan buruk. Owens mendapatkan tawaran dari Larry Snyder, pelatih di Ohio State. Dia bertanya apakah Owens ingin ke Berlin pada tahun 1936 untuk Olimpiade Musim Panas dan Owens pun setuju.

Sementara itu di New York, Komite Olimpiade AS mengadakan pertemuan. Mereka prihatin dengan rumor bahwa Jerman di bawah pemerintahan Nazi akan memboikot pertandingan Olimpiade di Berlin. Pihak Amerika mencapai kompromi untuk mencegah boikot. Owens dan pelatihnya melakukan perjalanan ke Berlin untuk berpartisipasi dalam Olimpiade tahun 1936.

Di Berlin, Owens memenangkan medali emas pertamanya dalam kategori lari 100 meter. Owens juga memenuhi syarat untuk mengikuti kategori lompatan luas setelah mendapatkan saran dari saingan Jerman, Luz Long. Dia pun menang. Owens juga memenangkan dua medali emas dalam lari estafet 4x100 meter, menggantikan dua atlet Yahudi Amerika yang disabotase.

Race mengisahkan perjuangan Owens melawan rasisme dan kerja kerasnya membuktikan bahwa talenta tidak mengenal warna kulit ataupun kepercayaan. Film karya sutradara Stephen Hopkins ini mendapatkan enam penghargaan termasuk penghargaan Penampilan Seorang Aktor dalam Peran Utama yang didapatkan oleh Stephan James sebagai Jesse Owens.

Itu tadi rekomendasi film terbaik tentang Olimpiade. Inspiratif dan mengagumkan, kisah para atlet tersebut dapat menambah semangat kehidupan untuk pantang menyerah.