Kehamilan merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu bagi sebagian besar pasangan suami istri. Cara terbaik untuk memerolehnya ialah dengan menghitung masa subur. Sebab, wanita memiliki potensi hamil lebih tinggi jika sel telur dibuahi saat masa subur.
Setiap wanita memiliki masa subur berbeda, tergantung siklus menstruasi yang dialami. Bidan Ewa Molika Sitompul AM. Keb dalam buku “Panduan Pintar Menghitung Masa Subur” menjelaskan, wanita yang mempunyai siklus haid 28-30 hari memiliki masa subur pada hari ke-12 hingga 18 dihitung dari hari pertama haid.
Cara Menghitung Masa Subur
Masa subur atau fertile window adalah masa dalam siklus menstrusi wanita saat sel telur matang dan siap dibuahi. Ada beberapa cara menghitung masa subur yang bisa dilakukan dengan mudah, sebagai berikut:
1. Siklus Haid
Sejumlah ahli mengatakan bahwa siklus haid normal adalah 28 hari. Maka, cara menghitung masa subur dimulai dari mencari pertengahan siklusnya, yaitu hari ke-14.
Masa suburnya adalah tiga hari sebelum dan setelah hari ke-14. Jadi, menghitung masa subur bagi wanita dengan siklus haid 28 hari adalah antara hari ke-11 dan ke-17.
Adapun cara menghitung masa subur dengan sistem kalender adalah sebagai berikut; masa subur = Hari terakhir menstruasi + 13; masa pra-subur = Masa subur - 3 dan Masa subur + 3
2. Mengukur Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal berkisar antara 35,5 hingga 36 derajat celsius. Saat wanita mengalami ovulasi, suhu tubuh akan turun terlebih dahulu lalu naik kembali mencapai 37 hingga 38 derajat celsius. Kenaikan suhu tubuh adalah akibat dari perubahan kadar hormon progesteron yang berfungsi untuk menyiapkan jaringan dalam rahim agar dapat menerima sel telur yang telah dibuah
Caranya, masukkan termometer ke dalam dubur atau mulut vagina selama lima hingga enam menit. Pastikan kaki rapat saat pengukuran melalui mulut vagina dilakukan. Pengukuran dilakukan setiap hari selama tiga bulan.
3. Perubahan Sekresi Lendir Leher Rahim
Cara menghitung masa subur melalui perubahan sekresi lendir leher rahim dapat diperiksa setiap hari. Pemeriksaan dilakukan karena hormon estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi sehingga lendir memiliki konsistensi encer ketika diraba dengan jari.
Untuk mengetahui konsistensi lendir, ambil sebagian di antara ibu jari dan jari telunjuk, lalu rekatkan kedua jari dan rentangkan sehingga lendir membentuk seperti benang dengan jarak dua hingga tiga sentimeter.
Masa subur terlihat saat lendir tidak terputus ketika direntangkan. Jika lendir terputus, maka wanita sedang tidak dalam masa subur. Namun, tingkat keberhasilan cara ini hanya sekitar 60% hingga 70%.
Tanda-tanda Kehamilan
Setelah mengetahui cara menghitung masa subur, Anda mesti memahami apa saja tanda-tanda kehamilan. Mengutip buku "9 Bulan yang Menakjubkan" oleh Bonny D. Hall dkk, berikut 12 tanda kehamilan.
1. Haid tidak datang
Sebutannya, amenorrhoea. Jika ini terjadi, kemungkinan Anda hamil. Sebab hal ini merupakan tanda dibuahinya sel telur oleh sel sperma. Namun, ada kalanya haid tidak datang dikarenakan stres atau mengonsumsi obat-obatan.
2. Mual dan muntah
Mual dan muntah dialami sekitar 50% ibu yang baru mulai hamil, dua minggu setelah tidak haid. Hal tersebut dipicu oleh meningkatnya hormon hCG (Human Chorionic Gonadotrophin) atau hormon manusia yang menandakan ada “manusia lain” di tubuh Anda.
3. Payudara tidak nyaman
Meningkatnya produksi hormon estrogen dan progrsteron dapat menyebabkan payudara lebih lunak, sensitif, gatal, berdenyut dan nyeri ketika disentuh.
4. Ada bercak darah dan kram perut
Hal tersebut disebabkan implantasi atau menempelnya embrio ke dinding rahim. Terjadi 8-10 hari setelah ovulasi atau lepasnya sel telur matang dari rahim.
5. Sering buang air kecil
Sering buang air kecil dapat terjadi akibat janin mulai tumbuh di rahim dan menekan kandung kemih.
6. Sakit kepala
Hal ini dapat terjadi karena lelah, mual, tegang atau depresi yang disebabkan perubahan kadar hormon tubuh ketika mulai hamil. Meningkatnya pasokan darah ke tubuh juga bisa membuat ibu pusing tiap ganti posisi.
7. Cepat lelah dan mengantuk
Hal ini dapat terjadi akibat perubahan hormon dan kerja ekstra ginjal, jantung, dan paru-paru selama masa kehamilan.
8. Sembelit
Akibat meningkannya hormon progesteron. Selain mengendurkan otot rahim, hormon itu juga mengendurkan otot dinding usus, sehingga melambatkan gerakan usus agar penyerapan nutrisi untuk janin sempurna.
9. Sering meludah
Sering meludah atau hipersalivasi terjadi akibat perubahan kadar hormon estrogen.
10. Temperatur basal tubuh naik
Temperatur basal adalah temperatur yang diambil dari mulut saat bangun di pagi hari. Temperatur itu sedikit meningkat setelah ovulasi dan akan turun ketika Anda haid. Jika tetap tinggal, maka bisa jadi pertanda kehamilan.
11. Ngidam
Tidak suka atau ingin makanan tertentu merupakan ciri khas ibu hamil. Hal ini dapa terjadi karena perubahan hormon.
12. Mood naik turun
Membanjirnya produksi hormon di tubuh pada awal kehamilan membuat Anda sangat emosional, cepat sedih, dan cepat gembira.