Boneka Labubu viral di media sosial hingga membuat para penggemarnya rela antre hingga berjam-jam. Boneka monster ini dibuat oleh seniman Belgia asal Hongkong, yaitu Kasing Lung.
Boneka Labubu dijual oleh perusahaan mainan PopMart dengan konsep blind box dan semakin populer setelah diunggah personil girl group, Lisa Blackpink. Banyak warganet menilai, tren membeli boneka Labubu sebagai FOMO. Lalu, apa itu FOMO dalam tren Labubu?
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out atau ketakutan karena merasa tertinggal. Istilah FOMO ditambahkan ke dalam Oxford English Dictionary pada tahun 2013.
Mulanya, FOMO diartikan sebagai perasaan gugup dan cemas yang dialami seseorang, ketika dirinya tidak menghadiri acara sosial. Hal ini terjadi ketika mereka tidak dapat hadir, tidak diundang, atau tidak merasa ingin pergi.
Arti kata FOMO melebar menjadi ketakutan karena merasa tertinggal, jika tidak mengikuti aktivitas tertentu. Beberapa orang merasa cemas dan takut yang timbul dari pikirannya sendiri.
Rasa cemas terjadi karena takut tertinggal sesuatu seperti berita, tren, dan hal lain. Istilah FOMO menjadi gambaran anak-anak muda yang merasa takut dan dicap tidak gaul. Beberapa orang menganggap jika orang lain bersenang-senang, mereka juga harus seperti itu.
Boneka Labubu dianggap salah satu bentuk FOMO, sebab tren ini terjadi secara tiba-tiba atau singkat. Selain itu, dampak yang terjadi dirasakan secara luas. Terlihat dari masyarakat yang berbondong-bondong membeli boneka Labubu.
Dampak Negatif FOMO
Dikutip dari laman National Institutes of Health, FOMO dapat menimbulkan dampak buruk untuk kesehatan mental. Berikut dampak negatif FOMO.
1. Mengganggu Produktivitas
FOMO membuat seseorang merasa harus selalu terhubung dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi di media sosial. Akibatnya, seseorang cenderung menunda-nunda pekerjaan karena takut melewatkan momen penting atau kesempatan yang lebih menarik.
Rasa takut ketinggalan bisa memicu stres dan kecemasan yang cukup tinggi. Hal ini tentu saja akan memengaruhi kualitas pekerjaan dan produktivitas kita secara keseluruhan.
FOMO juga dapat menjadi penghambat produktivitas yang cukup signifikan. Kesuksesan atau kesenangan orang lain di media sosial bisa memicu perasaan iri dan tidak puas.
Hal ini membuat seseorang mulai membandingkan diri dengan mereka yang pada akhirnya dapat menurunkan motivasi dan semangat kerja.
2. Gangguan Tidur
Dampak negatif fOMO selanjutnya adalah penurunan kualitas tidur. FOMO menimbulkan perasaan cemas, sehingga sulit membuat pikiran rileks bahkan saat tertidur.
Ketakutan akan ketinggalan sesuatu yang menarik atau penting membuat pikiran sulit untuk dihentikan. Seseorang akan terus membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh orang lain, apa yang dilewatkan, dan bagaimana jika ketinggalan kesempatan.
FOMO juga seringkali diiringi dengan perasaan stres dan cemas. Emosi negatif ini dapat membuat sulit untuk tidur nyenyak dan menyebabkan kita sering terbangun di tengah malam.
3. Stres
Rasa takut ketinggalan sesuatu yang menarik atau penting ini bisa memicu berbagai emosi negatif yang berujung pada stres. FOMO menciptakan lingkaran setan rasa cemas.
Semakin kita takut ketinggalan, semakin kita merasa perlu untuk selalu terhubung dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Hal ini tentu saja membuat pikiran kita terus bekerja keras dan memicu rasa cemas.
FOMO mendorong kita untuk selalu online dan terhubung dengan dunia maya. Tekanan untuk selalu responsif terhadap notifikasi dan pesan dapat menyebabkan kelelahan mental dan stres.
4. Menurunkan rasa percaya diri
FOMO dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang akibat membandingkan diri dengan kehidupan orang lain di media sosial. Ketika terlalu fokus pada kehidupan orang lain, seringkali melupakan pencapaian dan potensi diri sendiri.
Seseorang akan menjadi terlalu sibuk mengejar standar yang tidak ditetapkan sendiri. FOMO juga bisa memicu perasaan bahwa selalu kurang dari orang lain, baik dari segi materi, pengalaman, atau penampilan.
Ciri-Ciri FOMO
Dikutip dari laman Very Well Mind, tidak sulit mengidentifikasi orang yang mengalami FOMO. Berikut ciri-ciri FOMO:
1. Penggunaan Media Sosial Berlebihan
Seseorang yang mengalami FOMO cenderung tenggelam dalam dunia media sosial, dengan harapan dapat menemukan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Mereka mungkin merasa takut untuk melewatkan momen yang sedang populer atau kejadian sosial yang dianggap penting.
Aktivitas seperti “scrolling” tanpa henti di platform-platform media sosial bisa menjadi cara untuk mengatasi kecemasan.
2. Terlalu Takut Ketinggalan Tren
Orang yang FOMO cenderung terlalu berkomitmen pada berbagai aktivitas atau acara supaya tidak ketinggalan. Mereka bisa merasa bahwa terlibat dalam banyak hal adalah cara untuk mengamankan peluang dan pengalaman hidup.
Akan tetapi, kelelahan karena terlalu berkomitmen ini dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan dan bahkan dapat membahayakan kesehatan jangka panjang.
3. Takut Dikucilkan
FOMO juga sering dipicu oleh rasa takut ditolak dan dikucilkan dari kelompok sosial. Mereka yang mengalami FOMO merasa perlu untuk selalu up to date demi bisa diterima oleh suatu kelompok.
Mereka juga takut jika tidak aktif atau terlibat dalam setiap acara membuatnya diabaikan oleh lingkungannya. Kondisi ini dapat membentuk sikap ekstrem.
Pengidapnya tidak hanya terlibat dalam kegiatan yang diinginkan, tetapi juga terlibat dalam kegiatan yang sebenarnya tidak sesuai dengan minat atau kebutuhan mereka.
Demikian ulasan apa itu FOMO dalam tren boneka Labubu beserta dampak negatif dan gejalanya.