Efek samping konsumsi herbal pelangsing berlebihan bisa membahayakan tubuhmu jika tidak digunakan secara bijak. Kamu mungkin berpikir bahwa karena bahan herbal bersumber dari alam, maka otomatis aman. Sayangnya, pemikiran itu tidak selalu benar.
Dalam berbagai penelitian oleh lembaga kesehatan dan perguruan tinggi di Indonesia yang disadur dari pafibolaangmongondowtimurkab.org, ditemukan fakta bahwa konsumsi herbal pelangsing secara berlebihan dapat memicu gangguan serius pada kesehatan.
Bahaya dari Efek Samping Konsumsi Herbal Pelangsing Berlebihan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam sejumlah temuannya mengungkapkan bahwa beberapa produk herbal pelangsing mengandung senyawa kimia tambahan yang tidak tercantum dalam label kemasan.
Hal ini menyebabkan herbal yang seharusnya aman, menjadi berisiko jika dikonsumsi terus menerus. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada juga meneliti beberapa jenis tanaman pelangsing seperti jati belanda, teh hijau, dan kunyit. Mereka menemukan bahwa penggunaan dalam dosis tinggi dan jangka panjang bisa merusak fungsi hati dan ginjal.
Selain itu, menurut penelitian dari Universitas Airlangga, beberapa herbal pelangsing yang bersifat diuretik bisa menyebabkan dehidrasi akut. Hal ini tentu berbahaya, apalagi jika digunakan tanpa pengawasan tenaga medis.
Kandungan aktif dalam herbal seperti senna, misalnya, dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan bila diminum lebih dari dosis yang dianjurkan.
Efek Samping Konsumsi Herbal Pelangsing Berlebihan terhadap Sistem Pencernaan
Kamu mungkin pernah mendengar bahwa beberapa herbal seperti daun senna atau jati belanda membantu melancarkan pencernaan. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, efeknya justru sebaliknya.
Sistem pencernaan bisa mengalami iritasi, kram perut, diare berkepanjangan, bahkan kehilangan elektrolit tubuh. Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa penggunaan laksatif alami tanpa batasan dosis sangat berisiko menimbulkan ketidakseimbangan cairan tubuh.
Ketika elektrolit hilang dalam jumlah besar, tubuh bisa mengalami gangguan detak jantung, kelemahan otot, dan kelelahan ekstrem. Ini adalah dampak lanjutan yang sering tidak disadari oleh pengguna herbal pelangsing yang beranggapan bahwa efek buang air besar yang terus menerus adalah tanda keberhasilan diet.
Gangguan Hormonal Akibat Penggunaan Herbal Pelangsing yang Berlebihan
Efek samping konsumsi herbal pelangsing berlebihan juga berdampak pada keseimbangan hormon tubuh.
Dalam jurnal riset dari Universitas Hasanuddin, ditemukan bahwa konsumsi berlebihan ekstrak kunyit, yang biasa digunakan dalam jamu pelangsing, dapat menurunkan kadar hormon estrogen pada wanita. Ini tentu bisa mempengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan.
Bahkan, kandungan phytoestrogen dalam beberapa tanaman pelangsing seperti temulawak dan kemuning, jika dikonsumsi berlebih, bisa mengganggu sistem endokrin.
Akibatnya, produksi hormon tiroid juga terganggu, yang berujung pada metabolisme tubuh yang tidak stabil. Kamu perlu waspada, terutama jika sedang dalam masa kehamilan atau program kehamilan.
Risiko Kerusakan Hati dan Ginjal Akibat Herbal yang Digunakan Secara Sembarangan
Fungsi hati dan ginjal dalam tubuh sangat vital untuk menyaring racun. Sayangnya, banyak herbal pelangsing mengandung senyawa yang bekerja keras memaksa metabolisme tubuh, dan ini membuat organ penyaring bekerja lebih keras.
Publikasi studi dari Universitas Padjadjaran menemukan bahwa konsumsi ekstrak jati belanda dan akar alang-alang dalam dosis tinggi meningkatkan kadar SGPT dan kreatinin dalam darah, yang menjadi indikator awal gangguan fungsi hati dan ginjal.
Jika kamu tidak mengontrol konsumsinya, efek jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan permanen pada organ ini. Bahkan, ada laporan kasus di mana pasien yang terlalu sering mengonsumsi jamu pelangsing harus menjalani cuci darah karena gagal ginjal akut.
Ketergantungan dan Gangguan Psikologis Akibat Konsumsi Jangka Panjang
Efek samping konsumsi herbal pelangsing berlebihan tidak hanya menyerang fisik, tapi juga mental. Banyak pengguna menjadi tergantung secara psikologis karena merasa tidak percaya diri jika tidak minum herbal tersebut. Ketika berat badan tidak turun seperti harapan, pengguna cenderung meningkatkan dosis tanpa memahami risiko.
Penelitian dari Universitas Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa 4 dari 10 responden yang mengonsumsi jamu pelangsing selama lebih dari tiga bulan mengalami kecemasan berlebih, ketakutan kenaikan berat badan, dan gangguan tidur. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan bukan hanya bersifat fisik, tapi juga mempengaruhi mental pengguna.
Interaksi Negatif dengan Obat Lain yang Sedang Dikonsumsi
Herbal pelangsing sering digunakan bersamaan dengan obat medis tanpa konsultasi. Ini bisa menimbulkan interaksi yang berbahaya. Misalnya, teh hijau yang tinggi katekin bisa menghambat penyerapan zat besi dari makanan, dan senyawa dalam temulawak bisa mempengaruhi efektivitas obat darah tinggi.
Data dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan bahwa 30 persen pengguna herbal di Indonesia tidak mengetahui adanya risiko interaksi obat dengan herbal. Kamu perlu lebih waspada, apalagi jika memiliki penyakit kronis dan sedang menjalani terapi medis.
Herbal Pelangsing yang Sering Digunakan dan Cara Aman Penggunaannya
Beberapa herbal pelangsing populer di Indonesia antara lain jati belanda, daun senna, kunyit, temulawak, dan kemuning. Herbal ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk seduhan, kapsul, atau jamu racikan. Meski bersumber dari alam, tetap ada batas aman dalam penggunaannya.
Kamu disarankan untuk tidak mengonsumsi herbal pelangsing lebih dari dua minggu berturut-turut tanpa pengawasan ahli. Pastikan produk yang kamu beli terdaftar di BPOM dan konsultasikan dengan apoteker atau tenaga kesehatan bila ingin mengombinasikannya dengan obat lain. Hindari mengonsumsi lebih dari dosis yang dianjurkan meskipun ingin hasil cepat, karena dampaknya bisa sangat fatal.
Herbal pelangsing memang menawarkan cara alami untuk menurunkan berat badan, tapi kamu harus paham bahwa penggunaan berlebihan bisa membawa risiko besar.
Tidak semua yang alami itu aman jika dikonsumsi terus menerus dan dalam dosis tinggi. Sistem pencernaan, fungsi hati dan ginjal, hingga kestabilan hormon bisa terganggu jika kamu tidak memperhatikan cara penggunaannya.
Konsultasi dengan tenaga medis adalah langkah bijak sebelum memutuskan mengonsumsi produk herbal pelangsing. Terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang mengonsumsi obat medis lainnya. Jangan biarkan keinginan untuk langsing membuatmu mengabaikan risiko kesehatan yang jauh lebih serius.
Pilihlah produk herbal yang sudah teruji dan terdaftar secara resmi. Gunakan sesuai petunjuk, tidak berlebihan, dan seimbangkan dengan pola makan sehat serta aktivitas fisik. Ingat, tubuhmu adalah investasi jangka panjang, dan cara terbaik menjaga keseimbangan adalah dengan pendekatan yang cerdas dan bertanggung jawab.