GBK, Ruang Publik yang Kian Diminati Pejalan Kaki

Dok. GBK
Warga sedang berlari mengelilingi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
24/9/2025, 12.13 WIB

Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) selalu jadi magnet bagi warga Jakarta dan sekitarnya, bukan hanya karena statusnya sebagai kompleks olahraga terbesar di Indonesia, tetapi juga karena fungsinya yang beragam.

Bagi banyak orang, GBK yang telah memasuki usia 63 tahun, bukan hanya tempat untuk berolahraga atau menonton, melainkan juga ruang publik yang menyatukan berbagai lapisan masyarakat, dari pekerja kantoran, mahasiswa, hingga wisatawan mancanegara.

Secara total, jumlah kunjungan tahunan GBK  menunjukkan pergerakan naik-turun. Berdasarkan data yang diperoleh Katadata, pada 2023 tercatat 7,49 juta pengunjung. Setahun kemudian, jumlah itu naik menjadi 10,02 juta atau meningkat sekitar 33 persen. 

Sampai dengan Agustus 2025, total jumlah pengunjung sudah mencapai 8,4 juta. “Proyeksi hingga akhir tahun kemungkinan besar akan melebihi target tahun lalu, terutama bila intensitas acara olahraga dan hiburan di GBK tetap terjaga hingga Desember,” ujar Direktur Utama Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) Rakhmadi Kusumo. 

Di balik keramaian tersebut, Rakhmadi menuturkan, data traffic pengunjung GBK menunjukkan gambaran yang menarik. Selama tiga tahun terakhir, pola mobilitas masyarakat yang datang ke kawasan ini ternyata berubah cukup signifikan.

Dari 2023 hingga Agustus 2025, hampir 26 juta orang tercatat keluar masuk GBK. “Total kunjungan GBK mencapai hampir 26 juta orang dalam kurun 2023 hingga Agustus 2025,” ujarnya.

Yang paling mencuri perhatian adalah jumlah pejalan kaki yang terus meningkat. Pada 2023, hanya sekitar 629 ribu orang yang tercatat masuk GBK dengan berjalan kaki. Angka ini masih tergolong kecil, tidak mencapai 10 persen dari total pengunjung saat itu.

Namun, setahun kemudian lonjakannya luar biasa. Sebanyak 1,6 juta orang tercatat jalan kaki menuju GBK, atau hampir tiga kali lipat lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.

Tren itu terus berlanjut, selama periode Januari-Agustus 2025, jumlah pejalan kaki sudah menembus 3,4 juta orang. Jumlah itu hampir setengah dari total pengunjung di tahun berjalan yang sebanyak 8,4 juta pengunjung.  “Jumlah pejalan kaki di GBK melonjak hampir lima kali lipat dalam dua tahun terakhir. Pada 2025, proporsinya bahkan sudah mencapai 41 persen dari total pengunjung,” tutur Rakhmadi.

Kegiatan pound fit di Gelora Bung Karno diminati masyarakat. (Dok. GBK)

Sebaliknya, kendaraan roda dua mulai kehilangan dominasinya. Pada 2023 jumlah pengunjung yang menggunakan roda dua sebanyak 1,6 juta, kemudian naik menjadi 2,1 juta di 2024 lalu anjlok ke 1,2 juta pengunjung pada periode Januari-Agustus 2025. “Jika pada 2023 kendaraan bermotor masih mendominasi, kini tren beralih ke pejalan kaki yang semakin banyak memadati kawasan GBK,” kata Rakhmadi.

Mobil pribadi juga mengalami hal yang sama. Puncaknya tercatat sekitar 3,9 juta pengunjung menggunakan mobil pada 2024, lalu turun drastis menjadi 2,4 juta pengunjung di periode Januari-Agustus 2025. Bus pun demikian, dengan tren yang lebih konsisten turun dari 2,5 juta pengunjung pada 2023, 2,2 juta pengunjung pada 2024 dan hanya 1,1 juta pengunjung pada Januari-Agustus 2025.

Tentunya, perubahan pola ini sejalan dengan upaya mendorong gaya hidup sehat dan transportasi berkelanjutan. Berjalan kaki dianggap lebih praktis, ramah lingkungan, sekaligus menjadi bagian dari rekreasi itu sendiri.

Fenomena meningkatnya pejalan kaki juga memperlihatkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya aktivitas fisik sederhana dalam keseharian. Selain itu, akses transportasi umum yang lebih baik mulai dari MRT, TransJakarta, hingga integrasi dengan area sekitarnya turut mendorong orang untuk memilih berjalan kaki daripada membawa kendaraan pribadi.

“Dengan semua perubahan ini, GBK semakin memantapkan posisinya bukan hanya sebagai ikon olahraga, tetapi juga ikon gaya hidup urban Jakarta. GBK berhasil menjadi simpul aktivitas masyarakat dan memperlihatkan bagaimana pola hidup warga kota terus berkembang mengikuti zaman,” pungkas Rakhmadi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.