Memahami Puasa Tasua dan Asyura, Niat, Keutamaan dan Tata Caranya

Freepik
Ilustrasi, puasa Tasua dan Asyura.
Editor: Agung
27/3/2023, 14.19 WIB

Puasa Tasua dan Asyura merupakan puasa sunnah, yang dilakukan saat memasuki Tahun Baru islam. Itu berarti, jika dikerjakan, maka yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala. Namun jika tidak dilakukan, maka orang tersebut tidak berdosa.

Kedua puasa ini sendiri dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dilaksanakan di bulan Muharram dikarenakan memilki banyak keutamaan. Dikutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU), puasa muharram termasuk puasa muharram, termasuk puasa tasu'a yang banyak dilakukan umat muslim setelah puasa Ramadhan.

Hal ini dikarenakan puasa Muharram lebih utama dari puasa di bulan Syakban, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Bila ingin melaksanakan puasa Tasua dan Asyura ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui terlebih dahulu. Berikut pembahasan selengkapnya.

Niat Puasa Tasua dan Asyura

Puasa Tasu’a (Freepik)

Berikut ini niat puasa Tasu'a dan Asyura yang bisa dilafalkan.

1. Niat Puasa Tasua 

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma tasu'a sunnatal lillaahita'ala

Artinya: "Saya niat puasa hari tasu'a, sunnah karena Allah ta'ala."

2. Niat Puasa Asyura 

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى

Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala

Artinya: "Saya berniat puasa sunah Asyura karena Allah Lillahi ta'ala"

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura

Berikut ini keutamaan melaksanakan ibadah sunah puasa Tasu'a dan Asyura di bulan suci Muharram.

1. Berpuasa di Hari Bertaubat

Keutamaan puasa Tasua dan Asyura ini merujuk dari letak jatuhnya hari ke-9 dan ke-10 di bulan Muharram. Keduanya berada di bulan yang dianggap suci dan disebutkan oleh Rasul SAW sebagai waktu yang tepat untuk bertaubat.

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Muharram adalah bulannya Allah yang di dalamnya tepat menjadi hari bertaubat umat Islam atas dosa-dosa yang terdahulu". (HR. Imam Nasai)

2. Puasa di Hari yang Dicintai Rasulullah

Keutamaan puasa Tasua dan Asyura berikutnya sebagai bentuk menghargai hari yang dicintai oleh Nabi SAW, serta meneladani beliau. Hal ini sesuai dengan keutamaan puasa Asyura yang disampaikan oleh Ibnu Abbas:

"Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa pada suatu hari karena ingin mengejar keutamaannya selain hari ini ('Asyura) dan tidak pada suatu bulan selain bulan ini (maksudnya: bulan Ramadhan)." (HR. Al-Bukhari)

3. Imbalan Berupa Dihapuskan Dosa Tahun Lalu

Keutamaan puasa Tasua dan Asyura selanjutnya yaitu akan mendapatkan imbalan penghapusan dosa pada satu tahun yang lalu. Allah SWT masih memberi kesempatan pada hamba-Nya untuk bertaubat melalui ibadah puasa.

Diungkapkan oleh Abi Qatadah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya tentang puasa Asyura kemudian beliau menjawab, "menebus dosa satu tahun sebelumnya." (HR.Muslim)

Puasa Tasu'a  (Unsplash)

4. Bagaikan Ibadah 700 Tahun

Dikutip dari NU online, puasa di bulan Muharram salah satunya dengan niat Tasua dan Asyura, sudah memberikan pahala berlipat ganda. Imam Ghazali menjelaskan dalam Kitab Ihya' Ulumuddin:

"Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan mulia (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Rajab dan Muharram) di hari Kamis, Jumat dan Sabtu, maka Allah akan mencatat baginya ibadah 700 tahun".

7. Termasuk dalam Keutamaan Berpuasa dalam Bulan-bulan Mulia atau Al-Asyhurul Hurum. 

Keutamaan ini telah tertuang dalam hadits berikut:

  عَنِ الْبَاهِلِيِّ أَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَنَا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ. قَالَ: فَمَا لِي أَرَى جِسْمَكَ نَاحِلًا؟ قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا بِالنَّهَارِ، مَا أَكَلْتُهُ إِلَّا بِاللَّيْلِ. قَالَ: مَنْ أَمَرَك أَنْ تُعَذِّبَ نَفْسَكَ؟ قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنِّي أَقْوَى. قَالَ: صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بَعْدَهُ وَصُمِ الْأَشْهُرَ الْحُرُمَ. (رَوَاهُ دَاوُدَ وَابْنِ مَاجَهْ وَغَيْرِهِمَا)

Diriwayatkan dari al-Bahili, "Aku mendatangi Rasulullah saw, lalu berkata: Wahai Rasulullah, Aku adalah lelaki yang pernah mendatangimu pada tahun pertama. Rasulullah saw bersabda: Dulu aku tidak melihat tubuhmu lemah. Al-Bahili menjawab: Wahai Rasulullah, Aku tidak mengonsumsi makanan di siang hari, aku tidak memakannya kecuali di waktu malam. Rasulullah saw bersabda: Siapa yang menyuruhmu menyiksa dirimu? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, sungguh Aku mampu berpuasa (terus-menerus). Rasulullah saw bersabda: Puasalah bulan Sabar (Ramadhan) dan tiga hari setelahnya, dan puasalah pada bulan-bulan mulia (HR Abu Dawud, Ibnu Majah dan selainnya).

8. Pahalanya Sama dengan Puasa Satu Bulan Penuh

Seperti dinyatakan dalam hadits berikut:

  عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya, "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa  (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr. Ini hadits gharîb namun sanadnya tidak bermasalah).  (Abdul Adhim bin Abdul Qawi al-Mundziri, at-Targhîbu wat Tarhîbu minal Hadîtsisy Syarîf, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah], juz II, halaman 70).

Tata Cara Puasa Tasua dan Asyura

Tata cara puasa Tasua dan Asyura pada dasarnya sama dengan puasa lainnya, yaitu dikerjakan dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Perbedaannya hanya terletak pada niatnya. Untuk lebih jelasnya, simak tata caranya di bawah ini. 

1. Niat di Dalam Hati

Niat puasa Muharram, baik niat secara mutlak maupun khusus puasa Tasua, dan puasa Asyura. Selain niat di dalam hati, lafaz niat juga disunnahkan diucapkan dengan lisan.

Seperti puasa sunnah lainnya, niat puasa Muharram dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, halaman 223). 

2. Makan Sahur

Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak, serta melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan lainnya. 

3. Lebih Menjaga Diri dari Hal-Hal yang Membatalkan Pahala Puasa 

Adapun hal -hal yang dapat membatalkan puasa antara lain berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda:

 كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)  

Artinya, "Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan. (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186).

4. Segera Berbuka Puasa Saat Tiba Waktu Maghrib

Sama seperti puasa lainnya, bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan Muharram sebaiknya menyegerakan berbuka puasa begitu waktu Maghrib tiba.