Shalat istisqa merupakan shalat sunnah yang bertujuan untuk meminta hujan dari Allah SWT. Biasanya dilaksanakan ketika terjadi musim kemarau berkepanjangan dan hujan yang tak kunjung turun ketika musimnya sudah tiba.
Shalat istisqa ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW sejak zaman dahulu. Dalam pelaksanaannya, hampir serupa dengan shalat Ied hari raya.
Ibadah ini menjadi salah satu ikhtiar dalam berdoa kepada Allah SWT agar tanah dapat dibasahi air hujan. Patut diketahui bahwa istisqa tidak hanya merujuk pada shalat sunnah. Melainkan berdoa di waktu kapanpun dengan tujuan yang sama, yakni meminta hujan.
Melansir Al Manhaj, ‘Abbad bin Tamim RA melalui pamannya yang bernama Abdullah Zaid berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju tanah lapang untuk shalat Istisqa’. Beliau menghadap ke kiblat lalu shalat dua raka’at dan membalik syalnya. Sufyan berkata, ‘Aku diberitahu al-Mas’udi dari Abu Bakr, dia berkata, ‘Beliau menjadikan bagian kanan dari syal tersebut di atas bagian kiri.”
Riwayat tersebut menggambarkan bagaimana shalat istisqa berlangsung. Dilaksanakan di tanah lapang, jumlah rakaat, hingga peletakkan syal atau sorban yang berpindah.
Selain itu, ‘Abbad bin Tamim juga menyampaikan, “Aku melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika keluar untuk shalat Istisqa’. Dia berkata, ‘Beliau lalu menghadapkan punggungnya ke arah para penduduk dan menghadap ke kiblat sambil berdo’a. Kemudian beliau merubah letak syalnya lantas shalat dua raka’at bersama kami. Beliau mengeraskan bacaannya pada kedua raka’at tersebut.”
Dapat dipahami juga mengenai pengerasan suara. Shalat istisqa biasa dilakukan secara berjamaah dan dipimpin oleh satu orang imam.
Salah satu keutamaan shalat istisqa adalah percaya dan berserah kepada Allah SWT. Tak hanya itu, seorang hamba juga bisa mendekatkan diri dan lebih memperhatikan ibadah serta lingkungan di sekitarnya.
Tak hanya sekedar dilaksanakan, ternyata ada beberapa anjuran yang sebaiknya dilakukan sebelum shalat istisqa. Disinyalir hal ini dapat memperkuat doa hambar dan menggugurkan dosa-dosanya.
Anjuran Sebelum Shalat Istisqa
Melansir Rumaysho terdapat tiga poin yang menjadi langkah awal sebelum melaksanakan shalat istisqa. Berikut penjelasannya.
1. Melakukan taubat nasuha, dengan sungguh-sungguh
2. Bersedekah kepada orang miskin, melepaskan diri dari kezaliman, memperbaiki hubungan yang sedang tidak baik
3. Berpuasa selama empat hari berturut-turut.
Poin-poin di atas tidak bersifat wajib, namun dianjurkan untuk dilaksanakan. Hal ini mengacu pada kitab Al Fiqh Al Manhaji yang amalan tersebut dapat mempermudah doa agar terkabul.
Anjuran untuk berpuasa diambil dari sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi berikut in:
“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 30).
Sementara itu, kitab Al Majmu’ juga memuat tentang pendapat Imam Nawawi rahimahullah tentang ini. “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.”
Berpuasa sebelum shalat istisqa dapat menjadi ikhtiar agar doa senantiasa dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Puasa juga dapat dilaksanakan pada hari Kamis dan Senin seperti yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW.
Niat Shalat Istisqa
Adapun hal lain yang akan menjadi pembahasan yaitu niat shalat istisqa yang sepatutnya dibaca ketika ingin melaksanakannya. Dirangkum dari NU Online, berikut penjelasannya.
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini ma’mūman lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku menyengaja shalat sunnah minta hujan dua rakaat sebagai makmum karena Allah SWT”.
Niat shalat istisqa di atas berlaku untuk Anda yang menjadi makmum. Apabila dipercaya sebagai imam, ganti kata makmum menjadi imaaman".
Tata Cara Shalat Istisqa
Setelah mengetahui niat shalat istisqa, tata cara shalatnya mengacu pada hadits-hadits yang diriwayatkan perawi zaman dahulu.
Tata cara shalat istisqa mengacu pada hadits Rasulullah SAW berikut ini:
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam berjalan menuju tempat shalat dengan penuh ketundukan, tawadhu’, dan kerendahan hati hingga tiba di tempat shalat. Lalu beliau berkhutbah tidak sebagaimana biasanya, melainkan beliau tidak henti-hentinya berdoa, merendah, bertakbir dan melaksanakan shalat dua raka’at sebagaimana beliau melakukan shalat ‘Id”. (HR. Tirmidzi no.558, ia berkata: “Hadits hasan shahih”)
Dapat disimpulkan bahwa shalat istisqa kurang lebih sama dengan shalat ied secara rakaat. Demikian juga dengan tempat pelaksanaan, jumlah takbir, ketentuan menyaringkan suara bacaan, serta khutbahnya. Beberapa hal tersebut dirangkum dari pendapat mayoritas ulama seperti Umar bin Abdil Aziz, Ibnu Hazm, Sa’id bin Musayyah dan Imam Syafi'i.
1. Shalat dua rakaat
2. Rakaat pertama, takbir tujuh kali kemudian membaca surat Al-Fatihah
3. Rakaat kedua takbir lima kali, kemudian membaca surat Al-Fatihah
4. Khutbah dua atau sekali atau sesudah shalat, diutamakan setelah shalat
5. Sebelum khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali
6. Sebelum khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali
7. Perbanyak doa saat khutbah kedua.
Demikian pembahasan lengkap mengenai cara meminta hujan kepada Allah SWT. Termasuk niat shalat istisqa, tata cara, hingga hadits yang bisa menjadi penguat iman sebagai umat Islam.