Bulan Muharam merupakan salah satu bulan mulia bagi umat Islam. Pada bulan ini, umat muslim disarankan untuk melaksanakan amalan sunnah.
Salah satunya adalah ibadah puasa di bulan Muharam, dengan keistimewaannya dibanding puasa di hari lain. Dalam pelaksanannya, puasa Muharam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan puasa sunnah di hari lain.
Perbedaannya hanyalah niat yang diucapkan sebelum berpuasa. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini.
Niat Puasa Muharam
Berikut ini niat yang bisa dilafalkan tergantung puasa sunnah yang dilaksanakan di bulan Muharam.
1. Niat Puasa Tasu'a
Berikut bacaan niat puasa Tasu'a di bulan Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita'ala
Artinya, "Saya niat puasa sunnah Tasu'a, sunnah karena Allah ta'ala."
2. Niat Puasa Asyura
Berikut bacaan niat puasa Asyura di bulan Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala
Artinya, "Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Lillahi ta'ala"
3. Niat Puasa Ayyamul Bidh
Berikut bacaan niat puasa Ayyamul Bidh di bulan Muharram:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya, "Saya niat berpuasa besok pada Ayyamul Bidh sunnah karena Allah Ta'ala."
4. Niat Puasa Senin Kamis
Berikut bacaan niat puasa Senin Kamis di bulan Muharram:
Niat Puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta'ala.
Artinya, "Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah Taala."
Niat Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala. Saya niat puasa hari Kamis, sunah karena Allah ta'ala
Artinya, "Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah Taala."
Puasa di bulan Muharram di atas termasuk dalam amalan puasa sunnah. Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri dalam Kitab Minhajul Muslim mengatakan, niat puasa ini boleh diamalkan pada pagi atau siang hari setelah waktu fajar selama belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Tata Cara Puasa Muharram
Berikut ini tata cara yang bisa Anda ikuti bila ingin melaksanakan puasa muharam.
1. Membaca Niat
Sama seperti ibadah puasa pada umumnya, Anda juga perlu membaca niat di dalam hati kemudian dilafazkan dengan lirih.
Adapun, waktu pembacaannya dapat dilakukan sebelum masuk bulan Muharram atau di malam hari sebelum melaksanakan puasa esok harinya. Anda juga bisa melakukannya di pagi hari saat sudah berpuasa hingga maksimal siang sebelum matahari mulai tergelincir ke arah Barat.
2. Melaksanakan Sahur
Tata cara puasa Muharram selanjutnya adalah melaksanakan sahur. Seperti diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda tentang siapapun yang mau melaksanakan puasa hendaklah melaksanakan sahur.
Allah dan malaikat bershalawat untuk orang yang makan sahur (sebelum mulai berpuasa). Sesuai anjuran Rasulullah SAW, waktu terbaik untuk makan sahur itu adalah sebelum masuknya waktu Subuh.
Dengan demikian setelah sahur, dapat langsung menjalankan shalat Subuh dan tidak kembali tidur.
3. Berpuasa
Setelah melaksanakan sahur dan masuk waktu Subuh, Anda sudah mulai menahan lapar dan haus termasuk menahan pula hawa nafsu seharian penuh.
Ada beberapa tips berpuasa di bulan Muharram dari Rasulullah SAW yang bisa Anda jadikan acuan agar pahala yang dinantikan usai berpuasa didapat dengan sempurna.
4. Menahan Emosi
Ketika berpuasa, umat muslim dianjrkan untuk mampu mengelola dan menahan emosi.
Dari hadits riwayat Muwatta Malik, Abu Hurairah RA mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda. Puasa merupakan pelindung, ketika melaksanakannya dilarang melakukan tindakan bodoh dan cabul.
Jika ada yang mengajak bertengkar atau melakukan melecehkan, maka katakan saja “Saya sedang berpuasa”.
5. Shalat Subuh Berjamaah di Masjid
Ketike berpuasa di bulan Muharam, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid setelah selesai sahur.
Seperti yang diriwayatkan oelh Al-Bukhari Rasulullah SAW pernah bersabda untuk siapapun yang melaksanakan shalat Subuh akan dilindungi oleh Allah SWT.
6. Bersedekah
Memberikan sedekah di bulan Muharram, terutama untuk anak yatim akan mendapatkan ganjaran yang luar biasa. Diantaranya, pahala setahun sedekah dan Allah SWT akan mengabulkan doanya.
Rasulullah SAW sendiri, dalam beberapa riwayat dikatakan melakukan jamuan khusus untuk anak yatim dan keluarga mereka di bulan Muharram khususnya pada hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
Bahkan dijelaskan pula pada riwayat lain bahwa, siapapun yang mengusap kepala anak yatim di hari Asyura maka Allah akan mengangkat derajat orang tersebut sesuai jumlah helaian rambut anak yatim yang dibelainya
7. Membaca Al-Quran
Saat melaksanakan puasa di bulan Muharam, Anda bisa membaca Alquran sesering mungkin. Anda bisa melakukannya setelah selesai sahur sampai malam setelah berbuka puasa.
8. Memperbanyak Amal Lainnya
Selama berpuasa di bulan Muharam, umat muslim dinajutkan untuk memperbanyak amalan baik, sebagaimana dianjurkan juga oleh Rasulullah SAW. Setidaknya ada 12 amalan, yang dianjurkan untuk dilakukan selama puasa di bulan Muharram.
Diantaranya adalah menjalin silaturahmi, sedekah, memotong kuku, memakai celak, menjenguk orang yang sedang sakit, mengusap kepala anak yatim, menambah nafkah untuk keluarga, hingga membaca surat Al-Ikhlas hingga 1000 kali.
9. Berbuka
Umat muslim dinanjurkan untuk menyegerakan berbuka agar memperoleh pahala. Bahkan, Rasulullah SAW melalui hadits riwayat Abu Dawud mengatakan, bahwa orang akan melakukan banyak hal dengan lebih baik ketika mereka melaksanakan buka puasa sesegera mungkin.
Cara berbuka sesuai anjuran Rasulullah SAW adalah, mempersiapkan makanan dan minuman untuk berbuka minimal segelas air putih dan tiga butir kurma.
Tunggu waktu berbuka, lalu bacalah doa berbuka puasa dan minum air putih. Lalu lanjutkan dengan memakan buah kurma tersebut. Disarankan pula untuk shalat Magrib terlebih dahulu, baru melanjutkan sesi berbuka puasa dengan makan nasi atau makanan utama lainnya.