Puasa Syawal merupakan ibadah puasa yang dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal. Amal ibadah puasa ini disebut mampu menyempurnakan ibadah puasa Ramadan para kaum Muslimin.
Hukum menunaikan puasa Syawal itu sendiri adalah sunnah. Utamanya puasa Syawal dilakukan pada 1-7 bulan Syawal dalam kalender hijriyah. Puasa Syawal memiliki banyak keutamaan.
Salah satu keutamaan puasa Syawal adalah mendapatkan pahala setara dengan puasa setahun penuh dan masih banyak lagi.
Niat Puasa Syawal 6 Hari
Puasa Syawal memiliki niat yang tak berbeda dengan puasa sunah pada umumnya. Selama menjalankan ibadah ini, setiap orang harus menahan lapar, haus, serta menahan hawa nafsu sejak terbitnya fajar hingga matahari terbenam.
Berikut bacaan niat puasa syawal 6 hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'ala.
Artinya:"Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."
Setelah melafalkan niat puasa sunnah, umat Muslim menjalankan sahur sebelum adzan Subuh seperti puasa pada umumnya. Sedangkan niat Puasa Syawal Bahasa Arab dan Latin yang dilafalkan pagi atau siang hari seperti berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an ada'i sunnatis Syawwali lillahi ta'ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta'ala.”
Tata Cara Puasa Syawal
Tata cara puasa Syawal juga tidak jauh berbeda dengan puasa lainnya. Perbedaannya hanya pada bacaan niat di awal.
- Membaca niat puasa Syawal.
- Santap sahur sebelum waktu Subuh.
- Menahan lapar dan haus selama 13 jam dari waktu Subuh sampai adzan Magrib berkumandang.
- Menjauhi hal-hal yang berisiko membatalkan puasa.
- Menunaikan ibadah sholat wajib, boleh ditambah sholat sunnah.
- Melaksanakan puasa Syawal satu hari setelah Idul Fitri, yaitu pada 2-7 Syawal.
- Segera berbuka puasa setelah memasuki waktu Magrib.
Keutamaan Puasa Syawal
Ada banyak keutamaan puasa Syawal yang bisa diperoleh bagi umat Islam yang melaksanakannya. Keutamaan tersebut telah dijelaskan hadis riwayat berikut.
Ibadah setara puasa satu tahun penuh
Salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahihnya pada bab kesunnahan puasa enam hari Syawal yaitu:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر
"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa 6 hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh."
Pahala kebaikan bernilai ganda
Hal sama juga diriwayatkan dalam Hadits Ibnu Majah dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah.
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ " مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ
Artinya: "Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 20 kebaikan serupa."
Menambah nilai amal kebaikan untuk bekal akhirat
Keutamaan lain dari puasa Syawal yaitu termasuk ibadah sunnah yang diharapkan dapat menyelamatkan manusia di hari akhir sebagai pemberat amal kebaikan.
نْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ صَلاَتُهُ فَإِنْ كَانَ أَكْمَلَهَا وَإِلاَّ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ وُجِدَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَكْمِلُوا بِهِ الْفَرِيضَةَ "
Artinya: "Seperti dinarasikan Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata, Amalan pertama yang dihitung dari seorang manusia adalah sholat. Jika sempurna maka semuanya akan tercatat lengkap, dan jika ada yang kurang Allah SWT akan berkata, 'Periksalah jika hambaku melakukan ibadah sunnah (nafilah). Jika dia melakukannya maka ibadah wajib akan dilengkapi dari yang sunnah'" (HR An-Nasa'i).