Ibadah sunnah merupakan ibadah yang tidak wajib dilaksanakan tetapi akan memperoleh pahala jika dilaksanakan. ibadah sunnah dalam agama Islam tersebut salah satunya adalah puasa Ayyamul Bidh.
Puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada bulan Muharram pada tanggal 13, 14, dan 15. Selain puasa Ayyamul Bidh, terdapat puasa sunnah lainnya yakni puasa Tasua dan Asyura yang dilaksanakan di bulan Muharram.
Berkenaan dengan kapan puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan, menarik mengetahui tanggal-tanggal tersebut lebih lanjut. Untuk itu, simak uraian lengkapnya berikut ini.
Kapan Puasa Ayyamul Bidh Dilaksanakan?
Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan pada tanggal 13, 14, dan 15 Muharram. Dalam kalender masehi, tanggal ini jatuh pada 31 Juli, 1 dan 2 Agustus 2023. Berikut detail jadwalnya:
- 3 Muharram 2023: Senin, 31 Juli 2023
- 14 Muharram 2023: Selasa, 1 Agustus 2023
- 15 Muharram 2023: Rabu, 2 Agustus 2023
Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh
Setelah menjalankan ibadah puasa Ayyamul Bidh, terdapat doa buka puasa setelah melaksanakannya. Berikut beberapa bacaan doa buka puasa tersebut yang dapat pula dilafalkan setelah melaksanakan puasa apapun:
1. Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Riwayat Mu'adz bin Zuhrah
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Allahumma laka sumtu wa 'ala rizqika afthartu
"Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."
2. Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Riwayat Abdullah bin Umar
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabazh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insya-Allah
"Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah."
3. Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Kitab Fathul Mu’in
وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.
"Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Allahumma laka shumtu wa 'ala rizqika aftartu' dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: 'Dzahabazh zhoma'u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insha-Allah'."
4. Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh Riwayat Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Allahumma laka sumtu wa 'ala rizqika afthartu, wa bika amantu, wa bika 'alaika tawakkaltu, dzahabazh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-Allah. Ya wasi'al-fadhli ighfirli alhamdulillahilladzi hadani fashumtu, wa razakhani fa-afthartu
"Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berserah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Doa buka puasa di atas tepatnya dilafalkan usai berbuka, bukan sebelum maupun saat berbuka. Menurut Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha dalam Hasyiyah l’anatut-thalibin juz 2 halaman 279 menjelaskan demikian.
Namun, menurut Kitab Busyra al-Karim halaman ke-598, Syekh Said bin Muhammad Ba’ali menjelaskan bacaan doa buka puasa dilakukan saat hendak berbuka tetapi yang lebih utama yakni setelah berbuka. Bacaan setelah berbuka tersebut yakni: 'Allahumma laka shumtu wa ala rizqika afthartu'.
Anjuran Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh
Setelah mengetahui kapan puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan beserta doa setelahnya, menarik mengetahui anjuran pelaksanaan puasa tersebut. Hukum mengerjakan puasa Ayyamul Bidh adalah sunnah muakkad. Hal ini tercantum pada hadis berikut:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيْضِ في حَضَرٍ وَلاَ سَفَرٍ. (رواه النسائي بإسنادٍ حسن)
Artinya, "Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: 'Rasulullah SAW sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah baik di rumah maupun dalam bepergian'." (HR an-Nasa'i dengan sanad hasan).
Selain itu, ada pula pendapat Imam as-Subki dan ulama lainnya yakni sebagai berikut:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)
Artinya, "Diriwayatkan dari Abu Dzar RA, sungguh Nabi SAW bersabda: 'Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: 'Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya' [QS al-An'am: 160]. Satu hari sama dengan 10 hari'." (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).
Lafal Niat Puasa Ayyamul Bidh
Selain itu, setiap muslim juga wajib mengetahui lafal niat puasa tersebut. Berikut ini lafal dan terjemahan niat puasa Ayyamul Bidh:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya: "Saya niat puasa Ayyamul Bidl (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."
Demikian uraian mengenai kapan puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan beserta doa dan anjuran serta niat.