Bulan Ramadhan sering disebut sebagai bulan yang mulia dan penuh berkah. Bulan ini merupakan momen umat Islam meningkatkan amal ibadah baik siang maupun malam, karena penuh dengan pahala dan pengampunan dari Allah SWT.
Bulan Ramadhan juga dikenal dengan malam Lailatul Qadar, yang lebih baik dari seribu bulan. Di dalam bulan Ramadhan juga terdapat peristiwa penting dalam sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Berkenaan dengan itu, menarik mengetahui peristiwa penting dalam bulan Ramadhan. Memahami hal-hal berikut ini dapat meningkatkan keimanan sebagai seorang muslim.
Peristiwa Penting dalam Bulan Ramadhan
Berikut ini peristiwa penting dalam bulan Ramadhan yang perlu diketahui. Simak penjelasannya sebagai berikut:
1. Wafatnya Fatimah Az-Zahra
Aisyah meriwayatkan dari Fatimah bahwa dia berkata, "Rasulullah bercerita kepadaku bahwa Jibril biasa menyodorkan Al-Qur'an kepada beliau sekali setiap tahun. Tetapi pada tahun ini Jibril memberikannya dua kali. Kata beliau, 'Aku merasa ajalku sudah hampir tiba, dan sesungguhnya kamu adalah keluargaku yang pertama akan menyusulku. Aku adalah sebaik-baik pendahulumu."
2. Bulan Diturunkannya Al Quran
Ketika Nabi Muhammad mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya sebagai rasul untuk seluruh alam semesta, membimbing umat manusia dari kegelapan kebodohan menuju cahaya pengetahuan. Pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum Hijriyah, Nabi Muhammad menerima wahyu pertama.
Menurut pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya, peristiwa tersebut terjadi sekitar awal Februari tahun 610 Masehi. Sebelum menerima wahyu pertama, Nabi sering menghabiskan waktu sendirian di gua Hira, menjauh dari keramaian dan berkonsentrasi dalam ibadah selama beberapa hari, kadang-kadang sampai 10 hari atau bahkan satu bulan.
Selama beribadah di gua Hira, Nabi Muhammad mendapat kunjungan dari sosok yang tidak dikenal baginya. “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” Sosok malaikat itu memerintahkan Nabi Muhammad untuk membaca, namun Nabi menjawab bahwa dia tidak bisa melakukannya.
Perintah itu diulang oleh Jibril sebanyak tiga kali, tetapi Nabi Muhammad tetap menjawab dengan kata-kata yang sama, "Mâ anâ bi qarî'in", yang berarti "Aku tidak bisa membaca.” Kemudian Jibril membacakan Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 sebagai wahyu pertama.
3. Wafatnya Khadijah
Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad, dan dia tidak menikah lagi setelah Khadijah wafat. Dari pernikahannya dengan Khadijah, Nabi memiliki dua putra dan empat putri. Khadijah merupakan pendukung setia misi kenabian, turut serta dalam jihad, dan mengorbankan harta dan jiwa. Khadijah begitu istimewa sehingga Allah mengirim salam kepadanya. Namun, ia meninggal tiga tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, pada usia sekitar 65 tahun.
4. Perang Badar
Perang Badar, yang dikenal juga sebagai Ghazwah Badr al-Kubra, menjadi momen penting dalam sejarah Islam yang menandai awal keberhasilan kaum Muslimin. Allah memberi kemuliaan kepada Islam dan menghancurkan musuh-musuh-Nya melalui pertempuran ini. Meskipun jumlah pasukan Muslim hanya 313 orang, mereka berhasil menghadapi pasukan non-Muslim yang jauh lebih besar, yakni 950 orang.
Meskipun jumlah pasukan Muslim jauh lebih sedikit, semangat perlawanan mereka tidak luntur. Dengan tekad yang kuat untuk membela Nabi, mereka berhasil mengalahkan pasukan kafir, didukung oleh bantuan para malaikat dari Allah. Dalam pertempuran ini, 14 orang Muslim gugur sebagai syuhada, sementara 70 orang dari pasukan kafir tewas atau ditawan.
Salah satu tokoh yang tewas adalah Abu Jahal. Setelah pertempuran, Nabi memerintahkan penguburan bagi para Muslim yang gugur, serta pemakaman bagi kafir yang tewas. Perang Badar terjadi pada hari Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah, atau setara dengan tanggal 13 Maret 624 Masehi.
5. Wafatnya Aisyah
Menurut Sablim Sablan, Aisyah wafat setelah melaksanakan shalat witir. Pada malam-malam sebelumnya, tak pernah terjadi kerumunan manusia yang begitu besar di kediaman Aisyah seperti yang terjadi saat itu.
Pada saat Aisyah wafat, banyak orang yang datang untuk menghadiri pemakamannya. Bahkan penduduk Awali yang berjarak cukup jauh pun datang untuk menghadiri pemakaman Aisyah. Banyak wanita yang berkumpul di Baqi', di mana terdengar suara isak tangis dan obor-obor menyala.
6. Pembebasan Kota Makkah
Pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah, terjadi peristiwa penting dalam sejarah Islam. Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukkan kota Makkah dalam perang yang dikenal sebagai Fathu Mekah (penaklukan Mekah).
Perang ini dipicu oleh tindakan kaum Quraisy yang melanggar perjanjian Hudaibiyyah. Mereka bersama kabilah lainnya bersekongkol untuk melawan umat Islam yang telah berdamai dengan Rasulullah.
Dalam pertempuran tersebut, Rasulullah memimpin 10.000 pasukan Muslim. Khalid bin Walid ditunjuk sebagai panglima perang dan diperintahkan untuk tidak menyerang terlebih dahulu. Para Muslim berperang dalam keadaan berpuasa, dan mereka bahkan harus berbuka di tengah jalan karena mengalami kesulitan.
Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tak dapat dihindari. Akhirnya, pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan Quraisy hingga mereka menyerah. Setelah perang, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan 360 berhala di sekitar Ka'bah. Setelah itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, dan Nabi melaksanakan shalat di Maqam Ibrahim serta meminum air Zam Zam.
Kafir Quraisy yang telah menyerah merasa cemas dan putus asa. Mereka yang dahulu bersikap kejam dan berencana membunuh Nabi, sekarang menantikan keputusan beliau tentang nasib mereka. Meskipun Nabi memiliki kekuasaan untuk membalas dendam, beliau memilih memaafkan dan membebaskan mereka dengan penuh belas kasihan, sambil berkata, "Pergilah, kalian semua bebas.
7. Wafatnya Putri Rasulullah SAW, Ruqayyah
Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Ruqayyah menderita sakit campak. Rasulullah melarang Utsman bin Affan ikut serta ke medan perang dan memerintahkan sang menantu untuk tetap tinggal menemani dan merawat istrinya.
Saat perjuangan Rasulullah dan kaum Muslimin di Perang Badar, Ruqayyah meninggal dunia. Kepergian Ruqayyah terjadi pada bulan Ramadan tahun ke-2 Hijriah saat berusia 22 tahun. Berita wafatnya Ruqayyah disampaikan oleh Zain bin Haritsah ke Lembah Badar. Mendengar berita tersebut, Rasulullah merasa sedih, "Bergabunglah dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz'un."
Menurut Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya Utsman bin Affan RA, meninggalnya Ruqayyah RA menyebabkan banyak wanita di Madinah menangis tersedu-sedu karena kesedihan yang mendalam.