Apa itu puasa Tarwiyah dan Arafah? Tarwiyah dan Arafah merupakan puasa yang dikerjakan pada bulan Zulhijah. Bulan yang bertepatan dengan pelaksanaan serangkaian ibadah haji. Sementara, Hari Raya Idul Adha dirayakan setiap 10 Zulhijah.
Keutamaan puasa Tarwiyah akan menghapuskan dosa selama satu tahun. Sementara, keutamaan puasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun berturut-turut. Tepatnya doa satu tahun sebelumnya, dan dosa satu tahun yang akan datang.
Apa Itu Puasa Tarwiyah dan Arafah?
Puasa Tarwiyah merupakan puasa yang dikerjakan pada hari Tarwiyah, yaitu saat jemaah haji menyiapkan bekal untuk wukup di Arafah. Sementara puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dikerjakan saat hari Arafah, yaitu saat jamaah haji wukuf di Arafah.
Puasa Tarwiyah dikerjakan pada tanggal 8 Zulhijah, dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Tahun ini, 8 Zulhijah jatuh pada tanggal 15 Juni 2024. Sementara, puasa Arafah dikerjakan satu hari setelah Tarwiyah, yaitu pada tanggal 9 Zulhijah, atau Minggu, 16 Juni 2024.
Hukum puasa Tarwiyah dan Arafah yaitu sunah yang dianjurkan, artinya bukan amalan wajib. Hukum sunah ini berlaku bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Sementara, umat muslim yang sedang berhaji tidak disunahkan mengerjakannya, agar memiliki energi lebih saat beribadah.
Berikut hadits puasa Tarwiyah yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:
"Siapa saja yang berpuasa di hari Tarwiyah (8 Zulhijah), maka Allah akan memberikannya pahala seperti pahalanya kesabaran Nabi Ayyub AS atas penyakit yang menimpanya. Siapa yang berpuasa pada hari Arafah (9 Zulhijah), maka Allah akan memberikannya pahala Nabi Isa bin Maryam (dalam mengerjakan puasa Arafah). Jika seseorang tersebut belum makan apa-apa di hari raya kurban sampai terlaksananya salat ld, maka ia diberikan pahala orang yang mengerjakan salat itu. Apabila ia meninggal di tanggal berapa pun itu hingga sampai tanggal 30 Zulhijah, maka ia tergolong orang yang mati syahid."
Selain hadits mengenai puasa Tarwiyah, ada juga hadits puasa Arafah yang diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ ؛ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبَلَةً، وَصَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Artinya: "Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa tahun yang lalu." (HR Muslim, Ahmad, Nasai, Ibnu Majah, dan Abu Daud)
Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah
Tata cara melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah sama dengan puasa lainnya, yaitu menahan diri dari haus, dan lepar, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Mulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari. Perbedaan antara puasa Tarwiyah dan Arafah terletak pada niatnya. Berikut niat puasa Tarwiyah dan Arafah:
1. Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: "Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta'âlâ."
Artinya: "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah ta'âlâ."
2. Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: "Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta'âlâ."
Artinya: "Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta'âlâ."
Dalam ulasan sebelumnya, Anda telah mengetahui apa itu puasa Tarwiyah dan Arafah. Puasa Tarwiyah merupakan puasa sunah yang dikerjakan dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha, sedangkan puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Zulhijah. Keduanya memiliki keutamaan yang dapat menghapus dosa, sehingga sayang jika dilewatkan.