Pengertian Sifat Posesif, Contoh, dan Cara Menghilangkannya

Pexels.com/Vera Arsic
Ilustrasi, sifat posesif. Sifat posesif dapat menimbulkan sifat cemburu pada pasangan, paranoia, menguntit, hingga pelecehan.
Editor: Agung
4/4/2022, 19.48 WIB

Istilah posesif sering muncul dalam hubungan percintaan. Sikap posesif dalam suatu hubungan bisa menjadi masalah serius. Namun, beberapa orang menganggap sikap posesif sebagai pencapaian pasangan atau masalah dalam hubungan.

Meski memiliki pengalaman berbeda, namun sifat posesif bisa berdampak serius pada kesehatan mental. Contoh dampak posesif yaitu timbulnya kecemburuan pada pasangan, paranoia, menguntit, hingga pelecehan.

Pengertian Posesif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), posesif adalah sifat merasa menjadi pemilik atau mempunyai sifat cemburu. Munculnya rasa memiliki dan sifat cemburu ini pada dasarnya karena takut akan kehilangan.

Orang yang memiliki sifat posesif khawatir jika pasangannya akan meninggalkan mereka. Perasaan campur aduk seperti takut, marah, sedih hingga kecewa muncul dalam diri salah satu pasangan.

Dalam sebuah hubungan, setiap pasangan memiliki rasa saling percaya, peduli, dan dapat diandalkan. Cara tersebut membuat hubungan lebih baik dan saling melengkapi.

Faktor munculnya posesif bisa muncul karena gaya keterikatan. Orang yang memiliki kecemasan, cenderung berpandangan negatif pada diri mereka.

Kecemasan memunculkan rasa kekhawatiran pada pasangan. Beberapa orang mengalami kekhawatiran ditinggalkan dan tidak mempercayai pasangan. Mereka bisa ketakutan karena mengalami penolakan.

Ciri-Ciri Posesif

Beberapa orang seringkali mengalami perubahan suasana hati. Sikap posesif bisa menjadi tanda tidak teraturnya kepribadian.

Posesif ekstrem dapat melewati batas dari kasih sayang. Contoh posesif ekstrim yaitu perilaku kasar pada pasangan dan ingin mengendalikan hubungan.

Ciri-ciri posesif pada pasangan perlu diwaspadai dari awal, karena berdampak pada hubungan dan kesehatan mental. Mengutip dari webmd.com, berikut ciri-ciri posesif:

1. Mengontrol Waktu

SIkap posesif muncul jika salah satu pasangan mulai mengontrol waktu. Menghabiskan waktu bersama pasangan memang menyenangkan. Tetapi, setiap orang membutuhkan waktu untuk bersama keluarga, bekerja, dan bertemu teman.

Salah satu ciri-ciri posesif adalah mengontrol waktu pasangan. Mereka akan mengganggu waktu lain pasangan. Contohnya dengan menelepon terus-menerus, mengirim pesan, hingga menelpon seseorang yang berada di dekat pasangan.

Hal ini bisa mengganggu waktu bersama keluarga dan teman dekat. Pasangan yang ingin mengontrol berdampak pada hubungan dan kesehatan mental seseorang.

2. Menganggu Privasi

Setiap orang membutuhkan ruang pribadi. Orang yang memiliki sikap posesif punya kecemasan tinggi pada pasangan. Mereka cenderung ingin tahu banyak dan tidak percaya pada pasangan.

Contoh sikap posesif ini yaitu memeriksa pesan di ponsel, memantau email, hingga memeriksa media sosial pasangan.

Mereka akan mencari tahu untuk menyalahkan pasangan mereka. Beberapa orang menganggap properti pribadi anda milik mereka juga.

3. Melacak Jadwal

Sikap posesif yang melewati batas yaitu melacak jadwal pasangan. Beberapa orang merasa cemas dan takut jika pasangan mereka membatalkan pertemuan karena hal lain. Mereka beranggapan pasangan akan berselingkuh atau tidak mau bertemu lagi.

4. Bergerak Terlalu Cepat

Ciri-ciri posesif lainnya yaitu pergerakan terlalu cepat dalam sebuah hubungan. Seseorang memberikan hubungan romantis hampir setiap hari. Contohnya mereka menginginkan untuk tinggal bersama setelah beberapa hari menjalin hubungan. Hal ini menjadi tanda posesif.

5. Mudah Cemburu dan Paranoid

Beberapa orang entah pria atau wanita mengalami hal ini. Mereka akan menelepon orang terdekat untuk menanyakan kabar pasangan. Mereka ingin tahun dimana dan kabar pasangannya.

Contohnya menelpon pasangan ketika sedang bekerja atau acara keluarga. Mereka mudah cemburu dan paranoid jika ada pesan dari nomor baru atau pasangan bertemu orang asing.

6. Mengontrol Apa yang Dikenakan

Salah satu tanda pasangan posesif yaitu mengontrol pakaian. Beberapa pasangan menginginkan pakaian yang pantas atau sesuai standar mereka.

Mereka memaksa pasangan tersebut untuk memakai apa yang disukai. Tanpa menanyakan pakaian tersebut disukai oleh pasangan mereka sendiri.

7. Mudah Emosi dan Manipulatif

Ciri selanjutnya yaitu sikap pasangan yang mudah kasar dan emosi. Mereka akan marah hingga melakukan perbuatan kasar pada pasangan.

Selain itu pasangan posesif cenderung melakukan tindakan manipulatif. Mereka akan meneror, mengirimkan pesan, hingga sering menelpon. Seseorang melakukan tindakan manipulatif yang menyerang psikologis pasangan.

Cara Menghilangkan Sifat Posesif

1. Mencari bantuan terapis atau psikologi

Salah satu cara menyembuhkan tekanan psikologi karena pasangan adalah pergi ke psikolog. Anda bisa menyampaikan perasaan untuk memulihkan kesehatan mental karena sikap posesif pasangan

2. Berbicara tenang pada pasangan

Ketika bertemu dengan pasangan, berbicara lebih santai dan tenang untuk menyampaikan perasaan. Cara bicara dan sikap tenang ini membuat pasangan mempercayai dan bersikap lebih baik.

3. Menjalin hubungan dengan orang lain

Tetap menjalin pertemanan dengan orang lain ketika menjalin hubungan. Sikap posesif ekstrim berdampak pada fisik dan psikologis pasangan. Jika terjadi masalah dengan pasangan, anda mendapatkan dukungan dan bantuan dari teman dan keluarga.

4. Melupakan masa lalu

Jika anda merasa ditipu dan dibohongi, cobalah untuk memulai hubungan baru. Anda bisa mencari pasangan yang lebih baik dari sikap posesif mantan. Fokuslah pada hubungan baru ini dan lupakan hubungan di masa lalu yang pahit.

5. Menjalani hidup sendiri

Sikap posesif pada pasangan berdampak pada tekanan dan kehidupan sehari-hari. Sikap posesif disebabkan karena rasa khawatir dan cemas berlebih pada pasangan.

Cobalah untuk memulai hidup anda sendiri seperti memilih hobi, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Cara ini dapat mengurangi sikap posesif sehingga anda fokus pada kehidupan sendiri.

Dalam sebuah hubungan memang penting menghabiskan waktu bersama. Tetapi, menghabiskan waktu berbeda dengan pasangan juga penting untuk anda sendiri. Fokus menjalani hidup sendiri juga lebih menarik bagi pasangan anda.