Yogyakarta dikenal dengan keberagaman makanan tradisionalnya. Tak hanya itu, beberapa makanan kering khas Jogja juga cukup diminati dan layang menjadi buah tangan ketika Anda bertandang ke Kota Gudeg ini.
Merujuk pada buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta karya Lily Arsanti Lestari, Puspita Mardika Lestari, Fasty Arum Utami, makanan tradisional adalah produk makanan dari suatu daerah yang dibuat secara tradisional, dalam arti proses pembuatannya menggunakan alat sederhana.
Umumnya, makanan tradisional menggunakan bahan-bahan lokal dengan biaya relatif terjangkau. Selain itu, para pembuatnya tidak memerlukan kualifikasi atau keterampilan khusus.
Makanan tradisional juga cenderung menggunakan resep yang diwariskan secara turun-temurun. Hal itu demi menjaga kekhasan cita rasa dari makanan yang dibuat. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang masih menjaga kekhasan tersebut.
Di antara daftar makanan yang banyak dijual di Jogja, ada beberapa makanan kue-kue khas Yogyakarta yang disajikan dalam keadaan kering. Anda dapat membelinya dan membuatnya sendiri di rumah, berikut daftarnya:
1. Ampyang
Makanan kering khas Jogja pertama adalah ampyang. Kuliner bertekstur garing ini terbuat dari kacang tanah yang diberi campuran gula jawa. Rasa dari ampyang adalah perpaduan manis dan gurih.
Apablia Anda ingin membuatnya sendiri di rumah, dapat menggunakan bahan sebagai berikut:
- 150 gram kacang tanah dengan kualitas baik
- 125 gram gula merah, disisir
- 75 gram gula pasir
- 75 ml air
- Satu sendok makan air jahe parut
- Daun pisang untuk alasnya
Setelah terkumpul semua bahan,sangrai kacang tanah sampai matang. Kemudian, masak gula merah, gula pasir dan campuran air jahe. Setelah tercampur semua, masukkan kacang tanah lalu aduk rata. Bila semua telah terkumpul, ambil sesendok adonan ke atas daun pisang, ratakan dan diamkan hingga mengering.
2. Geplak
Kabupaten Bantul juga menyajikan makanan kering khas Jogja. Makanan ini terdiri dari kombinasi parutan kelapa dan gula pasir atau gula jawa, dengan rasa manis. Selain itu, ada yang menyebutnya sebagai makanan khas Betawi apabila dicampur dengan bahan berupa tepung beras dan daun jeruk purut.
Pada umumnya, olahan geplak dikerjakan dalam skala rumah tangga. Selanjutnya, jenis penganan ini berkembang luas seiring permintaan pasar di sekitar Yogyakarta bahkan di seluruh Nusantara.
3. Peyek Mbok Tumpuk
Tak seperti peyek pada umumnya, peyek Mbok Tumpuk memiliki ciri khas ukuran yang tebal dan mirip kumpulan peyek tipis yang disatukan menjadi tebal. Itu yang menyebabkan panganan ini diberi nama Peyek Mbok Tumpuk.
Apabila Anda berminat, peyek ini bisa ditemui di sekitaran Terminal Jalan Urip Sumoharjo, Bantul. Biasanya, setiap setengah kilogram peyek dibanderol seharga Rp 20 ribu.
Bukan hal yang mudah untuk membuat peyek Mbok Tumpek. Anda perlu melalui proses menggoreng berulang kali, hingga minimal tiga kali proses. Hal itu dilakukan agar bisa mendapatkan kematangan yang maksimal.
4. Banjar dan Ukel
Makanan kering khas jogja yang terakhir adalah banjar dan ukel. Secara spesifik, makanan ini berasal dari Kotagede Yogyakarta. Adapun cita rasa banjar dan ukel adalah manis yang berasal dari gula asli dan tanpa bahan pengawet. Proses pembuatannya mirip dengan kipo, yangko, dan legomoro yang berbahan dasar ketan, banjar dan ukel terbuat terbuat dari perpaduan tepung, telur, gula, santan dan garam.
Perbedaan kedua panganan ini, yaitu banjar masih berupa adonan tepung ketan yang sudah matang dengan cita rasa original. Sementara itu, ukel adalah kue banjar yang telah diberi finishing alias sentuhan akhir berupa baluran gula halus.
Disebutkan dalam website resmi Dinas Pariwisata Jogjakarta, makanan ini sudah menjadi suguhan warga Jogja sejak 1960 dan masih bertahan hingga kini. Jika diperhatikan, bentuk makanan kering khas Jogja ini mirip dengan donat.
Untuk proses pembuatan kue banjar dan ukel cukup sederhana. Kue banjar dibuat dengan mencampurkan tepung bersama garam, serta telur sampai rata. Kemudian, masukkan santan sambil diaduk hingga adonan bisa dipulung atau dibentuk.
Selanjutnya, ambil adonan secukupnya, pilin hingga menjadi 8 sentimeter, serta bentuk adonan seperti angka delapan yang memiliki dua lubang. Jika sudah selesai dibentuk, masukkan adonan pada minyak dingin di atas wajan.
Tahap berikutnya, hidupkan kompor dengan api kecil, diamkan hingga minyak panas. Saat kue sudah mengembang, aduklah secara perlahan agar panasnya merata, masak sampai kue setengah matang. Lalu, pindahkan lagi pada wajan berisi minyak panas. Goreng terus menerus sampai matang dan warnanya agak kuning keemasan lalu angkat dan tiriskan.
Demikianlah empat makanan kering khas Jogja yang bisa Anda nikmati selagi berlibur atau menjadi oleh-oleh bila berlibur. Selain di Jogja, makanan tersebut juga sudah banyak dijual secara daring atau mudah ditemukan secara online.