Menilik Sejarah Sumpah Pemuda Mulai 1928

Kemdikbud
Sejarah Sumpah Pemuda
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
28/10/2022, 11.35 WIB

Menjadi salah satu sejarah besar, Sumpah Pemuda selalu diperingati pada 28 November setiap tahunnya. Momen tersebut merupakan titik balik dan bentuk gebrakan dari pemuda Indonesia.

Untuk meningkatkan rasa cinta akan Tanah Air, maka penting untuk mengetahui sejarah Sumpah Pemuda. Perlu diketahui bahwa sejarah ini terbentuk atas dua kongres yang dilaksanakan pada 1928. 

Awal Sumpah Pemuda

Semua bermula pada Kongres Pemuda II yang diinisiasi oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Pergelaran tersebut dihadiri oleh pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai penjuru.

Adapun pergerakan pemuda tersebut diikuti berbagai kelompok remaja saat itu, seperti Jong Bataks Bonds, Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun dan Pemuda Kaum Betawi.

Kongres Pemuda II tersebut berhasil mengadakan tiga rapat dengan rumusan Sumpah Pemuda. Diadakan selama dua hari, berikut ini adalah hasil rapat tersebut. Kongres dipimpin oleh Soegondo Djojopuspito.

Singkatnya, Soegondo termasuk ke dalam pahlawan nasional yang berasal dari Jawa Timur. Soegondo merupakan pemuda teladan yang dipilih langsung oleh Mohammad Hatta sebagai ketua Persatuan Pemuda Indonesia di Belanda. Mewakili gerakan kepemudaan tersebut, dirinya memimpin kongres dengan khidmat hingga Sumpah Pemuda tercetus. Tak lupa dengan tokoh lain yang turut membantu.

Selain itu juga hadir Mohammad Yamin yang menjadi wakil ketua. Mewakili Jong Sumatranen, Mohammad Yamin menyampaikan gagasan-gasan hebatnya terkait kebangsaan dan pendidikan. Mohammad Yamin berperan besar dalam penyusunan teks Sumpah Pemuda. Dengan lantang, ia juga yang bertekad untuk menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Runutan Proses Penyusunan Teks Sumpah Pemuda

Melansir dari situs Gramedia, berikut ini adalah rangkumannya:

1. Rapat Pertama

Diketahui bahwa rapat ini diselenggarakan pada Sabtu, 27 Oktober 1928. Tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Benteng. Pada momen ini, Mohammad Yamin menjabarkan tentang keterkaitan pemuda dan persatuan.

Mohammad Yamin juga menjelaskan adanya lima faktor yang dapat memperkuat persatuan Indonesia. Di antaranya adalah sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemauan. Pada rapat ini Soegondo Djojopuspito juga menyampaikan harapannya agar kongres dapat menjadi penguat persatuan pemuda.

2. Rapat Kedua

Rapat kali ini diadakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Kali ini, banyak membahas tentang pendidikan. Ada pun yang terlibat adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. Mereka setuju bahwa setiap orang patut mendapat pendidikan kebangsaan.

3. Rapat Ketiga

Dilaksanakan pada Minggu, 28 Oktober 1928. Tepatnya di hari yang sama dengan rapat kedua, namun di tempat yang berbeda. Kali ini, diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Keramat. Soenario turut menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.

Halaman: