Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai melonjaknya kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh. Dilansir dari Cleveland Clinic, hal tersebut terjadi lantaran tubuh tidak mengolah glukosa secara maksimal dan menggunakannya sebagai energi.
Ketidakmampuan tubuh mengolah glukosa tentunya menyebabkan gula darah menumpuk secara berlebihan pada aliran darah. Tingginya kadar glukosa darah dapat merusak pembuluh darah kecil organ tubuh.
Gejala Diabetes
Sayangnya, banyak orang terlambat menyadari bahwa dirinya terkena diabetes. Padahal semakin cepat menyadari gejala diabetes, akan semakin besar peluang terhindar dari komplikasi diabetes.
Dikutip dari laman hellosehat.com, berikut gejala diabetes yang harus Anda waspadai.
1. Sering Buang Air Kecil
Sering buang air kecil merupakan salah satu gejala diabetes. Gejala ini semakin kuat menandakan diabetes jika terjadi di malam hari, bahkan hingga membuat Anda sering terbangun tengah malam untuk ke toilet.
Dalam dunia medis, ciri-ciri diabetes yang ini disebut poliuria. Diabetes cenderung sering buang air kecil karena gula darahnya sudah terlalu tinggi (hiperglikemia).
Idealnya, gula darah akan disaring oleh ginjal dan diserap kembali ke dalam darah. Akan tetapi, kadar gula sudah terlalu tinggi membuat ginjal tidak bisa menyerap semua gula darah.
Akibatnya, urine yang terbentuk di dalam ginjal akan mengandung banyak gula. Selain itu, kadar gula yang tinggi meningkatkan tekanan osmotik urine.
Urine pun menarik lebih banyak air untuk menyeimbangkan konsentrasinya. Hal tersebut menyebabkan volume urine bertambah banyak, sehingga diabetes dan kerap buang air kecil.
2. Cepat Lapar
Cepat lapar merupakan gejala diabetes yang sangat umum, tapi sering disepelekan. Kondisi ini biasanya terjadi saat pengidap diabetes baru saja makan berat.
Di dalam tubuh, makanan diubah menjadi glukosa. Glukosa kemudian akan digunakan sebagai sumber energi bagi setiap sel, jaringan, dan organ tubuh Anda.
Nah, hormon insulin bertanggung jawab untuk menjalankan proses ini. Pada diabetes, terjadi masalah dengan produksi insulin atau kemampuan tubuh dalam merespons insulin.
Akibatnya, proses perubahan glukosa menjadi energi pun terhambat. Kebutuhan energi Anda jadi tidak terpenuhi, sekalipun sudah makan.
Tubuh yang “merasa” belum mendapat energi akan mengirimkan sinyal untuk kembali makan. Dalam dunia medis, gejala diabetes ini disebut polifagia.
Ciri khasnya ialah rasa lapar yang berlebihan atau peningkatan nafsu makan yang tidak biasa.
3. Mudah Haus
Selain sering buang air kecil, gejala diabetes yang khas adalah gampang haus atau polidipsia. Rasa haus ini berbeda dengan haus biasanya karena tidak akan hilang meski Anda sudah minum.
Pada kondisi normal, gula di dalam darah akan disaring ginjal dan diserap kembali ke dalam darah. Namun, jika kadar gula darah sangat tinggi, ginjal tidak dapat menyerap seluruh gula, sehingga gula akan menumpuk di dalam urine.
Urine yang tinggi kadar gulanya akan mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, sehingga menarik molekul air lebih banyak. Seiring waktu, komponen air yang tertarik ke dalam urine akan semakin banyak dan frekuensi kencing terus meningkat.
Kedua kondisi tersebut lalu menyebabkan dehidrasi sehingga tubuh mengirimkan sinyal haus ke otak. Pada kondisi ini, pengidap diabetes akan menjadi haus dan lebih banyak minum.
4, Berat Badan Turun Secara Drastis
Berat badan yang turun drastis bisa menjadi gejala diabetes tahap awal. Menurut laman Cleveland Clinic, berat badan dikatakan turun drastis jika penurunannya kira-kira telah lebih dari 5% berat badan total Anda.
Normalnya, tubuh akan menggunakan glikogen (glukosa) sebagai sumber energi. Namun, karena masalah insulin tak mampu memproses perubahan glukosa menjadi energi, tubuh mulai “mencari” sumber lain dari tubuh, yaitu lemak dan protein.
Tubuh akan terus berusaha memecah lemak dan otot untuk dijadikan energi. Proses pemecahan otot dan lemak inilah yang membuat Anda mengalami penurunan berat badan dan membuat diabetes menjadi kurus.
Perlu diketahui bahwa otot yang ada di dalam tubuh Anda menyumbang berat badan rata-rata pada pria sebanyak 45%, sementara pada wanita 36 persen. Oleh karena itu, hilangnya massa otot akan berdampak besar pada berat badan total.
5. Kulit Kering
Penderita sering mengalami gejala kulit gatal dan kering akibat diabetes, bersisik, atau pecah-pecah. Menurut American Diabetes Association, 1 dari 3 orang akan mengalami gejala diabetes seperti kulit kering dan gatal.
Ini menunjukkan bahwa masalah pada kulit menjadi gejala diabetes yang umum. Kondisi ini terjadi karena tubuh Anda kehilangan banyak cairan lewat urine.
Akibatnya, kulit pun jadi kehilangan kelembapan alaminya. Di samping itu, kulit gatal karena diabetes bisa terjadi akibat berkurangnya fungsi saraf dan terhambatnya sirkulasi darah.
Gula darah yang tinggi akan memengaruhi cara kerja sistem saraf dan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak zat sitokin. Sitokin merupakan protein kecil yang membantu penghantaran sinyal antarsel.
Produksi sitokin yang berlebihan dapat membuat kulit meradang, kering, gatal, dan pecah-pecah. Diabetes juga bisa menimbulkan gejala lain berupa bercak hitam pada kulit (akantosis nigrikans).
Kondisi ini terjadi karena kadar insulin yang tinggi memicu produksi pigmen secara berlebihan. Alhasil, kulit tampak lebih gelap, menebal, atau bersisik.
6. Gangguan Penglihatan
Kemampuan penglihatan memang terus menurun seiring bertambahnya usia. Namun, kadar gula darah cenderung tinggi yang disertai gangguan penglihatan perlu Anda waspadai.
Gejala diabetes yang berhubungan dengan gangguan penglihatan yaitu mata kabur, buram, atau keruh. Keluhan seperti ini yang terjadi sejak usia muda bisa menjadi tanda komplikasi diabetes tipe 1.
Tingginya glukosa darah pada diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf serta perdarahan pada pembuluh mata. Kondisi ini akan mengganggu pengiriman informasi dan sinyal dari retina mata ke otak.
Lama-kelamaan, kerusakan saraf di sekitar mata akan menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan secara drastis. Dalam kasus yang parah, komplikasi mata akibat diabetes juga bisa menyebabkan katarak, glaukoma, bahkan kebutaan.
7. Kerap Kesemutan
Gejala diabetes lain yang cukup umum adalah kesemutan, kebas, atau sensasi dingin menggelitik pada kaki. Tak hanya itu, diabetes juga bisa terlihat dari mudahnya terjadi pembengkakan pada kaki dan tangan.
Memang ada banyak faktor yang menjadi penyebab kesemutan. Namun, dalam banyak kasus, kesemutan di tangan maupun kaki yang berlangsung lama dan berulang bisa menandakan kerusakan saraf akibat penyakit sistemik seperti diabetes.
Dalam istilah medis, diabetes yang mengakibatkan kerusakan saraf ini disebut dengan neuropati perifer (neuropati diabetik). Seiring waktu, gejala neuropati perifer pada pasien diabetes dapat memburuk, mengakibatkan penurunan gerak, bahkan kecacatan.
Sekitar 2 dari 3 orang yang terkena kencing manis mengalami gejala ini karena adanya kerusakan saraf, baik ringan hingga parah. Gejala ini biasanya terjadi pada seseorang yang sudah mengalami penyakit gula selama 5 tahun atau lebih.
8. Luka yang Sulit Sembuh
Infeksi, bekas gigitan serangga, memar, atau luka diabetes yang tak kunjung sembuh bisa jadi salah satu gejala diabetes. Ini karena gula darah yang tinggi menyebabkan dinding pembuluh darah arteri menyempit dan mengeras.
Akibatnya, aliran darah kaya oksigen dari jantung menuju seluruh tubuh jadi terhambat. Padahal, bagian tubuh yang mengalami luka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah supaya lekas sembuh.
Sel-sel tubuh pun kesulitan untuk memperbaiki jaringan dan saraf yang rusak. Hasilnya, penyembuhan luka terbuka para diabetes cenderung lebih lambat.
Ditambah lagi, tingginya kadar gula darah membuat sel tubuh yang bertugas untuk menjaga sistem imun menjadi lemah. Dampaknya, luka sedikit saja bisa berkembang menjadi infeksi parah yang sulit diobati.
9. Lemas dan Sakit Kepala
Pengidap diabetes tahap awal biasanya mengeluhkan gejala sakit kepala, badan lesu, dan tidak bertenaga. Ada dua faktor penyebab gejala-gejala ini, yaitu kadar gula darah yang terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia).
Selain akibat ketidakseimbangan glukosa darah, keluhan lemas dan sakit kepala juga bisa muncul karena insulin tidak bekerja dengan efektif atau produksi insulin mengalami gangguan.
Tubuh memerlukan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi bagi sel-sel tubuh. Jika fungsi atau produksi insulin terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh dan malah menumpuk dalam darah.
Alhasil, sel tubuh tidak menerima asupan energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Anda pun merasa lemas, lesu, dan tidak bertenaga, terutama beberapa saat setelah makan.
10. Infeksi Jamur atau Bakteri
Pengidap diabetes pada umumnya memang rentan terkena berbagai jenis infeksi. Tidak hanya infeksi bakteri dari luka yang susah sembuh, tapi juga infeksi jamur.
Pada wanita, gejala diabetes bisa diawali dengan infeksi jamur pada vagina. Gejalanya bisa meliputi gatal, nyeri, keputihan, dan rasa sakit saat berhubungan seks.
Infeksi vagina ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur candida. Hal ini terjadi karena kadar glukosa darah yang tinggi menghambat sistem kekebalan tubuh dalam melawan bakteri dan jamur penyebab penyakit.
Ditambah lagi, gula darah yang tinggi juga membantu pertumbuhan kuman-kuman tersebut. Bakteri dan jamur juga mendapatkan energi tambahan untuk menyebar dan menyerang ke bagian tubuh yang lain.
Itu sebabnya pengidap diabetes dapat mengalami infeksi pada berbagai bagian tubuhnya, baik yang tampak dari luar maupun tidak.