4 Ciri Darah Rendah, Cara Mengatasi hingga Mewaspadai Penyebabnya

Unsplash/Mockup Graphics
Ilustrasi pengukuran tekanan darah
Penulis: Tifani
Editor: Intan
17/1/2023, 20.22 WIB

Tekanan darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah seseorang di bawah batas normal. Saat tekanan darah seseorang di bawah normal terjadi, organ jantung tidak dapat memasok darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh.

Dikutip dari laman Halodoc.com, saat darah mengalir melalui pembuluh arteri, darah memberikan tekanan pada dinding pembuluh darah tersebut. Tekanan darah rendah menandakan bahwa organ-organ penting dalam tubuh, seperti jantung dan otak tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup.

Ciri Darah Rendah

Ketika organ tubuh tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup, nutrisi-nutrisi penting tidak akan sampai pada organ-organ dalam tubuh. Akibatnya, sejumlah organ dalam tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, serta organ-organ penting lainnya tidak dapat berfungsi dengan baik.

Dalam kasus yang parah, pengidap hipotensi bisa saja mengalami kerusakan organ secara permanen. Jika tidak dideteksi secepat mungkin dan ditangani dengan baik, tekanan darah rendah akan sulit kembali normal.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya, berikut ciri-ciri darah rendah untuk deteksi dini:

1. Pusing dan Sakit Kepala

CARA MEREDAKAN SAKIT KEPALA (pexels)

Ciri-ciri darah rendah yang satu ini dapat terjadi karena darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup menuju otak. Akibatnya, pengidap hipotensi akan merasa pusing, bahkan bisa saja mengalami pingsan secara tiba-tiba.

2. Pandangan Kabur

Ciri darah rendah selanjutnya adalah penglihatan yang tiba-tiba menjadi kabur selama beberapa saat, kadang berulang kali. Hal tersebut dapat terjadi karena duduk terlalu lama, kemudian berdiri.

Jika dibiarkan saja, kondisi tersebut dapat mengganggu keseimbangan pengidapnya. Pandangan kabur juga dapat terjadi karena berdiri yang terlalu lama.

3. Wajah Terlihat Pucat

Pengidap hipotensi akan terlihat pucat, dingin, denyut nadi lemah atau tidak stabil, karena sedikitnya suplai darah menuju otak. Tubuh juga akan terasa dingin, karena suplai darah lambat dan tidak sampai ke jaringan tepi pada tubuh.

Rasa dingin karena tidak cukupnya pasokan darah dalam tubuh biasanya akan menjalar dari kaki, tangan, telinga, atau bibir yang terlihat membiru. Gejala biasanya dibarengi dengan keringat berlebih.

4. Perut Terasa Mual

Mual biasanya menyerang tiba-tiba dan terjadi secara berulang. Tubuh pun akan merasa kelelahan dan lemas, serta tidak bertenaga.

Dalam kasus yang parah, pengidap bahkan tidak mampu untuk menopang kedua kaki. Hal tersebut dapat terjadi karena tidak cukup energi yang dibawa darah menuju otak, organ-organ dalam tubuh, dan kulit.

Cara Mengatasi dan Pengobatan Darah Rendah

Dikutip Mayoclinic.org, ada empat cara yang dapat digunakan untuk hal tersebut. Berikut ini penjelasannya:

1. Penggunaan Garam yang Lebih Banyak

Para ahli merekomendasikan penggunaan garam lebih banyak karena garam atau sodium dapat meningkatkan tekanan darah secara drastis. Hal ini tentunya tak berlaku untuk pemilik darah tinggi yang justru perlu menurunkan tekanan darah.

Meskipun begitu, penting untuk mengontrol penggunaan garam karena terlalu banyak garam menyebabkan gagal jantung, terutama untuk orang yang lebih tua.

2. Meningkatkan Konsumsi Air

Ilustrasi Konsumsi Air Putih untuk pola makan diet sehat (Katadata)

 

Air atau cairan dapat meningkatkan volume darah dan menghindarkan diri dari dehidrasi yang penting dalam mengobati hipotensi,

3. Mengenakan Stoking Kompres

Stoking kompres disebut juga sebagai stoking penyangga, yaitu stocking elastis yang biasa digunakan untuk meredakan nyeri dan pembengkakan varises.

Stoking ini dapat meningkatkan aliran darah dari kaki ke jantung. Namun, sejumlah orang juga lebih menyarankan pengikat perut elastis.

4. Obat-obatan

Obat fludrokortison merupakan salah satu obat yang mengobati tekanan darah rendah jika terjadi saat berdiri atau disebut juga sebagai hipotensi ortostatik.

Obat ini mampu meningkatkan volume darah. Jika memiliki hipotensi ortostatik kronis (jangka panjang), obat yang dapat digunakan adalah midodrine (Orvaten) yang mampu mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk mengembang.

Penyebab Darah Rendah

Sejumlah kondisi medis dapat menyebabkan tekanan darah rendah, setidaknya ada enam penyebab darah rendah menurut Mayoclinic.org, yaitu:

1. Kehamilan

Ilustrasi kehamilan (Unsplash/Bree Evans)

 

Saat kehamilan terjadi, pembuluh darah dapat melebar dengan cepat. Hal ini menyebabkan tekanan darah turun. Biasanya, darah rendah terjadi selama 24 minggu pertama kehamilan dan kembali ke semula setelah melahirkan.

2. Kondisi Jantung dan Katup Jantung

Umumnya, penyakit seperti serangan jantung, dan bradikardia (katup dan denyut jantung yang sangat rendah) dapat menyebabkan rendahnya tekanan darah.

3. Penyakit Hormon (Gangguan Endokrin)

Kondisi medis ini memengaruhi kelenjar paratiroid atau adrenal yang menyebabkan tekanan darah turun. Selain itu, hipoglikemia atau gula darah rendah dan diabetes juga mampu menyebabkan tekanan darah rendah.

4. Dehidrasi

Jumlah atau volume darah dalam tubuh dapat menurun jika tubuh tidak memeroleh kadar air yang cukup. Akibatnya, tekanan darah pun menjadi turun.

Dehidrasi ini tidak hanya disebabkan oleh kurangnya minum air, tetapi juga disebabkan oleh demam, muntah, diare parah, berlebihan dalam menggunakan diuretik, dan berolahraga berat.

5. Kehilangan Darah

Kondisi medis satu ini biasanya terjadi karena cedera atau pendarahan internal yang mengakibatkan kehilangan banyak darah hingga mengurangi volume darah. Hasilnya, terjadi penurunan tekanan darah yang cukup parah.

6. Septikemia (Infeksi Parah)

Ketika infeksi dalam tubuh memasuki aliran darah, penurunan tekanan darah dapat terjadi. Hal ini mampu mengancam jiwa yang disebut sebagai septic shock (shock septic).