Semua hewan pada umumnya memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan agar bisa bertahan hidup. Selain itu, hewan juga memiliki kemampuan tertentu untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan yang ada di alam bebas.
Salah satu kemampuan tersebut yaitu ekolokasi yang hanya dimiliki oleh beberapa hewan tertentu untuk bertahan hidup di lingkungannya. Lalu, apa itu ekolokasi dan bagaimana cara kerjanya? Untuk mengetahui hal ini, simak pembahasannya berikut ini.
Pengertian Ekolokasi
Berdasarkan penelitian dari Encyclopedia of Marine Mammals (Second Edition), ekolokasi adalah proses di mana hewan kemudian memperoleh penilaian. Dalam hal ini, hewan akan memancarkan suara serta mendengarkan gema sebagai suatu gelombang suara yang memantulkan objek yang berbeda ke lingkungan sekitarnya.
Sementara itu, dikutip dari KBBI, ekolokasi adalah kemampuan makhluk hidup, terutama hewan, dalam mengeluarkan bunyi dan menangkap kembali pantulan bunyi dari objek-objek yang ada disekitarnya, berfungsi sebagai alat navigasi.
Dengan demikian, hewan yang memiliki kemampuan ini dapat melakukan identifikasi terhadap objek dan menavigasi lingkungan di sekitarnya tanpa melihat.
Cara Kerja Ekolokasi
Dilansir dari laman National Geographic, ekolokasi dapat bekerja karena adanya sumber-sumber yang menghasilkan gelombang suara dengan frekunsi 20.00 Hz. Sumber suara ini disebut dengan bunyi ultrasonik.
Kemudian bunyi ultrasonik yang merambat melalui udara atau air akan mengenai suatu objek di sekitarnya dan memantul kembali. Hewan yang mengeluarkan bunyi tersebut kemudian akan merasakan durasi waktu yang memisahkan agama yang berurutan serta akan mengetahui jarak dengan objek-objek yang sudah terkena gelombang tersebut.
Semakin cepat gema yang diterima maka gerak hewan dengan objek semakin dekat. Namun jika semakin lama diterima jarak hewan dengan objek masih jauh.
Ketika objek bergerak, hewan tersebut juga melakukan deteksi sesuai suara yang dipantulkan. Oleh karena itu, kemampuan ekolokasi ini menjadi salah satu cara hewan tertentu untuk berkelana, mencari mangsa, atau menghindari dari predator.
Contoh Hewan dengan Kemampuan Ekolokasi
Kemampuan ekoloaksi merupakan kemampuan khusus yang hanya dimiliki beberapa hewan. Berikut ini penjelasan mengenai lima hewan yang memiliki kemampuan ini.
1. Kelelawar
Salah satu hewan yang terkenal memiliki kemampuan ini adalah kelelawar. Sebagai makhluk yang aktif di malam hari (nokturnal), kelelawar menggunakan kemampuan ini untuk bisa mengidentifikasi objek di sekitarnya di kondisi malam hari yang gelap.
Selain itu, kelelawar juga menggunakan sonar bawaannya untuk menjadi alat navigasi agar bisa mengejar mangsa yang terbang cepat di malam hari. Kebanyakan kelelawar seperti kelelawar kecil Daubenton bisa mengeluarkan suaea di atas jangkan pendengara manusia (gelomang ultasonik) dengan cara mengencangkan otot laring mereka.
Bahkan, gelombang suara yang dikeluarkan ini akan diterima kembali oleh kelelawar untuk mendapatkan informasi tentang ukuran, tekstur, jarak, serta arah dari mangsa mereka.
2. Burung Minyak
Burung minyak (Steatornis caripensis) merupakan jenis burung dari Amerika Serikat (AS) yang memiliki kemampuan ekolokasi. Burung ini merupakan makhluk nokturnal yang tinggal di dalam gua. Oleh karena itu, mereka menggunakan kemampuan ekolokasi untuk menavigasi lingkungan gelap gua tempat mereka bertengger.
Burung ini termasuk hewan yang sering diburu karena memiliki penampilan yang sangat gemuk. Setelah ditangkap, burung ini akan diolah menjadi minyak yang digunakan untuk memasak dan penerangan. Itulah kenapa burung ini dinamakan burung minyak.
Burung minyak juga biasanya berkumpul dalam kawanan besar yang terdiri dari beberapa ribu anggota. Mereka juga diketahui melakukan perjalanan hingga 150 mil dalam satu malam untuk mencari makanan.
Burung ini biasanya makan buah seperti alpukat dan buah sawit utuh. Mereka juga membantu menyebarkan pohon buah-buahan ini seluruh wilayah yang jauh dengan cara mendistribusikan bijinya di kotoran mereka.
3. Paus
Salah satu hewan laut yang dikenal memiliki kemampuan ini adalah paus. Hewan ini tinggal di kedalaman laut, di mana semakin dalam laut maka semakin gelap juga pencahayaannya.
Oleh karena itu, paus menggunakan kemampuan ekolokasinya yaitu mengeluarkan bunyi dengan frekuensi tinggi untuk mengidentifikasi objek di sekitarnya. Menariknya, bunyi ultrasonik yang dirambatkan melalui air lima kali lebih cepat dibandingkan dengan bunyi yang merambat melalui udara.
Paus dapat memfokuskan ekolokasi seperti pancaran sonar untuk melacak target yang bergerak cepat. Selain itu, hewan ini juga dapat memilih target tertentu dan melacaknya pada jarak yang bervariasi.
4. Lumba-lumba
Selain paus, hewan laut yang juga memiliki kemampuan ini adalah lumba-lumba. Hewan ini bernafas melalui luang yang berada di atas kepalanya. Di bawah lubang ini, terdapat kantong kecil yang berisi udara.
Lumba-lumba akan mengalirkan udara melalui kantong ini untuk menghasilkan gelombang bunyi dengan frekuensi yang tinggi. Kemudian, bunyi ini akan dipancarkan ke sekitarnya secara terputus-putus.
Gelombang bunyi ini segera memantul setelah membentur suatu objek kemudian ditangkap di bawah rahang bawah lumba-lumba. Lalu, gekombang ini akan diteruksan ke telinga lalu diterjemahkan ke otak.
Gelombang bunti ini akan memberikan informasi secara rinci tentang jarak objek dari mereka, ukuran, serta pergerakannya. Dengan demikian, lumba-lumba bisa mengetahui lokasi mangsanya.
5. Celurut
Hewan terakhir adalah celurut yang merupakan hewan pemakan serangga yang bertubuh kecil dan berpenampilan mirip dengan tikus. Hewan ini memiliki penglihatan buruk sehingga memerlukan kemampuan ekolokasi untuk mengidentifikasi objek di sekitar makanan untuk bertahan hidup.