Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Sedang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), materi merupakan substansi yang menempati ruang dan memiliki massa.
Contoh materi dalam kehidupan seharu-hari adalah kursi, meja, tempat pensil, dan masih banyak lagi. Dalam kimia, benda-benda tersebut dapat dimasukkan ke dalam konsep materi.
Sifat Materi
Mengutip laman Ruangguru.com, materi disusun oleh partikel yang lebih kecil, yakni partikel materi yang sifatnya sama dengan materi utamanya. Partikel materi tersebut meliputi, atom, ion, dan molekul.
Di samping itu, sebuah materi memiliki sifat-sifat tertentu dan bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut buku Materi Kulikuler Kimia SMP dan SMA oleh Afnidar, materi adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Istilah materi meliputi segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh serta yang tidak dapat dilihat dan disentuh. Materi disebut juga dengan zat, di mana wujud materi dapat mengalami perubahan saat menerima atau melepaskan energi (kalor) hingga menjadi wujud gas, cair, atau padat. Selain itu materi juga memiliki sifat-sifat khusus.
Menurut Ir. Omang Komarudin (2015) dalam buku Big Book Kimia SMA, sifat materi dapat dikenali sebagai berikut:
1. Sifat Fisis
Sifat fisis dapat diartikan sebagai sifat yang tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru, namun berkaitan dengan kondisi fisis zat. Contohnya adalah titik leleh, titik didih, warna, bau, kerapatan, dan masa jenis.
2. Sifat Kimia
Sifat kimia merupakan sifat yang berkaitan dengan pembentukan zat baru. Contohnya adalah Kereaktifan, mudah tidaknya terbakar, dan mudah tidaknya berkarat.
Untuk membedakan antara sifat fisis dan sifat kimia, dapat diambil contoh dari besi. Besi memiliki titik leleh sebesar 1000 C. Titik leleh tersebut disebut sebagai sifat fisika, sedangkan kemampuan besi untuk berubah menjadi karat besi disebut dengan sifat kimia.
3. Sifat Intensif
Sifat intensif materi adalah sifat materi yang tidak bergantung pada jumlah zat. Sifat intensif materi meliputi kerapatan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Contoh dari sifat insentif adalah berapapun jumlah warna dari gula pasir ia akan tetap berwarna putih.
4. Sifat Ekstensif
Sifat ekstensif adalah sifat materi yang bergantung pada jumlah zat tersebut, semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat. Sifat ekstensif materi, meliputi berat, panjang, volume, molaritas, dan normalitas.
Contoh dari sifat ekstensif adalah gula pasir yang beratnya 1000 gram jumlahnya lebih banyak dibandingkan gula pasir yang beratnya 500 gram.
Jenis-jenis Materi
Seperti penjelasan di atas, materi bisa dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut jenis-jenis materi berdasarkan komponen penyusun, seperti dikutip dari buku Super Master Persiapan AKM & SK dan Pendalaman Materi US/USP SAINTEK oleh Tim Quantum Research (2021):
1. Zat Tunggal
Zat tunggal identik dengan komposisi penyusun yang tetap. Contoh zat tunggal, yaitu unsur dan senyawa. Unsur diartikan sebagai zat tunggal yang tidak bisa lagi dibagi menjadi zat lain lewat reaksi kimia biasa. Sedangkan senyawa adalah gabungan dua unsur atau lebih dengan komposisi tetap.
2. Campuran
Campuran diartikan sebagai gabungan zat tunggal dengan komposisi yang tidak tetap. Apabila komponen tunggal dan campuran masih bisa dibedakan, maka campuran itu termasuk campuran heterogen.
Contoh campuran heterogen: Suspensi dan Koloid. Sementara itu, komponen zat tunggal yang sudah tidak bisa dibedakan lagi disebut dengan campuran homogen. Adapun yang termasuk campuran homogen adalah larutan.
Perubahan Materi
Materi juga bisa diklasifikasikan berdasarkan wujudnya. Materi dapat berubah jika melepaskan energi (kalor).
Perubahan materi dibedakan menjadi perubahan fisika dan perubahan kimia.
1. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Pada perubahan fisika, susunan komponen zat tidak berubah. Adapun contoh perubahan fisika adalah:
- Kapur barus menyublim menjadi gas
- Gandum yang digiling menjadi tepung terigu
- Benang diubah menjadi kain
2. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan jenis dan sifat materi yang berbeda dengan zat asalnya. Perubahan materi secara kimia akan menyebabkan terbentuknya zat baru.
Gejala yang menyertai terjadinya perubahan kimia adalah terjadinya perubahan warna, terjadinya endapan, terbentuk gas, dan perubahan suhu.
Contoh perubahan kimia adalah:
- Proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah karbohidrat
- Air dengan bantuan sinar matahari menjadi makanan
- Membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan yang dapat dimakan.
Perubahan fisika hanyalah sementara sedangkan perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula. Pada perubahan fisika dan perubahan kimia, berlaku hukum kekekalan massa yaitu massa zat sebelum berubah dan setelah mengalami perubahan adalah tetap.
Materi memiliki sifat dan perubahan yang beragam. Mempelajari materi dapat membuat siswa memahami materi di sekitarnya dan mengamati sifat serta perubahan yang mereka miliki.