Sifat kimia merupakan karakteristik zat yang dapat diamati mata manusia, dengan kata lain reaksi kimia yang dapat dilihat. Dikutip dari laman Ruangguru.com, sifat kimia adalah perubahan yang dialami suatu benda yang membentuk zat baru.
Sifat kimia adalah ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Berikut penjelasan contoh sifat kimia.
1. Mudah Terbakar
Contoh sifat kimia yang pertama adalah mudah terbakar, artinya ukuran atau patokaa mudah atau sulitnya sebuah zat terbakar. Dengan mengetahui sifat kimia dari bahan-bahan yang ada disekitar kita, kita dapat denggunakan bahan tersebut secara aman dan hati-hati. Adapun contoh sifat kimia mudah terbakar adalah bensin dan kertas.
2. Membusuk
Contoh sifat kimia selanjutnya adalah pembusukan atau reaksi pembusukan. Reaksi kimia ini biasanya terjadi pada makanan atau minuman.
Contoh sifat kimia ini memiliki ciri-ciri khusus, seperti makanan atau minuman berubah menjadi masam, berubah bentuk, dan berubah bau. Penyebab contoh sifat kimia ini pada makanan atau minuman adalah ragi, jamur, atau bakteri.
Dalam bidang keilmuan proses pembusuka dikenal sebagai ontolosis. Ontolosis digambarkan sebagai reaksi yang terjadi antara zat yang terkandungan dalam makanan atau minuman dengan zat yang terkadung dalam oksigen atau udara.
Pembusukan makanan menyebabkan rusaknya nilai gizi, tekstur, dan rasa makanan. Hal ini menyebabkan makanan atau minuman tidak layak dikonsumsi karena berbahaya bagi kesehatan.
Contoh nasi dibiarkan berhari-hari bereaksi dengan udara atau susu dibiarkan berhari-hari akan basi dan berubah rasa. Untuk menghindari proses pembusukan makanan bisa dilakukan dengan beberapa teknik, baik teknologi tinggi atau teknologi sederhana.
Salah satunya pengawetan makanan, yaitu upaya menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Sejumlah teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas antara lain pendinginan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, pemanisan, dan pengasinan.
3. Mudah Meledak
Hampir serupa dengan mudah terbakar, contoh sifat kimia ini terjadi karena interaksi zat yang terkandung dengan alam. Contoh zat yang mudah meledak adalah magnesium, hidrogen, dan natrium.
Sedangkan ledakan didefinisikan sebagai peningkatan volume dan pengeluarakan energi dengan cara yang berbhaya. Biasanya hal ini terjadi karena suhu tinggi dan tekanan gas secara bersamaan.
Sifat ledakan ada yang alami dan buatan. Contoh ledakan alami adalah letusan gunung berapi. Contoh ledakan buatan adalah bom.
4. Berkarat
Contoh sifat kimia berkarat atau korosi terjadi karena reaksi antara logam dan oksigen pada suatu benda. Benda berkarat sebab terjadi reaksi yang menghasilkan zat jenis baru.
Karat atau korosi adalah hasil reaksi oksidasi suatu logam. Besi mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.xH2O.
Korosi atau proses pengaratan adalah proses elektro kimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi.
Benda dapat digolongkan menjadi benda yang mudah berkarat dan benda yang tidak dapat berkarat. Benda yang mudah berkarat adalah logam seperti besi dan seng.
Benda yang tidak mudah berkarat adalah plastik dan kaca. Beberapa cara untuk menanggulangi besi atau logam lain agar tahan dari proses pengaratan antara lain:
- Melapisi besi atau logam lainnya dengan cat
- Membuat logam dengan campuran yang serba sama atau homogen ketika pembuatan atau produksi besi atau logam lainnya di pabrik
- Pada permukaan logam diberi oli atau vaselin
- Menghubungkan dengan logam aktif seperti magnesium (Mg) melalui kawat agar yang berkarat adalah magnesiumnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkarat pada tiang listrik besi atau baja. Magnesium ditanam tidak jauh dari tiang listrik
- Melakukan proses galvanisasi dengan cara melapisi logam besi dengan seng tipis atau timah.
5. Beracun
Beberapa zat memiliki sifat kimia racun, seperti insektisida, pestisida, fungisida, herbisida, dan rodentisida. Zat beracun tersebut digunakan manusia untuk membasmi hama (tikus atau serangga).
Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil bisa menimbulkan keracunan pada manusia. Umumnya zat-zat beracun (toksik) masuk lewat pernafasan atau kulit lalu beredar ke seluruh tubuh atau organ-organ tertentu. Tetapi, bisa juga zat-zat racun tersebut berakumulasi, seperti dari golongan pestisida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
6. Radioakivitas
Radioaktivitas merupakan pancaran radiasi yang terjadi secara spontan. Hal ini dilakukan oleh inti atom karena alasan tertentu.
Misalnya saja karena tidak stabil atau ingin melepaskan energi untuk beralih ke konfigurasi yang lebih stabil. Awal abad ke-20, banyak fisika modern yang dikhususkan untuk mengeksplorasi kenapa hal itu bisa terjadi.
Adapun hasilnya menunjukkan bahwa peluruhan nuklir dapat dipahami dengan baik pada tahun 1960. Di mana, emisi radiasi dari atom yang memiliki inti tidak stabil adalah sifat kimia.
Di dalam tabel periodik unsur, unsur yang tidak mempunyai isotop stabil akan dianggap radioaktif. Beberapa unsur radioaktif tersebut antara lain karbon, hidrogen, berilium, kalsium, besi, dan seng.
7. Stabilitas Kimia
Contoh sifat kimia yang satu ini ada di dalam lingkungan tertentu saja dan biasanya disebut dengan stabilitas termodinamika sistem kimia. Dimana hal itu mengacu pada stabilitas yang terjadi saat sistem kimia berada di dalam kondisi energi terendah atau dalam kondisi keseimbangan kimia dan dengan lingkungannya.
Keseimbangan tersebut akan bertahan tanpa adanya batas waktu kecuali terjadi sesuatu untuk merubah sistem tersebut. Stabilitas kimia biasanya berkaitan dengan reaktivitas kimia.
Sedangkan stabilitas kimia berkaitan dengan serangkaian kondisi tertentu. Reaktivitas merupakan ukuran seberapa besar kemungkinan sampel yang digunakan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia di berbagai macam kndisi dan seberapa cepat reaksi tersebut bisa dilanjutkan.
8. Kelarutan
Kelarutan diartikan sebagai jumlah maksimal suatu zat yang bisa larut di dalam zat lain. Hal ini merupakan jumlah maksimum zat yang terlarut dan bisa dilarutkan di dalam pelarut pada kesetimbangan yang menghasilkan larutan jenuh.
Saat kondisi tertentu sudah terpenuhi, maka zat terlarut tambahan bisa dilarutkan di luar titik kelarutan kesetimbangan, yang bisa menghasilkan solusi. Di luar kejenuhan tersebut, akan menambahkan lebih banyak zat terlarut yang tidak bisa meningkatkan konsentrasi larutan. Begitupun sebaliknya, zat yang terlarut berlebih akan mengendap dari larutan.
Di dalam kasus yang umum, zat terlarut merupakan padatan seperti gula dan garam dan pelarut merupakan cairan seperti air atau kloroform. Namun, zat terlarut atau pelarut bisa berupa gas, padatan, ataupun cairan. Pelarut dapat berupa zat murni ataupun zat campuran.
9. Bilangan Koordinasi
Di dalam kimia, kristalografi dan ilmu material, serta bilangan koordinasi disebut dengan ligancy dari pusat atom dalam molekul ataupun kristal merupakan jumlah atom, molekul , atau ison yang terikat padanya.
Ion, molekul, atau atom yang mengelilingi ion pusat disebut dengan ligan. Jumlah tersebt ditentukan sedikit berbeda untuk molekul dibandingkan untuk kristal.
Sementara itu, untuk molekul dan ion poliatomik, bilangan koordinasi suatu atom akan ditentukan hanya dengan menghtung atom lain yang terikat padanya.
Sebagai contoh yaitu [Cr (NH3) 2Cl2Br2] – mempunyai kation pusat Cr3 +, yang mempunyai bilangan koordinasi 6 dan umumnya akan digambarkan sebagai hexacoordinate.
10. Elektronegativitas
Elektronegativitas merupakan sifat dari atom yang meningkat dengan kecenderungan untuk menarik elektron dari sebuah ikatan. Apabila dua atom yang saling terikat memunyai nilai keelektronegatifan yang sama, maka mereka akan berbagi elektron secara merata di dalam ikatan kovalen.
Umumnya, elektron yang ada di dalam ikatan kimia lebih tertarik di suatu atom yang lebih elektronegatif dibandingkan yang lain. Hal itu akan menghasilkan ikatan kovalen polar.
Apabila nilai keelektronegatifan sangat berbeda, maka elektron tidak akan dibagikan sama sekali. Di dalam satu atom pada dasarnya akan mengambil elektron ikatan dari atom lainnya dan kemudian membentu ion.
Misalnya saja yaitu atom klor yang mempunyai elektronegatifan yang lebih tinggi dibandingkan dengan atom hidrogen. Hal ini menyebabkan elektron ikatan tersebut aka lebih dekat pada Cl dibandingkan ke H dalam molekul HCl.
Di dalam molekul O2, kedua atom mempunyai elektronegativitas yang sama. Oleh karena itu, elektron yang ada di dalam kovalen akan dibagi secara merata antara dua atom oksigen.